Hukuman Tidak Setimpal

Oleh: Ranti Daryanti

Hukuman yang berlaku di Negara kita sekarang ini sangatlah lemah. Para koruptor yang mempunyai jabatan tinggi di kepemerintahan ,mereka sangat haus akan kepentingan pribadinya sendiri, tanpa memikirkan masyarkat kecil. Ibarat rumput liar korupsi di Negara kita ini malah subur bertumbuh setelah dibakar. Tidak ada ilmu pengetahuan yang mudah dan cepat untuk dipelajari, melaikan ilmu menguras uang saku rakyatnya sendiri.

Beberapa waktu lalu telah terjadi keributan di LP (Lembaga Pemasyarakatan) Sukamiskin. Dimana para koruptor mendapatkan hukuman dengan fasilitas yang mewah, melebihi dari fasilitas masyarakat kecil di Negara kita. Apakah ini yang dinakaman hukaman? Apakah dengan uang bisa mendapatkan segalanya, dan kebenaran tidak di prioritaskan? Pertayan-pertanyan seperti itulah yang mucul dibenak masyarakat.

Realitanya ketika masyarakat melanggar salah satu peraturan pemerintah, hukuman yang didapatkannya amatlah pedih, dengan fasilitas yang tidak layak, dan tanpa ampun. Kenapa masyarakat dihukum seperti itu? Karena mereka tidak mempunyai uang untuk menebus segala hukumannya. Sedangkan para koruptor orang yang telah merampas uang rakyat, tanpa melihat kondisi rakyat di negri kita seperti apa, mereka justru mendapat hukuman dengan fasilitas yang nyaman dan mudah. Karena apa? Karena para pejabat yang korupsi mempunyai banyak uang, dan uang itu adalah uang rakyat.

Termutakhir minggu ini, KPK menetapkan 41 dari 45 anggota DPRD kota Malang Jawa Timur sebagai tersangka kasus korupsi pembahasan APBD yang mereka lakukan secara masal.Dalam kasus tersebut penyikapan korupsi di negara kita cenderung masih biasa saja. Ketidak percayaaan masyarakat terhadap kepemerintahan terlihat sudah jelas. Lalu hukuman apa yang cocok agar para pelaku korupsi jera?

Jawaban menurut saya tidak ada, kecuali orang tersebut berubah dengan sendirinya. Karena ketika seseorang sudah gila akan jabatan dan kekuasaan, mereka akan melakukan hal yang gila sekalipun itu tidak masuk akal. Seharusnya pemerintah bisa mengantisipasi para pelaku korupsi dengan menyeimbangkan hukumannya. Jangan tergiur oleh uang yang berlimpah, tapi tegakanlah kebenaran dan keadilan. Kita sebagai masyarakat hanya bisa berpangku tangan, melihat para pemimpin negara yang sibuk dengan kekuasannya, sibuk dengan problem-problem didalmnya, tanpa memikirkan rakyat kecilnya. Padahal kita sebagai masyarakat memberikan keyakinan penuh kepada para kinerja pejabat untuk kemaslahatan bersama. Tapi kegilaan kekuasaan membuat mereka lupa akan amanahnya.

Mahasiswa UIN SGD Bandung jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) fakultas Dakwah dan Komunikasi
Cikijing desa.Linggar rt04 rw10 kec. Rancaekek kab. Bandung 40394
HP : 0895412963920, 081320455104 (wa)

Tulisan ini pernah dimuat di Republika pada tanggal 13 september 2018

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024