Dakwahpos.com, Bandung - Sejenak kita merenungi kisah suatu kaum yang mendapat kemurkaan dan adzab. Kisah ini penting, karena pada umat ini, umat Muhammad ï·º, ada yang melakukan perbuatan yang mereka lakukan hingga mengundang murka dan adzab Allah karena dosa itu. Perbuatan ini termasuk kejahatan yang besar dan kemungkaran yang amat keji. Sampai-sampai Allah mengulang-ulang kisah mereka di beberapa surat dalam Alquran. Dalam surat al-A'raf, Hud, al-Hijr, asy-Syu'ara, an-Naml, al-Ankabut, ash-Shaffat, adz-Dzariyat, al-Qamar, dll.
Adapun negeri tempat tinggal mereka telah terjungkir balik. Allah ï·» balikkan negeri itu beserta para penghuninya. Sebuah tempat besar yang terdiri dari lima desa atau bahkan ada yang menyatakan 7 atau 9 desa.
"Di Indonesia kaum homoseksual mulai bermunculan di kota-kota besar pada zaman Hindia Belanda. Meski saat itu belum muncul sebagai pergerakan social. Pada sekitar tahun 1968, istilah wadam (wanita adam) digunakan sebagai pengganti kata banci atau bencong yang dianggap bercitra negatif. Gerakan tersebut dibantu serta difasilitasi oleh gubernur DKI Jakarta, Bapak Ali Sadikin. Hingga kemudian mulai bermunculan komunitas LGBT seperti sekarang ini." Tambahnya.
Mereka menyembah berhala di negeri tersebut. Menjadikannya Tuhan selain Allah ï·». Mereka memiliki sifat buruk, dan pelopor dalam keburukan itu, yakni melakukan homoseksual. Mereka menebar kebencian dan permusuhan di majelis-majelis. Mereka melatih anjing-anjing kemudian menjadikannya anjing pacuan atau petarung yang diadu. Mereka juga suka menyabung ayam. Memiliki gaya rambut khas yang mengurangi sifat maskulin. Mengenakan pakaian yang sempit dan ketat. Biasa menenggak khmar.
Nabi Luth 'alaihissalam beriman dengan risalah pamannya, Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Atas izin pamannya, Luth berhijrah menuju Sadum atau Sodom, salah satu kampung kaumnya. Di sana ia berdakwah, menyeru mereka untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun. Ia juga melarang kaumnya melakukan perbuatan keji yang mereka lakukan. Namun kaumnya merespon seruan tersebut dengan pengusiran dan menuduhnya sok suci.
Demikianlah keadaan orang-orang yang fasik dan fajir. Inilah cara mereka bermuamalah dengan para nabi, ulama, da'i, dan orang-orang shaleh. Mereka menuduh penyeru kebaikan dengan "sok suci".
Kemudian datanglah malaikat Allah kepada Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Para malaikat itu memberi kabar gembira bahwa beliau akan memiliki seorang anak.
Inilah keluarga dengan ikatan keimanan. Jasad mereka pun terikat. Maksudnya, Nabi Ibrahim perhatian dengan Nabi Luth. Apa yang dirasakan sakit oleh Nabi Luth juga terasa sakit bagi Nabi Ibrahim. Jika ia bersedih atau bahagia, maka saudaranya pun merasakan sakit atau bahagia.
Dari sini juga kita ambil pelajaran, tidak ada adzab yang lebih besar dari adzabnya kaum Nabi Luth, menunjukkan betapa kejinya perbautan ini di sisi Allah ï·». Dan akan sangat mengherakan ketika kita mendukung gerakan yang hari ini mereka namakan dengan LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender). Na'udzubillah.
Reporter: Arin Nur Idzatul Fitroh, KPI 3/A
Tidak ada komentar
Posting Komentar