Ustad Miftah : Diskomunikasi Kolonialisme




Bicara kolonialisme  bila dikaitkan dengan isu yang sedang hangat terkait pembicaraan dari salah satu gubernur terpilih Anies Baswedan yang menyatakan dalam pidatonya "Karena itu bila kita merdeka maka janji-janji itu harus terlunaskan bagi warga Jakarta. Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan. Kini telah merdeka, kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri".

Sebenarnya ini adalah kesalah pahaman anatara Anies Baswedan dengan masyarakatnya. Yang menimbulkan perbincangan dimana-mana, sehingga memang kalau dipikirkan kembali akan berdampak dan berkaitan dengan masalah keyakinan, ekomoni, politik dan kesenjangan sosial lainnya, seperti hal layaknya pada saat kolonialisme dulu.

Kalau kita melihat dari sudut pandang masyarakat awam sebenarnya ini tidak perlu diperbesar-besarkan, karena memang sekarang bukanlah yang dulu lagi, Anies Baswedan seperti belum move on dari jaman penjajahan dahulu. Meski memang sekarang kita sedang di jajah dalam segi keyakinan dan ekonomi, isalam meyakini bagi mulah agamamu dan bagikulah agamaku, jangan sampai dalam satu negera kita masih terpecah belah akibat banyaknya penjajah berupa paham dari luar. Begitupun dengan ketimpangan sosial yang semakin mencekam dinegeri ini terutama dengan mereka keturunan China, yang kuat tuk bertahan yang lemah semakain berantakan, mungkin ini yang dirasakan bangsa indonesia kalai ini.

Dengan adanya kejadian ini, gairah keagamaan yang harus semakin meningkat para ustad dan masyarkat harus saling bersinergis dan semangat dalam syiar islam, jangan sampai kita di jajah kembali seperti halnya pada jaman kolonialisme, aqidah dan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT, harus dijaga dan di bina dengan baik.

Kesenjangan ekonomi yang dirasakanpun haruslah di perbaiki, tata kembali ekonomi yang saat ini antara pribumi dan non pribumi haruslah merata agar tidak ada kesenjangan diantara mereka.

Reporter : Muhamad Nursubanudin Alwi

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024