Bersinergi Perbaiki Citra Universitas Dengan Prestasi

Oleh: Abiyyu Ghulman Gunawan

Mencuatnya kasus plagiarisme rektor Universitas Negri Jakarta (UNJ) menjadi tamparan keras bagi dunia akademik di Indonesia.Pasalnya kegiatan plagiarisme bukanlah kegiatan yang pantas dilakukan oleh seorang pemimpin Perguruan Tinggi .Harusnya, figur seorang pemimpin yang mana mahasiswa dan masyarakat sering menyebutnya dengan sebutan Rektor adalah teladan bagi semua mahasiswanya.

Kegiatan plagiarisme atau lebih dikenal dengan kegiatan menjiplak karya orang lain ini sangat tidak dibenarkan oleh siapapun.Kegiatan Plagiarisme sangat jelas merupakan tindakan yang melanggar moral dunia akademik,dan mirisnya kegiatan ini dilakukan oleh seorang pemimpin perguruan Tinggi.Bisa dibayangkan jika kegiatan plagiarisme ini  diturunkan kepada semua mahasiswa,tentu hal ini akan memperburuk dinamika pendidikan serta memberikan citra buruk bagi Universitas Negeri Jakarta sebagai salah satu Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia.
Terbongkarnya kasus ini membuat Menteri Riset,Teknologi,dan Pendidikan Tinggi (menrisetdikti) Muhammad Nasir memberhentikan Djaali sebagai Rektor UNJ.Pemberhentian adalah hal yang pantas,karena yang bersangkutan telah melanggar norma-norma pendidikan dan mencoreng nama baik serta memperburuk citra Universitas dimata masyarakat.

Dampak dari kasus plagiarisme ini tidak bisa dihindari.Dampak negatif begitu terasa oleh semua civitas akademik UNJ,terutama masalah harga diri Universitas yang tercoreng dimata masyarakat umum.Hal ini berdampak juga pada pertanyaan masyarakat tentang kualitas sistem akademik UNJ yang kapabilitasnya dipertanyakan.Keraguan masyarakat terhadap kampus ini tidak bisa dihindari setelah kasus plagiarisme Rektor kampus ini muncuat ke publik.

Kasus ini bukan mencoreng muruah UNJ semata, kasus ini mencoreng harga diri serta citra baik Universitas dan rektor seluruh Indonesia.Tugas untuk mengembalikan nama baik Universitas bukan tugas UNJ saja, tetapi tugas seluruh civitas akademik khususnya para rektor yang memimpin Universitas-Universitas di indonesia,agar tidak melakukan hal serupa.Oleh karena itu pihak-pihak yang terlibat dalam dunia akademisi khususnya tingkatan Perguruan Tinggi harus bersinergi dalam mengembalikan citra baik Universitas di masyarakat.

Salah satu cara memperbaiki citra baik dan mengembalikan harga diri Universitas adalah dengan mengukir prestasi baik dari tingkatan mahasiswa maupun dari kampus itu sendiri.Dikarenakan tolak ukur baik atau buruknya suatu kampus bisa dilihat dari mahasiswanya.Mahasiswa adalah refleksi nyata dari buah sistem pengajaran dan pendidikan.Semakin berprestasi mahasiswa di suatu Universitas ,maka prestasi tersebut bukan hanya mengharumkan nama mahasiswa itu sendiri tetapi akan berefek pada almamaternya.

Menurut saya bentuk-bentuk kontribusi mahasiswa dalam mengembalikan citra baik serta harga diri almamaternya bisa dengan cara mengukir prestasi di internal kampus atau di luar kampus khususnya di bidang akademik,olahraga,seni,dan yang paling penting adalah kontribusinya terhadap masyarakat sekitar.Masih banyak hal yang bisa dilakukan oleh mahasiswa dalam mengangkat harga diri almamaternya yang sempat jatuh,namun hal itu tidak akan terwujud tanpa ada gerakan massiv dari semua mahasiswa yang bersangkutan.

Kembali lagi ke persoalan UNJ,yang mana tercorengnya harga diri kampus akibat kasus plagiarisme  ini dapat dipulihkan dengan melibatkan seluruh mahasiswa UNJ untuk bersinergi dalam hal mengukir prestasi disegala bidang, baik akademik atau non-akademik.Yang terpenting adalah mahasiswa UNJ bisa berprestasi dan memberikan hal positif terhadap masyarakat,agar citra buruk yang sempat melekat bisa dihilangkan oleh prestasi-prestasi dan kontribusi nyata untuk masyarakat.


Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN SGD Bandung

(Tulisan Ini Pernah dimuat di Media Indonesia tanggal 5 Oktober 2017)

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023