Dakwahpos. Bandung, 12 September 2025– Suasana khidmat menyelimuti Masjid Besar Kaum Ujung Berung saat Majlis Taklim Daun menggelar pengajian Maulid Nabi Muhammad SAW pada Jumat (12/9/2025) pagi. Acara yang berlangsung sejak pukul 08.00 hingga 11.00 WIB itu dihadiri oleh jamaah ibu-ibu, dengan tausiah utama disampaikan oleh Ustadzah Umi.

Dalam ceramahnya, Ustadzah Umi mengawali dengan mengajak jamaah untuk bersyukur atas nikmat Allah SWT yang masih mempertemukan mereka dalam majelis penuh berkah tersebut. Ia menekankan bahwa memperingati Maulid Nabi bukan sekadar mengenang kelahiran Rasulullah, tetapi juga sebagai momentum untuk mengingat kembali perjuangan beliau dan meneladani akhlaknya.

Ustadzah Umi kemudian menceritakan kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW yang terjadi di tengah zaman jahiliyah, ketika masyarakat masih menyembah berhala dan api. Ia juga mengisahkan peristiwa pasukan gajah Abrahah yang berniat menghancurkan Ka'bah, namun digagalkan oleh burung ababil yang diutus Allah. Menurutnya, kisah ini menjadi bukti bahwa Allah senantiasa menjaga kehormatan rumah-Nya dan menguatkan bukti keistimewaan kelahiran Nabi.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa sejak kecil Nabi Muhammad SAW sudah menunjukkan tanda-tanda kenabian. Nabi tumbuh sebagai anak yang cerdas, pemberani, dan penuh kasih sayang. Meski lahir dalam keadaan yatim piatu, Nabi dibesarkan oleh kakeknya Abdul Muthalib dan kemudian pamannya Abu Thalib, yang senantiasa melindungi beliau. "Meski Abu Thalib tidak beriman hingga akhir hayatnya, kasih sayangnya kepada Rasulullah menunjukkan betapa Allah menjaganya sejak kecil," ungkapnya.

Selain menuturkan kisah hidup Rasulullah, Ustadzah Umi juga menekankan bahwa umat Islam wajib meneladani sifat rendah hati Nabi. Ia menegaskan, "Rasulullah adalah suri tauladan yang sempurna, rahmatan lil 'alamin. Umat Islam harus mencontoh akhlak beliau, seperti senyum, salam, sopan, dan santun."

Ia mengingatkan jamaah agar tidak terlena dengan pujian dan tidak bersikap sombong ketika berhasil dalam kehidupan. Menurutnya, semua yang dimiliki manusia hanyalah titipan Allah. Karena itu, umat harus bersabar dalam menerima ujian, bersyukur atas nikmat, serta menjaga kerendahan hati.

Selain itu, Ustadzah Umi menegaskan pentingnya memperkuat akidah, menjaga lisan, dan menjauhi sifat tercela. Ia menuturkan bahwa iri hati, dengki, serta ghibah dapat menghapus pahala amal ibadah. "Keselamatan manusia banyak ditentukan oleh lisannya. Maka jagalah lisan, karena ia bisa menjadi penyelamat atau sebaliknya membawa celaka," pesannya.

Menurutnya, memperingati Maulid Nabi yang dilakukan berulang kali sepanjang hidup bukan hanya sebatas ritual, melainkan pengingat untuk memperbaiki diri. Akhlakul karimah menjadi kunci mempererat silaturahmi, memperpanjang usia dalam arti kebaikan yang selalu dikenang, serta membawa keberkahan rezeki.

Acara pengajian Maulid Nabi ini ditutup dengan doa bersama, diiringi harapan agar seluruh jamaah mendapat kesehatan, keselamatan, dan kelak memperoleh syafaat Rasulullah SAW di yaumul akhir.

Desti Mahmudah / KPI 3B 

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024