Lautan Merah di Kosambi


Oleh : Elysa PN Fazriyah

Baru-baru ini peristiwa kebakaran yang terjadi di pabrik petasan Kosambi, Tangerang ,Banten, sangat mengenaskan. Pasalnya, pabrik yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT Panca Buana Cahaya itu berada dekat dengan pemukiman warga dan sekolah. Kejadian ini menewaskan kurang lebih 47 korban jiwa, dan lebih naasnya lagi, para pekerja disini dilakukan seperti budak karena status pekerja mereka tidak jelas. Mereka memperkerjakan siapa saja yang mau tanpa ada syarat kualifikasi.  Para pekerja disini  tidak memiliki jaminan keselamatan kerja dan tanpa pengamanan (safety-red), yang penting target tercapai. Dan yang lebih parahnya lagi, mereka mempekerjakan anak dibawah umur.

Status perizinan usaha ini patut diselidiki lagi, karena usaha ini memiliki resiko yang sangat berbahaya. Apalagi jika benar izinnya untuk pembuatan mercon, tentunya ini memerlukan proses perizinan yang begitu berlapis dan super ketat, karena bisnis ini memproduksi produk yang berbahaya bagi keselamatan dan sangat rawan untuk disalah gunakan. 

Kejadian ini merupakan tantangan bagi Polri untuk membereskan dan mengungkapkan secara tuntas dan transparan sehingga para pelaku negara ataupun negara yang seharusnya bertanggung jawab bisa dituntut di depan hukum.

Namun, nasi sudah menjadi bubur. Kejadian ini sudah terjadi. Dan kita semua harus belajar dari kesalahan, jangan sampai kejadian sepert ini terulang kembali. Untuk itu kita semua harus bisa mencegahnya, apalagi dari aparat keamanan pemerintah seharusnya bisa lebih mengkontrol  dan memperketat jika ada perusahaan yang meminta perizinan untuk membuat suatu bisnis.

Agar kejadian tidak terulang lagi, perusahaan ini harus dibenahi lagi. Mulai dari proses perizinan, apakah memang benar mereka sudah mengantongi perizinanan dari pemerintah dan aparat keamanan. Kemudian tempat, seharusnya dalam bisnis yang berbahaya ini, yang bisa membahayakan nyawa di tempatkan jauh dari pemukiman warga, karena ini demi kenyamanan warga sekitar. Lalu masalah pekerja, seharusnya mereka diberi perlindungan dan ada jaminan keselamatan saat bekerja, juga upah mereka yang sangat minim tidak sesuai dengan kerja mereka. 

Kaum kapitalis. Hanya memikirkan keuntungan sendiri. Membuat pekerja sengsara.para buruh dipaksa bekerja selama 9 jam dengan waktu istirahat hanya setengah jam dengan suasana panas dan pengap yang hanya di upah sebesar 40.000 perhari. Mereka dirampas hak nya.

Tragedi mercon di Kosambi ini harus membangunkan kesadaran akan kewajiban negara untuk melindungi HAM. Karena banyak bisnis  berpotensi terjadinya pelanggaran HAM, karena minim keselamatan dan perlindungan para pekerja, tidak transparan, ketidaksesuaian tempat, serta tidak mempunya mekanisme dalam menghormati hak-hak pekerja.

Jangan sampai terjadi lagi sebuah kasus bisnis berisiko tinggi seperti produksi mercon beroperasi di wilayah yang padat penduduk dan pemerintahnya seolah olah tidak tahu dan tidak peduli.

Mahasiswa KPI UIN Bandung

Kiat Atasi Tragedi Kosambi Berulang

Fitria Nazilatullail

Tragedi ledakan kembang api di pabrik petasan di Kompleks Pergudangan 99, Jalan Raya Selembara, Cengklong, Kosambi, Kabupaten Tangerang, menjadi tragedi yang sangat memprihatinkan. Betapa tidak, tragedi ledakan itu  memakan korban jiwa hingga 47 orang  dari 103 orang  karyawan yang bekerja pada saat ledakan itu terjadi, dan puluhan pekerja lainnya korban luka-luka. Dari sekian banyak korban yang ada,  Komisioner Komnas HAM Siane Indriane menemukan ada salah satu korban luka bakar dengan keparahan 90 persen yang masih berusia 15 tahun di RSU Kabupaten Tangerang. 

Dilihat dari jumlah korban yang ada, musibah itu merupakan salah satu peristiwa yang membutuhkan perhatian dan penanganan penuh dari semua pihak, baik dari pemerintah, masyarakat, khususnya pemilik perusahan termasuk dari pihak kepolisian yang harus menuntaskan seluruh persoalan.

Banyak pihak yang dirugikan akibat terjadinya peristiwa itu. Mengingat banyaknya keluarga korban yang ditinggalkan oleh orang-orang yang menjadi tulang punggung mereka. Dari peristiwa itu, banyak cara yang harus dilakukan untuk mencegah agar tidak terulang kembali peristiwa seperti itu. Pertama, dilihat dari  UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Pasal 68 yang berbunyi bahwa pengusaha dilarang mempekerjakan anak. Maka, PT. Panca Buana Cahaya tidak menaati Undang-Undang yang telah ada karena perusahaan telah mempekerjakan anak di bawah umur. Disini, pemerintahan yang memiliki peran penting untuk memberantas atau memberi tindakan tegas terhadap perusahan yang melanggar peraturan yang telah ada.

Kedua, perusahan harus melakukan pengawasan ketat terhadap para pekerja agar mereka bekerja sesuai dengan keahliannya. Agar memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan dalam memproduksi. Ketiga, dilihat dari korban yang ada dalam tragedi itu, diduga mereka mengalami kesulitan saat berusaha untuk  menyelamatkan diri pergi kebagian luar pabrik. Maka dari itu, pemilik perusahaan harus menjamin keamanan dan keselamatan karyawannya. Selain itu, perusahaan wajib menyediakan pintu darurat agar tidak ada pekerja yang kesulitan untuk melarikan diri dari pabrik ketika ada insiden yang tidak diduga akan terjadi sebelumnya. 


Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.



Kumandang Adzan di Mesjid Ash-Sholawat Tumbuhkan Kepercayaan Diri Anak



DAKWAHPOS.COM, CIBIRU. Adzan merupakan panggilan bagi umat Islam untuk memberitahu masuknya salat fardu. Adzan dikumandangkan lima kali sehari oleh muadzin. Di Masjid Ash-Sholawat, selepas sholat magrib anak-anak diajarkan oleh para ustadnya untuk menjadi muadzin.

"Membiasakan anak mengumandangkan adzan merupakan awal dari mereka untuk selalu berkata baik selain itu juga berguna untuk melatih meningkatkan kepercayaan diri", ujar Asep Mahasiswa UIN SGD selaku ustadz di Masjid Ash-Sholawat. Kamis (12/10/2017)

Kegiatan ini dilaksanakan agar anak-anak mengetahui keutamaan adzan mengingat adzan merupakan salah satu syariat Islam yang penting untuk diketahui setiap Muslim.  "Para murid diajarkan bagaimana mengumandangkan adzan dengan benar mulai dari kalimat awal sampai kalimat akhir adzan", kata Asep, Kamis (12/10/2017)

Sebelumnya, ustadz memberikan contoh bagaimana mengumandangkan adzan dengan benar yang kemudian diikiuti oleh anak-anak. Hasil yang dicapai berjalan efektif. Hal ini terlihat dari pengetahuan anak-anak tentang keutamaan adzan telah meningkat dan mereka sudah tahu mengumandangkan adzan dengan benar.

Faktor pendukung terlaksananya kegiatan ini adalah antusias yang tinggi dari anak-anak, Sebagian anak yang merasa malu dan kurang percaya diri pun kian berkurang mengingat keberanian mereka yang semakin hari semakin bertambah untuk terus belajar meningkatkan kemampuan mereka dalam mengumandangkan adzan.

Reporter : M. Bagja Aditya, KPI/3C

Pasang Surut Kepemimpinan Jokowi-JK

Oleh: Muhammad Bagja Aditya


Tiga tahun sudah kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Banyak yang sudah mereka dedikasikan terhadap Negara ini dalam berbagai bidang namun perjuangan mereka tidak cukup sampai disini, masih ada 2 tahun lagi untuk membuktikkan kualitas mereka kepada negeri ini. Selama menjabat banyak perkembangan yang telah terjadi,  mulai dari pembelian saham Freeport yang kini sudah mencapai 51% dimiliki oleh Indonesia, keamanan wilayah laut dalam menjaga potensi ikan Indonesia serta blusukan blusukannya itu yang mampu merebut hati rakyat Indonesia.

Progam Nawacita memberikan progres yang baik terhadap kemajuan Indonesia. Seperti diketahui Nawa Cita atau Nawacita diserap dari bahasa Sanskerta, nawa (sembilan) dan cita (harapan, agenda, keinginan). Dalam konteks perpolitikan Indonesia menjelang Pemilu Presiden 2014, istilah ini merujuk pada visi-misi pasangan calon presiden/calon wakil presiden Joko Widodo/Jusuf Kalla yang berisi agenda pemerintahan pasangan itu. Dalam visi-misi tersebut dipaparkan sembilan agenda pokok untuk melanjutkan semangat perjuangan dan cita-cita Soekarno yang dikenal dengan istilah Trisakti, yakni berdaulat secara politik, mandiri dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Adapun yang menjadi sorotan pemerintahan saat ini adalah bertambahnya hutang Negara karena pengeluaran APBN yang besar di sektor-sektor tertentu, sehingga terjadi ketidakmerataan diantara sektor-sektor lain. Hal ini juga tidak diimbangi dengan pendapatan Negara yang tidak seimbang antara pengeluaran dan pendapatan, seperti pepatah mengatakan lebih besar pasak daripada tiang.

Praktek korupsi yang semakin hari kian menjamur harus menjadi perhatian para pemimpin di Negara ini terutama bagi Presiden dan lembaga pengadilnya yakni KPK untuk mengatasi kasus korupsi agar di kemudian hari uang Negara kita aman dan bisa dipergunakan untuk kepentingan Negara/khalayak umum bukan untuk kepentingan pribadi semata. Sejatinya pemerintah dapat melakukan evaluasi hasil kinerja mereka dengan melihat kondisi negeri ini sesuai yang dirasakan oleh rakyat Indonesia.

Sebagai kaum intelektual, mahasiswa sudah seharusnya memiliki integritas dan daya kritis yang tinggi dalam menanggapi setiap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar, karenanya dengan kemampuan ini akan banyak aspirasi yang berguna untuk memperbaiki Negara ini pada masa yang akan datang.

Bentengi Diri dari Rayuan Narkoba

Oleh : Suci Arumaisa Murni

Tragis, maraknya kasus narkoba di Indonesia saat ini tidak ada habisnya. Badan Narkotika Nasional (BNN) telah mencatat 423 kasus yang sudah ditangani. Kasus tersebut dari Januari hingga Juli 2017, jumlah tersebut belum bisa diprediksi apakah akan mengalami peningkatan dari tahun lalu atau tidak.

Agar kasus tersebut tidak naik setiap tahunnya, tentu kita karus membentengi diri dari rayuan narkoba. Ada banyak cara untuk melawan rayuan tersebut. Yang pertama, belajar katakan "TIDAK" kepada diri sendiri maupun kepada orang yang menawarkan barang haram tersebut. Tak perlu terpancing dibilang kuper (kurang pergaulan) karena tidak mau mencoba, tak usah ingin selalu dianggap hebat, berani, gaul atau sebagainya.

Yang kedua, selektif dalam pergaulan. Memilih teman itu penting karena tidak semua teman dapat mengarahkan kepada hal yang positif, bahkan dapat menjerumuskan kepada hal yang negatif. Pepetah mengatakan, siapa temanmu hari ini akan menentukan siapa dirimu kelak.

Yang ketiga, jangan pernah coba-coba. Sekali mencoba narkoba maka akan sengsara seumur hidup. Pikirlah bahwa narkoba akan mengakibatkan penderitaan, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain terutama keluarga.

Yang keempat, isilah hari-harimu dengan kegiatan yang positif, misalnya berolah raga, mengikuti organisasi, mengikuti pengajian, dan sebagainya. 

Dan yang terpenting yaitu membentengi diri dari narkoba dengan pendekatan agama. Hal tersebut dirasa cukup efektif karena dengan menyentuh sisi kerohanian, hal ini akan mampu membuat seseorang memiliki mental dan keimanan yang lebih tangguh dan kuat untuk melawan rayuan narkoba.

Mahasiswi KPI UIN SGD Bandung.

Jakarta: Tidak Hanya Pribumi Tapi Aku Butuh Indonesia


Isu indonesia, lagi-lagi masalah pengucapan pejabat negeri menjadi obrolan publik. Setelah sebelummnya ramai dengan kasus Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan penistaan agamanya, kali kini Anies Baswedan yang mendapat perhatian publik lantaran ucapannya yang dinilai terlalu mendominasi asal-usul penduduk di indonesia. Anies dan "pribumi"nya mendapat banyak pro dan kontra masyarakat khususnya kota Jakarta.

Prihal maraknya argumentasi dari pidato pribumi yang dianggap tidak pantas apalagi mengingat jika Anies sendiri berasal dari peranakan arab. Anies menanggapi jika pidato yang ia sampaikan adalah maksud pada era kolonianisme adalah benar. Ibukota Jakarta bukan hanya masalah siapa namun bagaimana ia dapat dibangun dan menjadi target kebanggaan dari Ikon Indonesia.

Banyak tanggapan miring pengertian dari pribumi yang di cetuskan dipidato pelantikan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta saat ini. permasalahan ini berkaitan dengan siapa yang akan menguasai dan menjadi tuan rumah khususnya di Jakarta namun istilah Pribumi banyak diartikan sebagai siapa warga asli keturunan indonesia bukan siapa yang akan membela indonesia sampai akhir.

Peran penting disini bukanlah non-pribumi yang disalahkan namun pribumi yang kembali diragukan. Politik-politik disetiap negara akan terus didukung jika itu tetap di atas namakan dengan negara. Tidak peduli siapa yang menjadi pahlawan asalkan ia mengatas namakan dirinya dengan negaranya.

Tanggapan pribumi menjadi lebih serius dengan desas desus sosial media yang berargumentasi secara opini. Secara tidak langsung mengobjekkan jika kepemimpinan oleh non-pribumi adalah kesalahan. Lalu apakah Indonesia yang hanya mengandalkan dari pribumi yang belum tentu berjaya akankan bisa lebih maju dibanding non-pribumi yang berjuang untuk indonesia khususnya Jakarta.

Malikhatul Farida KPI/3C

Pertama Kali Yasinan Rutin Di Masjid Al-Hasan II Sepi Jamaah


Dakwahpos.com, Bandung-Kegiatan yasinan malam jum'at di Masjid Al-hasan terlihat sepi jamaah. Alasan ketidakhadiran masyarakat untuk tidak mengikuti yasinan ini banyak diantaranya  adalah alasan adanya kesibukan pribadi. Padahal biasanya yasinan rutin ini selalu ramai dan penuh oleh jamaah yasinan. Jumat (13/10/2017).

"biasanya lumayan ramai, ibu-ibu maupun bapak-bapaknya banyak yang datang. Tapi mungkin malam ini enggak karena pada sibuk dan berpergian jadi tidak bisa hadir". ujar ilah, jamaah yasinan Masjid Al-Hasan II.

Ilah juga menambahkan, bahwa biasanya jamaah yang selalu aktif di Masjid Al-Hasan II adalah warga dari blog F dan G. Selain yasinan, seperti rapat DKM atau silahturahmi di masjid biasanya lumanyan banyak jamaah yang datang ditambah acara makan-makanan ringan yang biasanya sudah disiapkan selesai  yasinan, rapat dan lainnya.

Masjid Al-Hasan II memang terbilang cukup ramai, selain dari jamaah ibu-ibu dan bapak-bapak banyak diantaranya jamaah anak-anak. Kebanyak anak-anak yang mengikuti kegiatan malam di masjid adalah mereka yang sekolah di TKQ (Taman Kanak-kanak Al-Qur'an), (TPQ) Taman Pendidikan Al-Qur'an dan (DTA) Diniyah Takmiliyah Awaliyah Al-Hasan II.

Reporter : Malikhatul Farida KPI/3/C

Negara Yang Kekurangan Bukan Dwi Hartanto Yang Berlebihan


Nama Dwi Hartanto memang pantas untuk dipublikasikan dan bicarakan khususnya pada bidang prestasi yang sangat luar biasa, baik dalam kacah nasional maupun internasional. Namun baru-baru ini publik diributkan dengan kehadiran Dwi Hartanto dan kebohongan tentang prestasi-prestasi yang dia buat. Benarkan ini sepenuhnya adalah salahnya?

Negara kita memang butuh seorang Ilmuwan yang nantinya bisa sangat dielu-elukan dan panutan generasi muda mendatang. Tak khayal jika sekali naik maka media akan semakin naik mencari isu untuk menyanjungkan dan jika sempat sekaligus untuk menjatuhkan. Dan kali ini, nama Dwi Hartanto benar-benar jatuh oleh fakta kebohongannya sendiri.

Julukan "The Next Habibie" ini mengklaim bahwa dia Dwi adalah lulusan Universitas Tokyo Jepang dan statusnya adalah calon profesor. Dia juga mengatakan bahwa proyek roketnya adalah proyek antariksa Belanda. Selain itu, Dwi ternyata tak pernah memenangi lomba riset dirgantara karena papan hadiah uang 15 ribu euro hanyalah properti foto. Itulah kebohongan Dwi Hartanto namun fakta yang tidak di umbar adalah bawa ia memang mahasiswa yang cerdas.

Sebenarnya Dwi Hartanto adalah orang cukup hebat dan berprestasi. Ia dikabarkan mendapat nilai IPK 3,88 cumlaude ketika ia menempuh studi S1 Jurusan Teknologi Informasi di IST Akprind Yogyakarta dan latar belakang pendidikan akademiknya yang lain. Soal kebohongan yang dia publikasikan atas nama dia, bukan untuk negara.

Pertama, fakta bahwa ia awalnya berbohong karena bullying atas dirinya, namun tak sadar jika itu dapat membuatnya terus berbohong karena prestasinya yang tidak biasa dan sangat berlebihan untuk status anak negeri ia pun dianggap sangat hebat dan langsung viral.

Kedua, bisa saja kebohongan yang ia publikasikan di media sosial hanya faktor keinginannya untuk tidak dibully lagi. Namun tak sengaja kebohongannya menjadikannya penjahat nasional untuk negerinya sendiri. Karena bagi kita, bangsa kita cukup minim yang berprestasi jadi sekali berlebihan akan prestasi bersiaplah untuk digali informasi.

Malikhatul Farida

"Tulisan Pernah dimuat di koran Republika dengan ganti judul mahasiswa yang cerdas tanggal 19/10/2017"

Ustad Miftah : Diskomunikasi Kolonialisme




Bicara kolonialisme  bila dikaitkan dengan isu yang sedang hangat terkait pembicaraan dari salah satu gubernur terpilih Anies Baswedan yang menyatakan dalam pidatonya "Karena itu bila kita merdeka maka janji-janji itu harus terlunaskan bagi warga Jakarta. Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan. Kini telah merdeka, kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri".

Sebenarnya ini adalah kesalah pahaman anatara Anies Baswedan dengan masyarakatnya. Yang menimbulkan perbincangan dimana-mana, sehingga memang kalau dipikirkan kembali akan berdampak dan berkaitan dengan masalah keyakinan, ekomoni, politik dan kesenjangan sosial lainnya, seperti hal layaknya pada saat kolonialisme dulu.

Kalau kita melihat dari sudut pandang masyarakat awam sebenarnya ini tidak perlu diperbesar-besarkan, karena memang sekarang bukanlah yang dulu lagi, Anies Baswedan seperti belum move on dari jaman penjajahan dahulu. Meski memang sekarang kita sedang di jajah dalam segi keyakinan dan ekonomi, isalam meyakini bagi mulah agamamu dan bagikulah agamaku, jangan sampai dalam satu negera kita masih terpecah belah akibat banyaknya penjajah berupa paham dari luar. Begitupun dengan ketimpangan sosial yang semakin mencekam dinegeri ini terutama dengan mereka keturunan China, yang kuat tuk bertahan yang lemah semakain berantakan, mungkin ini yang dirasakan bangsa indonesia kalai ini.

Dengan adanya kejadian ini, gairah keagamaan yang harus semakin meningkat para ustad dan masyarkat harus saling bersinergis dan semangat dalam syiar islam, jangan sampai kita di jajah kembali seperti halnya pada jaman kolonialisme, aqidah dan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT, harus dijaga dan di bina dengan baik.

Kesenjangan ekonomi yang dirasakanpun haruslah di perbaiki, tata kembali ekonomi yang saat ini antara pribumi dan non pribumi haruslah merata agar tidak ada kesenjangan diantara mereka.

Reporter : Muhamad Nursubanudin Alwi

Muhammad Zamachsyari Chawarazmi: Kata Pribumi Jatuhnya Kepada Chauvinisme

Dakwahpos.com, Bandung - Pidato pertama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan setelah pelantikannya memicu percakapan di media sosial terkait keputusannya untuk menggunakan kata 'pribumi'. Ternyata satu kata tersebut memicu pendapat berbeda dari setiap orangnya.

"Setuju tidak setuju sih, tapi banyak tidak setujunya." Ujar Zamachsyari, rabu 01/11/2017 (Pagi)

Anies mengawali penggunaan kata pribumi tersebut dari konteks kolonialisme, bahwa Jakarta merupakan satu dari sedikit kota di Indonesia yang merasakan kolonialisme dari dekat selama ratusan tahun.

"Ya emang rasis menurut saya. Jatuhnya nanti malah chauvinisme. Meninggi—ninggikan rasnya sendiri dan melemahkan ras yang lain. Di Jakarta itu bukan hanya orang Jakarta saja. Tapi kesannya dia itu terlalu meninggi-ninggikan derajat orang asli Jakarta, dan sebetulnya itu udah rasis banget. Secara kan dia orang yang terdidik dan sekarang sudah menjabat sebagai Gubernur. Ya walaupun saya orang asli Jakarta, saya tetap tidak setuju dengan statement itu, karena jatuhnya nanti akan mengotak-ngotakkan orang yang tinggal di Jakarta." Lanjut Zamachsyari.

Berbeda kepala pasti berbeda pendapat, maka dari itu kepada siapapun setiap ucapan yang akan dikeluarkan semestinya dipertimbangkan kembali.

Reporter: Titin Rosidah, KPI 3D UIN Bandung

Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Mudahkan Pengelolaan KTP Elektronik

Oleh : Nur Fauziah Sugianingrum

Tiada hentinya permasalahan di negeri kita yang muncul terus-menerus membuat masyarakat mengalami kerugian terhadap permasalahannya.

Pada saat ini kita telah digemparkan dengan permasalahan pelayanan pembuatan e-KTP, bahkan tidak hanya di negara Indonesia saja di luar negeri pun seperti di Thailand mengalami permasalahan yang sama. Permasalahan ini terjadi karena kurangnya blangko KTP, pelayan yang kurang maksimal, kualitas kartu dibawah standar, basis data ganda, adanya isu bahwa server e-KTP berada diluar negeri, serta terinduksi bahwa adanya kasus korupsi pada program pembuatan e-KTP. Hal ini menyebabkan terjadinya keributan atas kesenjangan antara warga satu dengan yang lain.

Sebagian warga harus rela mengambil cuti kerja hanya untuk menunggu antrean proses pembuatan e-KTP tersebut. Karena soal KTP ini memang urusan penting, segala hal mulai dari perbankan sampai perizinan mesti ada KTP, tentu menjadi persoalan bila proses pembuatannya lama dan warga sangat membutuhkanm KTP untuk digunakan kepentingan yang lain. Sebuah permasalahan yang dialami oleh warga ketika warga harus mengurusi surat-surat yang persyaratannya menggunakan e-KTP, meskipun memberikan resi akan tetapi ada sebagian perusahaan yang tidak menerima resi tersebut dan permasalahan ini menimbulkan kericuhan antara warga dan pengurus pengelola e-KTP.

Adapun solusi agar tidak terjadi penghambatan pada program e-KTP maka pemerintah harus membenahi sistem yang dipakai pada saat ini. Pertama pemerintah memiiki persediaan blangko yang memadai untuk memenuhi kebutuhan warga dalam pembuatan e-KTP, kedua menyelidiki adanya kasus korupsi pada program e-KTP oleh hak yang berwenang yaitu Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), ketiga meningkatkan keamanan dan antisipasi penyelewangan data ketika ada calo nasabah yang ingin mendaftarkan diri dan mengikuti berbagai program yang ditawarkan bank,  dan yang terakhir memaksimalkan fungsi program e-KTP dengan cara saling bekerjasama antar masing-masing kecamatan dan kelurahan untuk proses verifikasi data yang masuk. Dengan itu maka akan menimbulkan  proses pembuatan e-KTP berlangsung dengan cepat sehingga tercipta kondisi Indonesia yang kondusif dan memberikan kenyamanan bagi warga Indonesia.

Nur Fauziah Sugianingrum, Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung

Ketelitian Saat Bekerja Cegah Taragedi Kosambi Terulang

Eneng Siti Hardianti

Tragedi kosambi yang saat ini menjadi viral di Indonesia menjadi contoh untuk para pekerja buruh lainnya bahwa ketelitian pada  saat bekerja tidak untuk menjadi main-main, apalagi pekerjaan yang bisa di bilang berbahaya. Pegawai pabrik apapun juga harus lebih hati-hati tentang keselamatan semua terutama keselamtan sendiri, karena kelalaian yang terjadi akan membuat malapetaka bagi banyak orang maupun diri sendiri.

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan tetapi setidaknya bisa meminimalisir kesalahan dengan focus dan teliti ketika bekerja. Saling memperhatikan dan mengingatkan satu sama lain itu penting dan jangan sampai memaksakan tubuh yang sudah Lelah dan fikiran yang sudah tidak focus untuk bekerja sehingga kecerobahan dan kelalaianpun terjadi dan mengakibatkan kesalahan fatal yang dapat merugikan keselamatan orang lain.

Tragedi kosambi yang dikabarkan telah memakan puluhan korban diakibatkan karena kebakaran pabrik kembang api, menjadi kenyataan pahit bagi keluarga korban dan juga pemilik pabrik, karena harus kehilangan keluarga pada saat bekerja dan kerugian yang harus ditanggung oleh pemilik pabrik. Tidak secara langsung ini menjadi teguran bagi semua masyarakat yang sudah bekerja terutama di pabrik bahwa pekerjaan bukanlah hal yang bisa disepelekan sehingga dapat di permainkan dan asal-asalan kerja dan pada akhirnya berujung pada malapetaka.

Untuk mencegah tragedi kosambi terulang maka diperlukan pengawasan ketat terhadap tenaga kerja dan juga menjadi tanggungjawab masing-masing pribadi pegawai yang bekerja agar lebih hati-hati dan teliti akan tugasnya masing-masing.

Mahasiswa Jurusan KPI UIN SGD Bandung

Seharusnya Pemerintah Menghapus Adanya Pabrik Petasan



Mungkin kita sudah mengetahui apa itu "Petasan"ialah peledak berupa bubuk yang dikemas dalam beberapa lapis kertas, biasanya bersumbu, digunakan untuk memeriahkan berbagai peristiwa, seperti perayaan tahun baru, perkawinan, dan sebagainya. Benda ini berdaya ledak rendah atau low explosive. Bubuk yang digunakan sebagai isi petasan merupakan bahan peledak kimia yang membuatnya dapat meledak pada kondisi tertentu.

Pembuatan Petasan atau dengan adanya pabrik petasan seharusnya tidak diperbolehkan, karena akan menimbulkan efek yang sangat fatal, namun kenyataannya banyak kendala yang masih terjadi, antara lain masih banyak masyarakat yang membeli petasan yanh digunakan di acara menyambut tahun baru. Hal ini disebabkan karena adanya pabrik- pabrik petasan dimana saja, Padahal dana yang dijadikan untuk pembuatannya lumayan cukup besar, menurut saya lebih baik di gunakan untuk membuat hal-hal yang bermanfaat yang tidak akan mengakibatkan ke malapetakaan apalagi untuk anak kecil, seperti kasus kebakaran ini tidak terjadi satu kali atau dua kali saja .

Pemerintah seharusnya lebih berorientasi pada kebutuhan masyarakat yang bermanfaat, yakni menciptakan kualitas yang baik. Bukan membuat masyarakat menjadi miskin karena dengan membeli produk-produk yang kurang bermanfaat. Untuk itu masyarakat yang masih awam hanya menikmati nya saja . 

Disisi lain pemerintah mempunyai kewenangan untuk tidak menyetujui adanya pabrik petasan tersebut. Upaya nya untuk lebih bisa mengatur kenyamanan masyarakat dan lebih mengutamakan hal yang lebih berfaedah, pemerintah juga harus lebih terbuka pada masyarakat dan progres program sehingga bisa menuntaskan pabrik-pabrik petasan di indonesia.

Tragedi Kosambi Butuh Perhatian Serius Dari Pemerintah



Kasus kebakaran yang terjadi di Indonesia memang sudah tak asing lagi
didengar oleh telinga kita. Kasus kebakaran selalu saja menimbulkan
kerugian baik itu harta, benda atau bahkan nyawa sekalipun. Seperti
kasus yang baru-baru ini terjadi, yaitu kasus kebakaran pabrik petasan
di kosambi, Tanggerang, Banten.

Kasus yang sudah menewaskan 47 korban jiwa, saat ini sedang menjadi
sorotan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri bahkan dari
Organisasi Perburuhan Internasional (ILO).

Hal ini tentunya menjadi peringatan untuk pemerintah dalam
memperhatikan keamanan kondisi kerja di Indonesia. Seperti yang
diberitakan, bahwa tragedi kebakaran pabrik di Kosambi ini di duga
adanya pelanggaran keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Dalam hal ini
berkaitan dengan sarana dan prasarana K3 di lingkungan pabrik seperti
sirine peringatan kebakaran, pintu evakuasi dan lain sebagainya.

Tentunya perusahaan juga harus bertanggung jawab atas keselamatan
pekerjanya. Karena lingkungan kerja yang aman dan sehat adalah hak
setiap pekerja.

Oleh karena itu perlu sekali dorongan dari pemerintah dalam menegaskan
peraturan dan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Untuk itu, dibutuhkan kerjasama antara pemerintah, perusahaan juga
para pekerja dalam mengeksplorasi bagaimana sebaiknya meningkatkan
tindakan keselamatan kerja untuk mencegah insiden Kosambi yang serupa
di masa yang akan datang.



Kintan Reski Pratiwi
Mahasiswi KPI yang aktif di ukm Paduan Suara Mahasiswa UIN Sunan
Gunung Djati Bandung

Ustadz Ii : Menjaga Lisan Itu Penting, Sebagai Bentuk Keimanan


Dakwahpos.com, Bandung- DKM Baeturrahmah mengadakan kegiatan pengajian rutinan setiap sabtu dan minggu setelah shalat subuh berjamaah. Masyarakat komplek Pinus Regency sangat antusias berdatangan ke masjid Baeturrahmah. Ada sekitar 65 jamaah yang hadir dalam kegiatan pengajian tersebut. Pengajian itu diisi oleh ustadz Ii Rohimtah selaku pengurus DKM Baeturrahmah.Tema dari ceramah ustadz Ii yakni tentang menjaga lisan.

"Menjaga lisan itu merupakan hal yang sangat penting, sebagai bentuk keimanan kita dalam segi lahiryah. Sebab apabila kita sebagai orang yang beriman mengakui keesaan Allah tetapi tidak diungkapkan lewat lisan, maka keimanan kita itu tidak sah dalam persfektif kemanusiaan. Artinya, orang lain tetap akan menganggap kita sebagai orang yang tidak beriman." Tutur Ustadz Ii dalam kutipan ceramahnya, Jumat (21/10/17).

Setiap orang yang beriman wajib memelihara lisan dengan sebaik-baiknya. Di dalam hadits, Rasulullah SAW telah bersabda, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berbicaralah yang baik, atau diam." Maksudnya, jika memang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka harus berkata baik, jika memang tidak bisa lebih baik diam. Daripada perkataan yang dikeluarkan dari mulut itu bersifat menyakiti orang lain dan juga merusak keimanan.

"Oleh karena itu kita harus senantiasa menjaga lisan kita dlam kehidupan sehari-hari. Baik dilingkungan keluarga, masyarakat, ataupun di tempat kerja. Supaya dapat meningkatkan keimanan kita dihadapan Allah Swt. Mudah-mudahan kita selalu berada pada jalan yang diridhoi oleh AllahSwt. Amiin." Tutup Ustadz Ii dalam ceramahnya, Jumat (21/10/17).

Dalam kesimpulan ceramahnya, ustadz Ii mengajak jamaah untuk selalu menjaga lisan, karena itu merupakan hal yang sangat penting. Supaya terciptanya keharmonisan dalam berkeluarga, bertetangga, ataupun bersosialisasi dimanapun berada. Dengan menjaga lisan akan meningkatkan pula keimanan seseorang.

Reporter : Reja Anwar Fauzi, KPI/3D

Muhsin Ajiji : Sudah sepantasnya pemimpin mengutamakan pribumi


Dakwahpos.com, Bandung- Pidato dari Gubernur DKI yang baru yakni Anies Baswedan yang disampaikan pada hari Senin tanggal 16 Oktober 2017 menimbulkan berbagai reaksi dari masyrakat. Kata "Pribumi" yang keluar dipidato tersebut dianggap menyinggung beberapa pihak. Beliau bahkan dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri oleh salah satu inisiator ormas yakni Gerakan Pancasila Jack Boyd. Gubernur DKI terebut dilaporkan dengan dugaan tindak pidana diskriminatif ras dan etnis dan dianggap akan mengancam pancasilla serta akan menimbulkan bangsa yang terpecah belah.

Salah satu Tim pengajar Tahsin PQC  Masjid TSB Ustadz Muhammad   Muhsin Ajiji Menanggapi tentang polemic "pribumi " tersebut,beliau menuturkan pejelasan kata "Pribumi" bukan berarti para pendatang akan di anak tirikan. selasa(24/10/2017)

"Sudah sepantasnya pemimpin mengutamakan pribumi,kalau kita lihat kondisi masyarakat sekarang ini bisa dikatakan jauh dari kata sejahtera,banyak orang asing yang datang ke negeri kita tercinta ini hidup dengan kelimpahan harta sedangkan penduduk asli negeri malah jadi pembantu di negerinya sendiri, sekarang kita tinggal perhatikan saja bagaimana kinerja pa anies sebagai gubernur daripada hanya megumbar ujaran kebencian dan membesar-besarkan hal yang sederhana,lebih baik dukung dan do'akan beliau agar amanah dalam memimpin" kata Ustadz Muhsin, saat dihubungi reporter dakwahpos.com, selasa (24/10/2017).

Ustadz Muhsin menambahkan, bahwa masyarakat terutama masyarakat jakarta jangan hanya sekedar terpaku pada pidato tersebut,perhatikan saja bagaimana pa anies memperlakukan para pendatang " non pribumi " di jakarta apakah beliau menghinakan mereka, atau menghargai dan bertoleransi dengan mereka.

Reporter: Yusril Arip Musodik  KPI/3D

DKM Miftahul Falah Tanggapi Pidato Anis Soal Pribumi


Dakwahpos.com, Bandung - Uhen Lukman Mursali DKM Miftahul Falah sahuti pidato perdana  Anis Baswedan,  gubernur DKI Jakarta terkait kata ' pribumi '. 

" Terkait kata 'pribumi' dalam pidato perdana Anis Baswedan sebetulnya tidak usah disalahkan atau dipermasalahkan, sebab pidato politiknya sesuai dengan kontek sejarah masa lalu dan masih relevan dengan masa kini dan itu kenyataan",  ujar ketua DKM Miftahul Falah, minggu (22/10/17).

Kata pribumi yang dilontarkan Gubernur DKI Jakarta dalam pidato perdananya menuai kontrofersi dari berbagai pihak. Indonesia merupakan bangsa yang mempunyai suku, ras, agama, yang sangat beragam, dan hal inilah yang menjadikan kata "pribumi" di kritik tajam dari berbagai pihak. 

" Kita sebagai masyarakakat asli pribumi, harus ikut serta dalam menjaga kemerdekaan yang telah diraih dan membangun ekonomi untuk meninggkatkan taraf hidup yang lebih baik lagi. Jangan sampai bangsa kita dikuasai bangsa asing ataupun non- pribumi", terang ketua DKM Miftahul Falah, minggu (22/10/17).

Menurutnya, bukan konteks kata "pribumi" yang harus dipermasalahkan, tapi bagaimana cara kita sebagai pribumi bisa menjaga rumah kita sendiri Indonesia agar tidak terjajah kembali. 

Reporter : Vina Fitriani, KPI 3/D

Ustadz Aming: Kita harus Banyak mengingat Allah Swt.


Dakwahpos.com, Bandung- Dalam pengajian rutin ibu-ibu Selasa, 24 Oktober 2017 kemarin. Ustadz Aming menjelaskan tentang kita harus banyak dzikir kepada Allah Swt., sebagaimana yang tercantum dalam Q.S. Al-Ahzab: 41.

"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya."

Berdasarkan ayat diatas kita harus banyak dzikir yang sebanyak-banyaknya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya dengan mensyukuri ni'mat yang Allah berikan. Semakin banyak kita bersyukur maka semakin banyak pula ni'mat yang Allah Swt berikan kepada kita, begitupun sebaliknya.

Dzikir atau mengingat menurut sebagian ulama adalah secara sadar lahir batin manusia mengucap, mendengar, melihat serta merasakan terhadap kekuasaan Allah Swt. 

Dzikir tidak hanya sebatas ucapan saja, dengan kita bisa mengetahui, mengingat, melihat, mendengar, memahami, serta merasakan atas segala kekuasaan dan keagungan Allah Swt., maka itu disebut dengan dzikir.

Diakhir penutup pengajian, Ustadz Aming mengajak serta menyeru jamaah pengajian untuk senantiasa selalu mengingat Allah Swt., kapanpun dan dimanapun kita berada. selama masih bisa mengucap, melihat, mendengar serta merasakan maka perbanyaklah berdzikir. 

Reporter: Sumi Fitriyani, KPI/3D

Ustadzah Imas : Esensi dari Lapad “Allhamdulillah”


Dakwahpos.com, Bandung -  Pengajian rutin masjid ta'lim Miftahul Falah bahas tentang esensi dari lapad "Allhamdulillah". Materi pengajian ini dibahas oleh ustadzah Hj.Imas,  dan dihadiri oleh ibu-ibu pengajian sekitar masjid Miftahul Falah. Pengajian ini dilaksanakan setiap hari jum'at jam 09:00 – 11:00 WIB.

" 'Allhamdulillah' artinya segala fuji bagi Alloh. Semua fuji ada empat yaitu pertama, fuji Qadim ala al- Qadim atau fuji Alloh kepada Alloh sendiri atau kepada dirinya sendiri, kedua fuji Qadim ala al-Hadits atau fuji Alloh kepada makhluknya, ketiga fuji Hadits ala al-Qadim atau fuji makhluk kepada Alloh dan keempat fuji al-Hadits ala al-Hadits atau fuji makhluk kepada makhluk lainnya" tutur ustadzah imas, jum'at (27/10/2017). 

Rangkaian kegiatan acara pengajian rutinan  ini, tidak hanya di isi oleh ceramah dari ustadzah Imas saja tetapi, acara ini dibuka dengan pembacaan do'a dzikir pagi yang dipimpin oleh ustadzah Hj Uu.

"Dalam lapad 'Allhamdulillah' terdapat delapan huruf hijaiyah yaitu, hamzah, lam, ha', mim, dal, lam, lam, dan ha'. Delapan huruf yang tadi mengisyaratkan atau menandakan  bahwa syurga Alloh itu ada delapan yaitu, surga firdaus, surga 'adn,  surga na'iim, surga ma'wa, surga Darussalam, surga darul Muqamah, surga maqamul Amin dan surga Khuldi" terang ustadzah imas, jum'at (27/10/2017).

Syurga adalah tempat bagi orang yang soleh dan menjalankan perintah dan larangan dari Alloh Swt.  banyak umat islam ketika ditanya, apakah kamu ingin masuk syurga ? tentu jawabanya ya, lalu apakah kamu tahu surga manakah yanga kamu inginkan ? dan apakah kamu tahu nama-nama dari syurga yang kamu inginkan tersebut ?. Dalam mengetahui nama-nama syurga, terkadang hal ini dianggap sepele bahkan tidak mendapatkan perhatian lebih padahal hal ini sangat penting.

"Jika kita mengharapkan surga Alloh maka kita wajib mengetahui nama-nama syurga Alloh. Jika kita tidak mengetahui nama-nama syurga Alloh , bagaimana kita mau masuk surga, nama surganya pun kita tidak tahu. Seperti sebuah pepatah 'tak kenal maka tak sayang ',  untuk itu kita harus mengetahui nama-nama surga yang kita inginkan" ujar ustadzah imas, jum'at (27/10/2017).

Reporter : Vina Fitriani, KPI 3/D

Tingkatkan Kualitas

oleh: Sumi Fitriyani

Pencabutan izin operasional 25 Perguruan Tinggi Swasta oleh Kementrian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristek Dikti), itu menjadi bahan evaluasi dan pembelajaran bagi perguruan tinggi lainnya. Pencabutan izin operasional itu dikarenakan dinilai tidak memenuhi syarat standar nasional pendidikan, mengeluarkan ijazah palsu, dan beragam alasan lainnya. 

Banyaknya Perguruan Tinggi Swasta yang dijadikan sebagai ladang berbisnis semata dan mengabaikan kualitas. Disamping itu pula kuantitas juga sangatlah penting. Sudah kita ketahui bahwa kualitas pendidikan di Indonesia tertinggal jauh dibanding negara luar. 

Sistem Perguruan Tinggi harus lebih memperhatikan keselarasan antara tingkat kualitas dan kuantitas agar berjalan dengan baik sehingga lulusan perguruan tinggi itu dapat dipertanggungjawabkan di lingkungan masyarakat. Bukan hanya sekedar mendapat gelar dan ijazah sabagai sarjana namun tidak berkualitas apa-apa. 


Mahasiswi KPI UIN SGD Bandung

Jangan Coba-Coba

oleh: Sumi Fitriyani 

Miris maraknya pengguna narkoba di Indonesia yang dari tahun ke tahun terus bertambah. Terutama anak remaja yang menjadi sasaran empuk para pengedar yang akan menghancurkan masa depan mereka. Banyak anak remaja yang terbujuk akan rayuan narkoba, rayuan atau ajakan itu bisa datang dari siapa saja, mirisnya lagi rayuan itu  datang dari teman sebayanya sendiri untuk gaya-gayaan karena hal itu dianggap keren.

Banyak faktor yang menyeret kedalam rayuan narkoba. Awal pemakai narkoba bukanlah karena kecelakaan, namun telah diketahui akan bahaya atau dilarangnya barang tersebut. Namun rasa ingin tahu, penasaran, Ingin mencoba, gaya hidup dan sebagainya mengalihkan akal sehat. Akal sehat yang akan menjadi tidak sehat lagi karena telah digerogotinya oleh zat-zat jahat yang terkandung di dalamnya.

Disebagian benak generasi muda menjadi lifestyle "kebanggaan" sebagai pemakai narkoba. Pada awalnya hanya mencoba karena rasa penasaran yang tinggi, namun lama kelamaan akan ketagihan dan seterusnya sehingga menimbulkan ketergantungan. Ketergantungan narkoba, disebabkan gangguan pada otak yang menimbulkan perubahan perilaku, pikiran, dan perasaan.

Mengadakan seminar-seminar mengenai bahaya narkoba dikalangan remaja, penyuluhan atau adanya gerakan anti narkoba setidaknya hal itu akan membantu agar terhindarnya para remaja dari rayuan narkoba. Maka dari itu perlunya adanya kerjasama dari semuanya untuk menjaga generasi muda dari pergaulan yang kerap kali menjerumuskan ke arah yang tidak benar dan merugikan diri sendiri.

Mahasiswi KPI UIN SGD Bandung

Acep Abdul Wahid Dachlan : Kata "Pribumi" Untuk Meraih Kepercayaan


Dakwahpos.com, Bandung – "Ini menyangkut masalah politis sebagai kepemimpinan, sebagai Gubernur baru beliau ingin mengrealisasikan janji-janjinya saat kampanye dulu" Ujar Pak Acep, Minggu (29/10/2017)

Keluarnya kata pribumi itu sendiri mungkin agar masyarakat, terutama masyarakat muslim, akan lebih percaya dan meyakinkan bahwa Anies Baswedan adalah pemimpin yang bisa dipegang janijinya dan dapat dipercaya oleh masyarakat pribumi Jakarta itu sendiri.

"Seharusnya pidato Pak Anies Baswedan tersebut tidak usah terlalu di permasalahkan oleh kita, yang harus diingat oleh kita adalah bahwa jabatan Gubernur adalah jabatan Politis, kalau bapak Anies Baswedan berbicara seperti itu, itu adalah konsekuensi sebagai jabatan Politis" Jelas Pak Acep, Minggu (29/10/2017)

Semoga kejadian ini tidak berujung panjang dan dapat terselesaikan secara bersama-sama, karena kita adalah sama-sama warga Negara Indonesia yang menjungjung tinggi persatuan.

Reporter : Muhammad Gilang Ramadhan / KPI 3 C

Tanamkan Sensitivitas Pada Lingkungan Sejak Usia Dini



Upaya dalam membuat lingkungan yang bersih pada saat ini mungkin belum
menjadi tradisi masayarakat kita pada umum nya, tumpukan sampah
dimana-mana seolah mereka menutup mata akan hal ini. Meskipun sudah
banyak nya poster yang bertulisakan "Buanglah sampah pada tempatnya"
tetapi tetap saja persoalan sampah ini seolah takpernah usai, mereka
menganggap poster-poster itu hanyalah sebuah hiasan jalanan semata.

Kebiasaan membuang sampah sembarangan merupakan sesuatu hal yang
mungkin sudah tertanam di dalam benat semua orang, kurang nya
kesadaran dan memeberikan contoh adalah sebuah PR besar bagi
masayarakat kita pada umum nya yang memerlukan waktu cukup lama untuk
menanamkan rasa cinta pada lingkungan.

Bagaimana tidak, masayarakat kita pada umum nya beranggapan bahwa
membuang sampah sembarangan adalah sebuah hal yang tidak lagi di
permasalahkan, mereka dengan percaya dirinya membuang sampah di
sungai-sungai, jalanan yang mereka anggap itu adalah sebuah tempat
penampungan sampah.

