Yogyakarta, Dakwahpos.com — Dalam suasana penuh khidmat dan kebersamaan, ratusan santri dari berbagai jenjang pendidikan di lingkungan Pondok Pesantren Krapyak melaksanakan pengajian bersama pada Jumat malam (13/11/2025) di aula utama kampus pesantren. Kegiatan ini merupakan bagian integral dari tradisi keagamaan pesantren yang tidak hanya menekankan pengajaran kitab kuning dan Al-Qur'an, tetapi juga pembinaan karakter dan ukhuwah santri.
Latar Belakang Pondok Pesantren Krapyak
Pondok Pesantren Krapyak, tepatnya di bawah naungan Yayasan Ali Maksum Krapyak, memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan Islam tradisional di Yogyakarta.
Didirikan sekitar tahun 1909–1911 oleh KH. Muhammad Munawwir, setelah beliau menimba ilmu di Makkah dan Madinah selama 21 tahun.
Visi dan misi pesantren ini antara lain mempersiapkan generasi santri yang alîm wa mutaá¹affiq fî ad-dîn serta mampu menjadi rahmatan lil-'âlamîn.
Selain pengajian kitab dan Al-Qur'an, lembaga ini kini juga memiliki jenjang perguruan tinggi pesantren yakni Ma'had Aly Krapyak, khusus mendalami fiqh dan ushul fiqh.
Suasana Kegiatan
Pada malam pengajian kali ini, seluruh santri tampak mengenakan seragam khas pesantren dan duduk berjajar mengelilingi lingkaran pusat kajian. Tema utama yang diangkat adalah "Meneguhkan Identitas Santri di Tengah Perubahan Zaman", selaras dengan sikap pesantren yang mendorong agar santri tidak hanya menguasai ilmu, tetapi juga menjaga jati diri santri dalam kehidupan bermasyarakat.
Pembicara utama, seorang ustadz senior dari internal pesantren, membuka kajian dengan membaca ayat Al-Qur'an dan dilanjutkan dengan penjelasan kitab kuning yang relevan dengan kehidupan sehari-hari santri. Setelah sesi ceramah, dilanjutkan dengan tanya-jawab interaktif yang memungkinkan santri menyampaikan keresahan dan tantangan mereka, seperti pengaruh media sosial, kegelisahan dunia kerja setelah lulus, dan pentingnya menjaga ukhuwah santri.
Kegiatan berlanjut dengan doa bersama, pembacaan shalawat, dan penutup berupa pesan motivasi agar santri menjadi insan yang produktif bukan hanya di lingkup pesantren tetapi juga dalam kontribusi nyata bagi bangsa dan negara.
Makna & Implikasi
Kegiatan pengajian semacam ini semakin penting dalam konteks tantangan zaman — dimana globalisasi, digitalisasi, dan arus perubahan sosial semakin cepat. Pesantren Krapyak melalui arahannya ingin menjadikan santri sebagai agen perubahan yang memegang kuat tradisi keilmuan pesantren, namun juga terbuka terhadap perubahan zaman.
Pendekatan ini tercermin dari sinergi antara pembelajaran salaf (kitab kuning, sorogan, bandongan) dengan kemajuan institusi seperti Ma'had Aly yang secara akademik terintegrasi.
Para narasumber pengajar menegaskan bahwa satu tantangan utama adalah menjaga identitas santri dalam menghadapi tekanan sosial dan teknologi, agar tidak "larut" dalam arus modernisasi tanpa nilai. Hal ini sesuai dengan tujuan pesantren yang ingin mencetak manusia bertakwa, berkepribadian, dan menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi.
Catatan dan Harapan Disarankan agar kegiatan pengajian berikutnya juga melibatkan alumni untuk berbagi pengalaman nyata di dunia kerja dan sosial, agar santri memperoleh "dunia nyata" di samping dunia keilmuan.Penguatan fasilitas diskusi kecil antara santri dan pengajar akan semakin memudahkan pengungkapan masalah personal yang mungkin kurang terekspos di forum besar.Mengingat berbagai jenjang pendidikan yang ada di pesantren ini (dari diniyah hingga Ma'had Aly), pengajian yang bersifat lintas jenjang bisa menjadi sarana mempererat silaturahmi antar-santri dari tingkat yang berbeda.
Dengan terlaksananya kegiatan malam pengajian ini, Pondok Pesantren Krapyak kembali menegaskan komitmennya dalam membina generasi santri yang tidak hanya kuat secara keilmuan, tetapi juga tajam secara sosial dan kontributif untuk bangsa.
M. Raihan Al-Giffari, KPI 3B – Meliput dari Yogyakarta untuk Dakwah Pos
Tidak ada komentar
Posting Komentar