Perbaikan Moral Anak Melalui Pendidikan Agama


Oleh: Sumi Fitriyani

Dunia pendidikan di indonesia kini telah mrengalami berita duka, yakni dengan meninggalnya salah satu siswa SMA di Bogor secara tragis akibat duel antarpelajar ala gladiator. Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran dunia pendidikan terutama para orang tua pelajar. Mereka yang pastinya mengharapkan berita baik mengenai anak mereka bukan sebaliknya.  

Berdasarkan informasi bahwa aksi gladiator itu sudah menjadi tradisi dari tahun ketahun meskipun tidak setiap tahun diadakan. Maka hal ini menjadi cambukan besar untuk lebih menyadari lagi tanggungjawab masing-masing terutama para orang tua pelajar.

Orang tua harus lebih memperhatikan lagi apa saja yang dilakukan anaknya baik di dalam rumah maupun di luar rumah, berdialog atau diskusi dengan mereka sehingga mereka lebih terbuka, memberikan pujian karena hal itu membuat anak lebih percaya diri, memberikan contoh yang baik, karena orang tua adalah cerminan bagi anaknya. para orang tua juga harus mengenalkan anak-anaknya nilai-nilai keagamaan, karena hal itu sangatlah penting.

Dewasa ini anak-anak bahkan orang tua disuguhi dengan berbagai tayangan mulai dari yang biasa-biasa hingga yang berbau kekerasan. Mungkin saja anak bisa mempunyai jiwa premanisme salah satunya melalui tayangan yang mereka tonton. Maka sebagai orang tua harus memantau apa saja yang mereka tonton. 

Orang tua harus berperan aktif dalam menanamkan pendidikan agama, baik itu secara formal maupun non formal. Misalnya secara non formal ajak mereka untuk mengaji walaupun hanya satu jam tapi dilakukan secara maksimal untuk membatasi waktu mereka menonton atau membiarkan mereka untuk mengikuti kegiatan-kegiatan islami atau positif seperti seminar, mengikuti organisasi, dan lain-lain. 

Secara formal orang tua bisa meninitipkan kepada lembaga pendidikan agama atau pesantren. Sehingga bisa bergabung bersama teman-teman yang bisa membawa mereka kearah yang baik dan terhindarnya dari pergaulan bebas. Meskipun sudah dititipkan, orang tua tetap harus mengontrol perkembangan anaknya, memastikan apakah anaknya bersikap baik, berteman dengan sewajarnya dan lain-lain. Secara tidak langsung bahwa lingkungan yang baik bisa membawa mereka ke arah yang baik pula begitupun sebaliknya. Memang membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk terwujudnya harapan, semua membutuhkan proses.


Sumi Fitriyani, Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati,Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023