Padahal mereka tau sendiri konsekuensi mereka membuang sampai
sembarangan itu apa?, mereka pasti sudah paham dengan akibat yang di
timbulkan dari hal yang mereka anggap itu sepele, tetepi tetap saja
mereka melakukan hal ini. Kalau sudah terjadi hal yang mengancam
kehidupan mereka seperti banjir, mereka akan mudah nya beranggapan
bahwa pemerintah tidak becus dalam mengelola hal tersebut.

Menanamkan rasa mencintai lingkungan memang tidak mudah, butuh
kesadaran personal yang mungkin membutuhkan waktu yang sangat lama.
Namun ada 3 pihak yang mestinya bisa saling bahu membahu untuk
menimbulkan rasa kesadaran dalam hal ini.

Pertama, keluarga. Keluarga merupakan sebuah kelompok kecil yang
sangat berperan besar dalam hal ini, dimana adanya sebuah peranan dan
kedudukan yang bisa mendoktrin seseorang. Contoh nya para orang tua
yang mulai menanamkan pada anaknya rasa sesnsitivitas terhadap
lingkungan dengan cara membuang sampah pada tempatnya, mungkin cara
ini bisa meminimalisir persoalan yang ada.

Kedua, lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan merupaksan susuatu hal
yang amat teramat berperan dalam hal ini, dimana sekolah merupakan
tempat kedua bagi anak-anak. Bagaimana tidak, meraka hampir tinggal
kurang lebih selama 12 tahun, dimana jikalau hal ini di optimalkan
dengan baik oleh para petinggi lembaga pendidikan mungkin hal seperti
membuang sampah sembarangan akan bisa terminimaisir . Asalkan para
guru tidak hanya memberikan himbauan semata "Buanglah sampah pada
tempat nya" namun mereka harus juga memeberikan contoh langsung kepada
anak didik mereka betapa pentingnya menjaga sebuah lingkungan.

Ketiga, lingkungan masayarakat. Dalam hal ini peran masayarakat pun
bisa membentuk prilaku warga nya dan ini mencangkup semua kalangan
masayarakat baik anak-anak amaupun orang dewasa. Meskipun aturan sudah
dibuat namun tingkat kesadaran dalam merealisasikan sebuah aturan itu
pun masih minim. Disisnilah peran pemerintah mulai di lakukan dimana
seharusnya pemerintah bisa mensosialisasikan hal tersebut dan membuat
aturan yang terus menerus diberlakukan dengan dibarengi contoh-contoh
yang bisa membuat kesadaran mereka dalam hal membuang sampah pada
tempat nya itu penting.

Dengan hal yang mudah ini mari kita timbulkan rasa peduli kita
terhadap lingkungan,dengan menanam kan kesadara ini sejak dini, karna
lingkungan yang bersih akan menimbulkan rasa nyaman, aman dan tentram.


M Nur Rizal Akbar Solihin

Pengaduan Langsung Masyarakat Melalui Website Pemerintah



Kurangnya perhatian pemerintah dalam proyek pembuatan e-KTP ini
berdampak pada kerugian besar pada negara, hampir 2,3 anggaran untuk
pengadaan e-ktp telah berhasil di korupsi oleh para politikus DPR dari
total anggaran 5,9 triliun, Akibatnya berdampak pada pembuatan e-KTP
menjadi karut-marut, dan mengakibatkan kekacuan program ini yang
berdampak pada program pemerintah yang lain nya.

Kartu tanda penduduk (KTP) merupakan dokumen penting yang wajib
dimiliki warga negara, karna hampir segala sesuatu bentuk admiristasi
seperti pembuatan SIM, BPJS, pembayaran pajak, pilkada, dan asuransi
sekalipun itu menggunakan KTP, sedangkan dana yang di peruntukan untuk
pengadaan KTP yang sekarang berubah menjadi e-KTP (Kartu Tanda
Penduduk Elektronik) yang merupakan program baru pemerintah pada tahun
2011 telah habis di korupsi, dan hal ini pun berdampak pada persedian
blangko e-KTP sudah tidak tersedia lagi atau kehabisan, dan inilah
yang membuat pembuatan e-KTP di hampir seluruh kecamatan menjadi
karut-Marut.

Dan hal ini menyebabkan kekesalan dikalangan masyarakat yang sampai
sekarang belum mempunyai e-KTP, seharusnya pemerintah pusat mencari
cara alternatif lain untuk menambal anggaran e-KTP tersebut, sebab
kalau masih pengerjaan e-KTP ini masih lamban, dampak nya akan sampai
pada Pilpers 2019 yang akan mengakibatkan banyaknya suara-suara pemilu
yang hilang karna terkedala dengan e-KTP ini.

Soslusinya bagi masayarakat yang belum mempunyai e-KTP sebaiknya
melakukan pengaduan langsung, karena pada saat ini pemerintah sudah
memfasilitasi aduan warga melalui www.lapor.go.id atau melalui SMS ke
1708, atau masyarakat bisa melakukan pengaduan ke Kementrian Dalam
Negri (Kemendagri) melalui www.sapa.kemendagri.go.id.

Semoga dengan makin banyaknya pengaduan masayrakat melalui website
tersebut memacu pemerintah untuk lebih memepercepat dalam proses
pembuatan e-KTP .



Muhammad Nur Rizal Akbar Solihin

Sirojudin: Kalimat Pribumi dan Non-Pribumi Bisa Timbulkan Perpecahan


Dakwahpos.com, Bandung – Sirojudin menanggapi tentang pidato Anies
Baswedan yang kembali memunculkan isu pribumi dan non-pribumi.
(26/10/17)

Saat ini di Indonesia memang sedang gencar gencarnya membahas masalah
kontroversial Anies yang dalam pidato pelantikan nya kembali membawa
kalimat pribumi dan non-pribumi, dan hal ini sangat disayangkan ,karna
kallimat ini bisa saja menimbulkan perpecahan besar di Indonesia.

"Seharus nya sekelas Anies Baswedan bisa mengkontrol pembicaraannya
sendiri, dan kalimat pribumi dan non-pribumi ini jangan di cuat kan
lagi kembali kepermukaan, karna mungkin saja kalimat ini bisa
berpotensi menimbulkan perpecahahan antar etnis", Ucap Sirojudin

Sirojudin pun menghimbau semoga anggota-anggota pemerintahan lain nya
bisa lebih menjaga ucapan, karena setiap orang pasti beda dalam
pemikiran menghartikan sebuah ucapan atau kata-kata

"Saya pun berharap semoga tindak adanya keributan-keributan setelah
ini, yang bisa menimbulkan perpecahan", tambah Sirojudin
Semoga kejadian seperti ini tidak terulang kembali

Reporter: Muhammad Nur Rzal Akbar KPI 3 C

Jama’ah Sholat Jum’at Penuhi Masjid Jami Nurul Jannah


Dakwahpos.com, Bandung-. Warga sekitar penuhi ruang dan luar masjid jami nurul Jannah ketika menunaikan ibadah sholat Jum'at.

"Alhamdulillah seperti biasa masyarakat selalu penuhi masjid ketika Jum'atan dan bukan hanya masyarakat sekitar saja tetapi warga Rt lain pun juga ada". Ujar Wahyu (27/10/2017).

Masjid Jami Nurul Jannah yang sudah berdiri sejak lama ini selalu di penuhi Jamaah untuk menunaikan Ibadah Sholat Jum'at. Harapan setiap orang pasti menginginkan yang terbaik, salah satunya yaitu harapan  dari Jama'ah masjid Jami Nurull Jannah untuk Jama'ah lainnya.

"Tentunya saya berharap, bahwa tidak hanya menunaikan sholat Jum'at saja masjid Jami Nurul Jannah dipenuhi oleh jama'ah tetapi juga di setiap waktu sholat ". Lanjut Wahyu.

Sebagai umat islam menunaikan ibadah sholat Jum'at ataupun sholat lima waktu alangkah baiknya sholat berjama'ah di Masjid, agar masjid tidak nampak sepi di hari-hari biasa.

Reporter: Eneng Siti Hardianti, KPI 3B

Mustofa Sayani: Buang Anggapan Syahwat Rasulullah Tinggi Terhadap Wanita



Dakwahpos.com,Bandung – Rasulullah SAW memiliki istri lebih dari
empat, sejumlah riwayat menyebutkan istri beliau ada 11 orang.

