Jakarta: Tidak Hanya Pribumi Tapi Aku Butuh Indonesia


Isu indonesia, lagi-lagi masalah pengucapan pejabat negeri menjadi obrolan publik. Setelah sebelummnya ramai dengan kasus Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan penistaan agamanya, kali kini Anies Baswedan yang mendapat perhatian publik lantaran ucapannya yang dinilai terlalu mendominasi asal-usul penduduk di indonesia. Anies dan "pribumi"nya mendapat banyak pro dan kontra masyarakat khususnya kota Jakarta.

Prihal maraknya argumentasi dari pidato pribumi yang dianggap tidak pantas apalagi mengingat jika Anies sendiri berasal dari peranakan arab. Anies menanggapi jika pidato yang ia sampaikan adalah maksud pada era kolonianisme adalah benar. Ibukota Jakarta bukan hanya masalah siapa namun bagaimana ia dapat dibangun dan menjadi target kebanggaan dari Ikon Indonesia.

Banyak tanggapan miring pengertian dari pribumi yang di cetuskan dipidato pelantikan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta saat ini. permasalahan ini berkaitan dengan siapa yang akan menguasai dan menjadi tuan rumah khususnya di Jakarta namun istilah Pribumi banyak diartikan sebagai siapa warga asli keturunan indonesia bukan siapa yang akan membela indonesia sampai akhir.

Peran penting disini bukanlah non-pribumi yang disalahkan namun pribumi yang kembali diragukan. Politik-politik disetiap negara akan terus didukung jika itu tetap di atas namakan dengan negara. Tidak peduli siapa yang menjadi pahlawan asalkan ia mengatas namakan dirinya dengan negaranya.

Tanggapan pribumi menjadi lebih serius dengan desas desus sosial media yang berargumentasi secara opini. Secara tidak langsung mengobjekkan jika kepemimpinan oleh non-pribumi adalah kesalahan. Lalu apakah Indonesia yang hanya mengandalkan dari pribumi yang belum tentu berjaya akankan bisa lebih maju dibanding non-pribumi yang berjuang untuk indonesia khususnya Jakarta.

Malikhatul Farida KPI/3C

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023