Kikis Kekerasan Di Masyarakat Dengan Perbaikan Moral

Oleh:Abiyyu Ghulman Gunawan

Maraknya kasus kekerasan yang terjadi di negeri ini menandakan adanya krisis moral sebagian masyarakat,dan jika dilihat dari beberapa kasus permasalahan kekerasan sudah pada tahapan yang menghawatirkan.Sedikit berspekulasi, bahwa kekerasan dalam bentuk apapun lahir dari kecacatan dan ketidakseimbangan moral masyarakat yang dari waktu ke waktu terkikis oleh laju perkembangan zaman.Tentu semua ini butuh perbaikan serius dalam aspek yang mendasari tingkah laku manusia khususnya moral.Hal ini perlu dilakukan agar kekerasan pada kasus Gladiator di Bogor yang baru-baru ini terungkap dan mencuat ke publik tidak terulang.Dimana kasus tersebut mengakibatkan seorang pelajar SMA Hilarius Christian Event Raharjo menjadi korban dari tindak kekerasan pertarungan manusia ala 'gladiator'.Menurut saya tidak ada satupun manusia yang membenarkan tindakan kekerasan baik fisik maupun psikologis apapun bentuk dan representasinya.Tindakan kekerasan akan menimbulkan dampak negatif bagi yang mengalaminya.

Masalah seperti ini sudah bukan lagi menjadi pusat perhatian pemerintah ataupun aparatur negara saja,akan tetapi masalah sudah menjadi perhatian seluruh lapisan masyarakat yang peduli dengan terwujudnya lingkungan sosial kondusif. Agar kasus yang menimpa Hilarius Christian Event Raharjo tidak terulang untuk kesekian kalinya.Dimana untuk memberantas kekerasan di masyarakat tidak bisa dilakukan sendiri, tentu harus melibatkan peran masyarakat secara menyeluruh dalam mewacanakan anti tindakan kekerasan,dan juga turut ikut serta dalam melakukan pembinaan moral sesuai norma-norma yang berlaku agar tindak kekerasan di masyarakat bisa di minimalisir.

Dengan adanya perbaikan moral di masyarakat diharapkan tidak ada kasus-kasus serupa yang terjadi .Karena jika kasus serupa terjadi kembali tentu akan menjadi catatan buruk bagi dinamika sosial.Sebagaimana masyarakat mengetahui,dari tahun ke tahun pemerintah khususnya melalui lembaga pendidikan dari SD sampai Perguruan Tinggi selalu gencar dalam mewacanakan pendidikan moral di masyarakat,akan tetapi kita sebagai masyarakat yang merasakan langsung realitas tersebut ,seolah belum merasakan efek dari program pemerintah tersebut yang direalisasikan melalui lembaga pendidikan melalui pengajaran formal di ruang-ruang kelas.

Bukan maksud merendahkan kapasitas lembaga pendidikan di indonesia dalam membina muda-mudi bangsa,akan tetapi dampak yang dihasilkan dalam pembentukan masyarakat yang bermoral masih kurang terasa.Tolak ukurnya bisa dilihat dari beberapa kasus  kekerasan dan kasus-kasus negatif lainnya yang dilakukan oleh akademisi serta masyarakat secara umum ini,mencerminkan bobroknya moral bangsa kita.Tentuya kasus-kasus seperti ini selalu hadir dari tahun ke tahun dalam rubrik media ,yang tentunya masyarakat sudah bosan mendengar kabar seperti ini.

Pendidikan formal dari SD,SMP,SMA bahkan sampai Perguruan Tinggi saja serasa tidak cukup dalam membina moral masyarakat ke arah yang lebih baik.Dibutuhkan peran lain selain daripada lembaga pendidikan tersebut dalam membentuk karakter bangsa yang bermoral,dan salah satunya adalah pendidikan non-formal atau lebih akrab disebut pengajaran diluar sekolah.Pengajaran diluar sekolah memiliki banyak bentuk dan mempunyai gerak yang begitu dinamis terutama dalam hal pendidikan moral.moral seseorang tidak akan mengalami transformasi dengan sendirinya,selalu ada faktor yang membentuk moral masyarakat,baik dari lingkungan masyarakat ataupun dari hasil pendidikan orang tua dan pendidikan sekolah.

Dalam tingkatan makro pendidikan moral melibatkan lingkungan masyarakat serta pelaku-pelaku didalamnya .Pendidikan moral dimasyarakat tidak dibatasi oleh proses yang kaku terutama dalam mengajarkan sebuah sikap moral yang baik,dan itu bisa dilihat dari interaksi dan juga internalisasi masyarakat satu dengan masyarakat lainnya dalam mencontohkan kehidupan dengan menyertakan sikap moralitas yang baik.Pengajaran moral di masyarakat sudah tidak lagi dalam acuan teoritis,akan tetapi sudah menjangkau acuan praktis yang bisa dilihat di realitas sosial masyarakat.
Selanjutnya dalam tingkatan mikro individu dididik moralnya lebih personal di lingkungan keluarga,dimana peran keluarga terutama Ayah dan Ibu menjadi sangat penting dalam pembentukan karakter moral individu-individu dalam masyarakat.Peran pendidikan dalam keluarga merupakan aspek paling utama dan sangat penting,dikarenakan awal mula pondasi moral seseorang dibentuk dari tingkatan keluarga terlebih dahulu sebelum berlanjut kepada ranah yang lebih luas yaitu di masyarakat.Oleh karena itu sebabnya orang tua harus tetap mengawasi perkembangan moral dan mental anak ,meskipun anak tersebut telah mendapatkan pendidikan diluar keluarga.

Kedekatan keluarga selain memudahkan dalam proses membentuk moral yang baik,nilai kedekatan dan emosional menjadikan orang tua lebih tau karakter anaknya.Sebab sosialisasi primer dilakukan ketika seorang anak melihat perilaku keluarganya ,dan pada saat itu juga terjadi proses internalisasi dalam proses konstruksi sosial .Dari proses konstruksi sosial tersebut maka akan tercipta sebuah kesadaran pada individu hasil dari refleksi keadaan lingkungan keluarganya.Jadi peran keluarga sangat sentral terutama dalam membentuk kesadaran moral yang baik pada anak.Dengan membentuk kesadaran moral pada anak, tentu tindakan yang menyimpang dari norma akan diminimalisir,utamanya tindakan kekerasan.

Bisa diambil garis besar bahwa tindakan awal untuk mencegah kekerasan di masyarakat khususnya pada anak dan remaja adalah melakukan pembinaan moral sedini mungkin.Utamanya dalam tingkatan keluarga sebagai langkah awal membentuk karakter moral yang ideal.Kedekatan keluarga akan memudahkan menanamkan sikap positif,karena ikatan emosional diantara merekalah yang menjembatani proses penanaman moral.Hal ini tentu akan berdampak baik ketika anak tersebut memasuki medan yang lebih kompleks dan juga dinamis .medan itu adalah tempat dimana pengajaran moral hadir dari lingkungan yang lebih luas juga heterogen yaitu di masyarakat.Tidak lupa saya sebagai mahasiswa menghimbau kepada masyarakat agar terus menekankan pendidikan moral di kehidupan sosial .Perbaikan moral di intitusi pendidikan akan disempurnakan oleh perbaikan moral dikeluarga serta perbaikan moral dimasyarakat.

Moral yang baik pada diri seseorang akan menghasilkan prilaku dan sikap yang baik pada orang lain.Sebaliknya moral yang buruk pada diri seseorang akan menghasilkan prilaku yang buruk kepada sesamanya,dan salah satunya adalah tindakan yang berbau kekerasan yang dilakukan pelaku tindak kejahatan kekerasan pada kasus gladiator di kota Bogor.

Penulis, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN SGD Bandung




Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023