Dakwahpos.com, Bandung Dalam rangka memperdalam pemahaman umat terhadap Al-Quran, pengajian tafsir kembali digelar di Masjid Al Ukhuwwah Panyileukan pada Minggu ba'da subuh (06/10/2024). Salah satu fokus utama dalam kajian kali ini adalah penjelasan mendalam mengenai karakter orang Arab Badui berdasarkan tafsir surat At-Taubah ayat 94 sampai 97 yang disampaikan oleh ustadz Ojim, M. Ag.
Ustadz Ojim membuka pengajian dengan membaca surat At-Taubah ayat 94 sampai 97 kemudian dilanjut dengan menjelaskan konteks turunnya ayat-ayat ini. Beliau mengungkapkan "Surat At-Taubah ayat 94-97 berbicara tentang orang-orang munafik yang mencari-cari alasan untuk tidak ikut serta dalam perjuangan bersama Rasulullah Saw." Dalam ayat-ayat ini, Allah Swt mengungkapkan bahwa alasan-alasan mereka penuh dengan kebohongan, karena hati mereka sebenarnya tidak mendukung perjuangan agama.
"Allah Maha Mengetahui alasan mereka yang berdalih" tegas Ustadz Ojim dalam ceramahnya. Beliau juga menjelaskan bahwa ayat 96 mengingatkan kita bahwa meskipun orang-orang munafik berusaha memanipulasi penilaian manusia, Allah Swt mengetahui isi hati mereka dan akan memberikan balasan yang setimpal.
Dalam penjelasan lebih lanjut, Ustadz Ojim menyoroti ayat 97 yang mengkritik sebagian kelompok Arab Badui yang tidak memahami makna mendalam dari keimanan dan seringkali lebih keras dalam kekafiran serta kemunafikan. Ayat ini, menurut beliau, menjadi peringatan agar umat Islam tidak hanya berpegang pada ibadah lahiriah semata, melainkan juga mendalami makna spiritualnya. "Surat At-Taubah ayat 94 sampai 97 ini juga memberikan informasi dan mengingatkan kepada kita semua bahwa Allah Swt Maha Melihat dan Maha Mengetahui segala hal yang kita lakukan." Pungkas ustadz Ojim.
Para jamaah Masjid Al Ukhuwwah Panyileukan khidmat mendengarkan penjelasan tafsir tersebut dan tampak antusias mengikuti setiap rangkaian acara. Banyak dari jamaah yang mengaku mendapatkan pemahaman baru tentang pentingnya berjuang dengan tulus demi agama dan bukan semata untuk dilihat orang lain.
Melalui pengajian ini, diharapkan para jamaah dapat lebih meningkatkan kualitas iman dan memperbaiki diri dari sifat-sifat yang tercela, seperti kemunafikan. Pengajian diakhiri dengan membaca istighfar, asmaul husna, dan doa bersama, memohon keberkahan dan perlindungan dari Allah Swt dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Ustadz Ojim membuka pengajian dengan membaca surat At-Taubah ayat 94 sampai 97 kemudian dilanjut dengan menjelaskan konteks turunnya ayat-ayat ini. Beliau mengungkapkan "Surat At-Taubah ayat 94-97 berbicara tentang orang-orang munafik yang mencari-cari alasan untuk tidak ikut serta dalam perjuangan bersama Rasulullah Saw." Dalam ayat-ayat ini, Allah Swt mengungkapkan bahwa alasan-alasan mereka penuh dengan kebohongan, karena hati mereka sebenarnya tidak mendukung perjuangan agama.
"Allah Maha Mengetahui alasan mereka yang berdalih" tegas Ustadz Ojim dalam ceramahnya. Beliau juga menjelaskan bahwa ayat 96 mengingatkan kita bahwa meskipun orang-orang munafik berusaha memanipulasi penilaian manusia, Allah Swt mengetahui isi hati mereka dan akan memberikan balasan yang setimpal.
Dalam penjelasan lebih lanjut, Ustadz Ojim menyoroti ayat 97 yang mengkritik sebagian kelompok Arab Badui yang tidak memahami makna mendalam dari keimanan dan seringkali lebih keras dalam kekafiran serta kemunafikan. Ayat ini, menurut beliau, menjadi peringatan agar umat Islam tidak hanya berpegang pada ibadah lahiriah semata, melainkan juga mendalami makna spiritualnya. "Surat At-Taubah ayat 94 sampai 97 ini juga memberikan informasi dan mengingatkan kepada kita semua bahwa Allah Swt Maha Melihat dan Maha Mengetahui segala hal yang kita lakukan." Pungkas ustadz Ojim.
Para jamaah Masjid Al Ukhuwwah Panyileukan khidmat mendengarkan penjelasan tafsir tersebut dan tampak antusias mengikuti setiap rangkaian acara. Banyak dari jamaah yang mengaku mendapatkan pemahaman baru tentang pentingnya berjuang dengan tulus demi agama dan bukan semata untuk dilihat orang lain.
Melalui pengajian ini, diharapkan para jamaah dapat lebih meningkatkan kualitas iman dan memperbaiki diri dari sifat-sifat yang tercela, seperti kemunafikan. Pengajian diakhiri dengan membaca istighfar, asmaul husna, dan doa bersama, memohon keberkahan dan perlindungan dari Allah Swt dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Reporter: Aulia Evawani Larissa, Komunikasi Penyiaran Islam/3B
Tidak ada komentar
Posting Komentar