Berusaha Damai Menjelang Pelantikan Presiden
Oleh : Kintan Safira Meidiza Putri
Perbedaan pilihan yang membuat perbedaan yang sangat sensitif. Walaupun seperti itu, sebagai warga negara Indonesia ini, sudah seharusnya kita mentaati peraturan yang ada. Agar tidak terjadinya provokasi yang menyebabkan ketidak kondusifan. Maka dari itu kita harus menjaga NKRI ini dengan baik.
Adapun penyerangan terhadap Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto tersebut. Memunculkan kekhawatiran pada kekuatan yang dinilai ingin menggagalkan pelantikan pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden.
Apalagi Badan Intelijen Negara (BIN) mengira penusukan pada mantan Panglima ABRI itu sebagai upaya mengacaukan situasi keamanan di Indonesia jelang pelantikan yang dijadwalkan 20 Oktober mendatang.
Pengamat Keamanan dan Intelijen, mengatakan ancaman bagi pelantikan Presiden Joko Widodo bisa berasal dari kelompok politik dan ideologi. Namun, kelompok politik ini relatif kondusif pasca dua kali pertemuan antara Jokowi dan penantangnya pada pilpres April 2019 lalu.
Apalagi Badan Intelijen Negara (BIN) mengira penusukan pada mantan Panglima ABRI itu sebagai upaya mengacaukan situasi keamanan di Indonesia jelang pelantikan yang dijadwalkan 20 Oktober mendatang.
Pengamat Keamanan dan Intelijen, mengatakan ancaman bagi pelantikan Presiden Joko Widodo bisa berasal dari kelompok politik dan ideologi. Namun, kelompok politik ini relatif kondusif pasca dua kali pertemuan antara Jokowi dan penantangnya pada pilpres April 2019 lalu.
Dan sudah seharusnya semua lapisan masyarakat ikut serta dalam menjaga ketentraman jelang pelantikan, badan intelejen negara mengajak untuk hal itu, agar kondisi tetap kondusif dan aman.
Kintan Safira Meidiza Putri
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Uin Sunan Gunung Djati Bandung
Purwakarta, Jawa Barat
082124524630 / kintansafira98@gmail.com
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Beri komentar secara sopan