Khutbah Jum’at DKM Radhatul Jannah Bahas Perilaku Rasulullah sebagai Uswatun Hasanah

Dakwahpos.com, Bandung- DKM Radhatul Jannah Cipadung Kembali melaksanakan sholat Jum'at yang di gelar satu minggu sekali. Dimana dalam sholat jum'at tersebut di dalamnya terdapat khutbah jum'at, setiap jum'atnya isi dari pada khutbah tersebut bermacam-macam tema hal tersebut dikarenakan petugas dari khutbah jum'at dalam setiap hari jum'at berbeda-beda petugas, akan tetapi tujuan dari pada tema tersebut sama tak lain yaitu untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan para jama'ah kepada Allah SWT.

Pada hari Jum'at tanggal 27 September 2024 yang bertugas menjadi khatib di Masjid Radhatul Jannah yaitu Al-Mukarram Ustadz KH Saepul Anwar. Dalam khutbahnya ustadz yang di kenal dengan sebutan ustadz Saep beliau membawakan sebuah tema yang berjudul "Menggapai Keberkahan Dengan Menyambut Bulan Maulid". Dengan tujuan agar para jama'ah mengharapkan keberkahan dari bulan maulud tersebut.

Dalam khutbahnya ustadz yang sering di panggil dengan panggilan ustadz Saep tersebut menjelaskan bahwasannya ada banyak sekali hikmah yang dapat kita ambil dari lahirnya baginda nabi kita yakni nabi Muhammad SAW yang tidak dapat di sebutkan satu persatu namun di antaranya yaitu baginda nabi Muhammad mengajarkan kepada kita semua untuk senantiasa bersabar, karena dengan sabarlah semua hal yang kita hadapi akan terasa banyak manfaatnya.

Selain mengajarkan kesabaran kepada kita semua, ustadz Saep menjelaskan juga dalam khutbahnya sikap atau perilaku nabi Muhammad yang harus kita jadikan sebagai panutan atau tuntanan dalam kegiatan kita sehari-hari yaitu sikap kelemah lembutan yang di tunjukan oleh nabi kita semua karena dengan bersikap lemah lembut kita dapat menghormati dan menghargai perilaku orang yang ada di hadapan kita.

Pada suatu hari Rasulullah sedang berada di rumah Aisyah kebetulan di hari itu juga ada sahabat baginda nabi Muhammad, ketika nabi Muhammad sedang mengobrol dengan para sahabat tiba-tiba datanglah seseorang ternyata yang datang tersebut adalah salah satu pembantu dari istri Rasulullah SAW yang bernama Zainab Binti Jahsy. Dengan sepiring makanan yang ada di tangannya ketika melihat ada yang datang Aisyah Radhiyallahu'anha terlihat cemburu dan marah karena berani-beraninya Zainab Binti Jahs mengirim makanan kepada Rasulullah padahal hari itu adalah hari bagian baginda nabi Muhammad di rumah Aisyah, kemudian apa yang di bawa oleh Zainab Binti Jahsy di rebut oleh Aisyah sampai piring tersebut pecah mendengar ada keributan baginda nabi Muhammad segera menghampiri keributan tersebut, kemudian Rasullah mengambil piring yang sudah pecah disatukan kembali dan manaruh makanan tersebut di atas meja sambil berkata kepada para sahabat "Wahai para sahabat makanlah makanan tersebut sesungguhnya ibumu sedang marah".

Dari kisah tersebut dapat di simpulkan bahwa Rasulullah tidak pernah memarahi anggota keluarganya di hadapan orang-orang termasuk istri tercintanya sendiri yaitu Aisyah dan adalah sikap baginda Rasulullah yang harus kita jadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari yaitu bersikap lemah lembut di hadapan orang lain dan menghargai atas pemberian yang di beri dari seseorang yang kenal maupun yang tidak kita kenal.

Reporter : Nurmalik Aziz Zarkasi KPI/3/B

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan