Oleh: Siti Zulfania Arifin
Krisis air menjadi salah satu momok menakutkan seiring berjalannya musim kemarau di Indonesia tahun ini. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memprediksikan bahwa kemarau akan berada pada puncaknya di bulan Agustus dan September 2018.
Kekeringan itu sendiri adalah keadaan kekurangan pasokan air dalam masa yang panjang. Hal ini biasanya terjadi bila suatu daerah terkena kemarau panjang dan mengalami curah hujan dibawah rata-rata.
Kemarau panjang dapat menyebabkan kekurangan air dan dehidrasi pada tumbuhan, hewan, bahkan manusia. Lalu, bagaimana cata mengatasinya? Simak 4 hal berikut ini:
1. Pembangunan sumur
Membangun sumur adalah salah satu hal yang paling efektif dilakukan di daerah rawan kekeringan untuk apabila krisis air terjadi. Terlebih di desa-desa terpencil biasanya jarang diadakan pembangunan sumur karena terhimpit biaya.
2. Penghijauan
Penghijauan bisa dilakukan secara rutin agar tanah tetap terjaga dan bisa menyerap air hujan secara maksimal. Mengurangi penguapan dan aliran permukaan sehingga air tanah bisa tetap terjaga lebih lama.
3. Membangun dan memelihara jaringan irigasi
Irigasi bisa menjadi solusi apabila dibangun dan dirawat dengan benar. Karena kalau tidak, biasanya waduk selalu kering saat musim kemarau. Pendangkalan waduk juga tak bisa dihindari jika tidak dikeruk secara rutin.
4. Melakukan penyuluhan
Banyak masyarakat yang masih belum memahami betapa pentingnya mengelola air dengan bijak. Oleh sebab itu, hal ini bisa menjadi salah satu cara agar masyarakat tidak kelimpungan saat kemarau panjang terjadi.
Sebenarnya masih banyak hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi sekaligus mencegah krisis air itu terjadi. Perlu adanya sokongan penuh dari pemerintah untuk mewujudkannya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar