Dakwahpos, Bandung - Masjid Daarut Tauhid Bandung kembali menunjukkan komitmennya dalam menciptakan ibadah yang inklusif dan ramah bagi semua kalangan dengan menghadirkan juru bicara khusus untuk teman-teman difabel dalam Kajian Ma'rifatullah pada Kamis, (14/11/2024).
Langkah ini bertujuan untuk memastikan jamaah dengan keterbatasan fisik, pendengaran, atau hambatan dalam berbicara tetap dapat memahami dan menyerap materi kajian yang disampaikan oleh Kiai Abdullah Gymnastiar.
Juru bicara dalam Kajian Ma'rifatullah bertugas menerjemahkan materi kajian ke dalam bahasa isyarat. Selain itu, terjemahan ini juga ditampilkan melalui siaran di saluran kajian Masjid Daarut Tauhid, sehingga dapat diakses dan dipahami oleh jamaah yang mengikuti dari rumah.
Juru bicara dalam Kajian Ma'rifatullah terdiri dari dua orang yang bertugas secara bergantian. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas penerjemahan dan memastikan setiap materi dapat disampaikan dengan baik dan jelas kepada jamaah difabel, baik yang hadir langsung di masjid maupun yang mengikuti melalui siaran online.
Kehadiran teman-teman difabel dalam kajian menunjukkan semangat mereka dalam menerima ilmu, tanpa terhalang oleh keterbatasan. Hal ini menimbulkan kekaguman dari jemaah lain. "Maa syaa Allah, kita harusnya malu ya karena semangat mereka justru kadang lebih besar daripada kita." ucap Sabina, mahasiswi yang mengikuti kajian di Masjid Daarut Tauhid.
Hal ini menjadi bukti konkret bahwa masjid dapat menjadi ruang inklusif yang merangkul semua kalangan, sehingga nilai-nilai Islam yang penuh kasih sayang dapat dirasakan secara menyeluruh tanpa terkecuali.
Reporter: Sayyidah Nafisa Almarwan, KPI 3C.
Tidak ada komentar
Posting Komentar