Pribumi dan Non Pribumi Bukan Masalah


Dakwahpos.com, Bandung – Sebagai salah seorang masyarakat di Indonesia, sudah menjadi hal yang lumrah jika orang-orang akan memperlihatkan dari dekat setiap gerak-geriknya yang disampaikan oleh Anies-Sandi saat berpidato di Jakarta perihal pribumi dan non pribumi. Perhatian itu tentu bisa menjadi positif  jika bertujuan positif dan akan menjadi negatif jika didasari iktikad negatif dengan tujuan yang negatif pula.
"Tidak ada masalah dengan ungkapan Anies tersebut, karena ia hanya mengutip bukan menyinggung. Anies hanya mengutip ucapan pribumi itu dari pidato Megawati," ujar Rahmat Hidayat, di Masjid Pusdai, Bandung, Senin (24/10/2017).
Istilah pribumi dan non pribumi tersebut menjadi ramai setelah Anies Baswedan menyampaikan pidato politik pasca dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta.  Dalam pidato tersebutpun Anies banyak menceritakan sejarah di Jakarta.
Dalam pidato terbuka pertamanya setelah pelantikan tersebut, Gubernur Jakarta menyampaikan satu kalimat yang dianggap devisive bahkan rasis oleh sebagian orang. Pernyataan beliau tentang pribumi tersebut dengan tanggap ditangkap sebagai peluang menyalahkan. Padahal pada pidato yang sama disampaikan baha di Jakarta inilah konsep keadilan sosial bagi seluruh warga harus diwujudkan.
"Mungkin itu tergantung orang menaggapinya, itu bisa saja menjadi dampak positif dan bisa juga menjadi dampak negatif. Tergantung orang memahaminya," ujarnya kembali.
Saat ini semua harus memberikan kontribusi pada pembangunan Indonesia. Semua etnis dan agama bersama-sama mengharumkan nama Indonesia dengan dengan berprestasi dalam berbagai bidang. Untuk menghilangkan isu pribumi dan non pribumi ternyata tidak cukup dengan UU dan Instruksi Presiden. Tapi kita harus bersama-sama membiasakan diri untuk tidak mengintimidasi dan membeda-bedakan suatu ras atau suku manapun.

Reporter : Muhammad Alief Salvatira, Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024