Ulas Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq di Kajian NgajiKitab Masjid Al-Lathiif Cihapit


Dakwahpos.com, Bandung – Program Kajian NgajiKitab yang diadakan oleh DKM Al-Lathiif Cihapit merupakan kajian rutin yang diadakan dengan tujuan untuk memperdalam pemahaman umat Islam terhadap berbagai kitab klasik. Dalam kajian ini, biasanya membahas kitab-kitab yang mengulas tentang fiqh hingga sirah nabawiyyah. Kajian ini juga selalu menghadirkan pemateri-pemateri yang berkompeten.

Pada kajian NgajiKitab yang digelar pada Kamis malam (5/12/2024) mendatangkan pemateri Ustaz Nur Ihsan Jundullah atau yang akrab disapa dengan Kang Abe, membahas kisah dari khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Pembahasan mengenai khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq ini merujuk dari kitab Fiqh Sirah Nabawiyyah karya Syekh Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi. Dalam kajian tersebut, Ustaz Nur Ihsan mengupas secara mendalam mengenai peran Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai khalifah pertama dalam sejarah Islam.

Di awal ceramahnya, Ustaz Nur Ihsan menceritakan kondisi umat Islam yang tengah berdiskusi mengenai siapa yang layak menjadi penerus Rasulullah SAW setelah beliau wafat. "Kaum muslimin di Madinah berkumpul di Saqifah Bani Sa'idah setelah wafatnya Rasulullah SAW. Inti dari pembahasan mereka adalah siapa yang akan melanjutkan kepemimpinan Rasulullah SAW, bukan sebagai nabi, tetapi sebagai pemimpin umat Islam. Mereka bermusyawarah karena Nabi tidak menunjuk secara langsung siapa yang akan menjadi pemimpin setelahnya," jelas Ustaz Nur Ihsan. 

Dalam pertemuan di Saqifah Bani Sa'idah tersebut, Abu Bakar Ash-Shiddiq juga mengajak Umar bin Khattab serta Abu Ubaidah Al-Jarrah untuk hadir sebagai perwakilan kaum Muslimin dari kalangan Muhajirin.Ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq tiba di pertemuan tersebut, beliau menyampaikan pendapatnya mengenai siapa yang layak menjadi pemimpin setelah wafatnya Rasulullah SAW. 

Menurut Abu Bakar, orang-orang Jazirah Arab sangat menghormati suku Quraisy, sehingga sebaiknya pemimpin umat Islam dipilih dari kalangan Quraisy. Abu Bakar berargumen bahwa dengan memilih pemimpin dari suku Quraisy, masyarakat Arab akan lebih mudah menerima kepemimpinan tersebut, mengingat kedudukan dan pengaruh Quraisy yang sangat dihormati di antara mereka.

Ustaz Nur Ihsan melanjutkan kisahnya dengan menjelaskan bahwa setelah melalui dinamika dan konflik dalam pemilihan pemimpin umat Islam, akhirnya Abu Bakar Ash-Shiddiq dilantik sebagai penerus Rasulullah SAW. "Kemudian, setelah kekacauan dan keributan yang terjadi, Abu Bakar akhirnya dilantik oleh Umar bin Khattab, diikuti oleh yang lainnya. Abu Bakar kemudian berorasi," tambah Ustaz Nur Ihsan. Selanjutnya, Ustaz Nur Ihsan juga menjelaskan tentang sikap-sikap kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq setelah beliau diangkat menjadi khalifah, serta bagaimana keteladanan beliau dalam memimpin umat Islam.

Dari kajian malam ini, diharapkan para jemaah dapat mengambil teladan dari kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq, terutama dalam hal bagaimana menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana.

Reporter: Fadiah Najlakayla Muliana, KPI 3B

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024