Fakta tersebut memicu cibiran sejumlah kalangan, tak terkecuali
orentalis yang hendak memojokkan Islam. Mereka beranggapan, pernikahan
tersebut berseberangan dengan tuntunan ajaran Islam itu sendiri yang
membatasi pernikahan hanya empat istri saja, seperti ditegaskan dalam
surah an-Nisaa' ayat 3.

Salah seorang pengemuka agama di masjid Al-Hasan dalam agenda kajian
nya yang bertemekana Tauhid, yakni Mustofa Sayani berkata " Rasulullah
SAW bukan lah seseorang yang tinggi syahwat nya terhadap wanita
seperti yang di ucapkan kebanayakan orang, alasan pernikahan tersebut
adalah faktor sosial,faktor politik, seperti pernikahan antara
Rasulullah dan Siti Khodizah". (24/10/17)

Beliau juga menjelaskan, Rasulullah pun menikahi banyak istri setelah
meninggal nya istri pertama beliau yaitu Siti Khodizah, sebenarnya
alasan Rasulullah SAW menikahi banyak istri hanyalah ingin menjaga dan
melindungi para wanita serta mengurus anak anak mereka, Karena
kebanyakan dari istri beliau sudah berstatus janda entah ditinggal
mati syahid dalam perang ataupun sakit.

Mustofa Sayani menegaskan bahwa tanggapan orang orang tersebut
hanyallah untuk menghacurkan islam semata, karna mereka takut kalau
islam bangkit dan kemabali menajadi pengusa di bumi seperti yang
terjadi pada zaman Rasulullah SAW

Reporter : M Nur Rizal Akbar Solihin KPI 3/C

Gerakan Magrib Mengaji Butuh Dukungan Dari Orang Tua


Dakwahpos.com, Bandung- Gerakan magrib mengaji merupakan sebuah kegiatan yang memiliki banyak benefit, kegiatan ini diperuntukan bagi seluruh lapisan masyarakat yang beragama islam dan berbagai macam usia, baik itu anak kecil maupun orang dewasa. Dan gerakan ini juga sering digembor-gembori oleh walikota Bandung bapak H. Ridwan Kamil, dengan harapan masyarakat lebih meningkat tingkat religiusnya, dan akhlaknya.

Kegiatan ini memiliki banyak sekali manfaat untuk semua, yaitu menjadikan seseorang lebih religious, lebih dekat dengan Allah SWT, meningkatkan kesadaran dalam beragama, dan menjadikan seseorang berbudi pekerti baik sebagai mana yang diajarkan oleh agama islam, dan proses magrib mengaji ini, adalah pendidikan yang sangat bermanfaat bagi anak, dan waktu tenang untuk orang tua untuk mengajar mengaji anaknya atau melepas kegiatan kesibukan keduniawiannya dan mencari bekal untuk di akhirat.

Namun kegiatan magrib mengaji ini di DKM Thariqul Huda kurang mendapat dukungan kuat dari orang tua, sehingga menyebabkan semangat anak dalam mengaji tidak konsisten, dan menjadikan anak kurang mementingkan mempelajari ilmu agama,"anak-anak seperti menjadikan mengaji itu nomor 2 setelah sekolah, contohnya ketika anak ada PR dari sekolahnya, mereka langsung tidak masuk mengaji, dengan alasan ada PR, padahal mengaji tidak membutuhkan waktu yang lama, dan mereka punya banyak waktu sepulang sekolah, dan setelah isya" ujar Abdul Hamid seorang pengajar ngaji anak-anak di masjid Thariqul Huda. Sabtu(28/10)

Manusia hidup sementara di dunia, hidup di akhirat adalah hidup yang selamanya, oleh karena itu rugi jika manusia hanya mementingkan hal duniawi tanpa mementingkan hal ukhrawi, maka dari itu kesalahan besar bagi manusia memberikan nomor 2 pada belajar ilmu agama, dan peran orang tua sangat besar akan ideology seorang anak dalam memandang ilmu agama, "orang tua perannya begitu besar, banyak anak yang tidak terlalu mementingkan belajar agama, karena orang tuanya sendiri Cuma sealakadarnya menyuruh anaknya mengaji pada waktu lenggangnya saja, dan bahkan lebih parahnya lagi kalau orang tua tidak mendukung anaknya mengaji di masjid, dan hal itu pernah terjadi" lanjut Abdul Hamid menjelaskan.

Semakin banyak manusia mempelajari, memahami, dan melakukan apa yang diajarkan agama, maka karakter manusia yang berakhlakul karimah akan terbentuk, bukan berarti pendidikan umum itu tidak penting, namun harusnya memberikan keseimbangan dalam mempelajari ilmu agama dan ilmu umum, karena ilmu umum tanpa ilmu agama, menjadikan manusia memiliki akal yang pintar tapi melakukan hal yang tidak benar.

Reporter : Tri Eka Shofyandi   KPI/3B


DKM Al-Muhajirin Adakan Kegiatan Tahsin

Dakwahpos.com,Bandung- DKM Al-Muhajirin mengadakan kegiatan Tahsin yang dilakukan secara rutin di setiap hari senin malam. Kegiatan ini baru diadakan sekitar satu tahun yang lalu dan mendapat dukungan dari warga setempat. anak remaja laki-laki dan bapak-bapak yang hadir di dalam kegiatan ini. Sedangkan ibu-ibu mengadakan pengajian di setiap hari kami siang. Kegiatan ini dilakukan selama satu jam.  

"Kegiatan tahsin ini dilakukan setiap senin malam setelah selesai shalat Isya." Ujar Jaenudin, Kamis (12/10/17).

Menurut Jaenudin, diadakannya kegiatan tahsin ini bertujuan untuk membantu warga atau masyarakat untuk membaguskan bacaan (Makharijul huruf) ketika membaca Al-Qur'an dan demi terhindarnya dari kesalahan-kesalahan membaca kitab suci Al-qur'an. Dimulai dari cara pengucapan di setiap hurufnya dan kebenaran membaca tajwid yang ada di dalam Al-Qur'an.

Dalam kegiatan ini, DKM Al-Muhajirin menugaskan kepada seorang ustadz yang paham dengan ilmu tahsin untuk membimbing hadirin yang datang pada kegiatan tersebut. Tapi, tetap ada sesi pertanyaan dalam kegiatan ini, di khawatirkan ada hadirin yang kurang paham dengan apa yang dibocarakan oleh ustadz. 

Reporter: Fitria Nazilatullail KPI/3B

Masjid Ar-Rahmat Rindukan Suara Anak-anak Mengaji



Dakwahpos.com, Bandung- Sejak dahulu masjid jami Ar-Rahmat selalu
ramai didatangi oleh jemaah pengajian dari anak-anak sampai ibu-ibu.
Namun sekarang para jemaah khususnya anak-anak menjadi berkurang
minatnya dalam mengaji.

"Sungguh miris sekali zaman sekarang masjid-masjid menjadi sepi karena
jarangnya anak-anak pergi ke masjid untuk mengaji, termasuk di masjid
ini". Ujar Bapak Edih, Jumat (27/10/2017).

Kurangnya minat anak-anak dalam mengaji dapat disebabkan oleh beberapa
faktor. Perkembangan zaman yang semakin modern seperti gadget dan
media sosial juga dapat mempengaruhi hal tersebut.

"Hal ini mungkin disebabkan karena sekarang anak-anak lebih suka diam
dirumah dengan gadgetnya dibandingkan pergi ke masjid untuk mengaji.
Kurangnya dorongan untuk menuntut ilmu agama dari orang tua juga
menjadi faktor tersebut". Ujar Bapak Edih.

Semoga kedepannya masjid jami Ar-Rahmat kembali ramai dengan suara
pengajian anak-anak dan dapat menyadarkan mereka betapa pentingnya
menuntut ilmu agama untuk kehidupan dunia dan akhirat.


Reporter : Kintan Reski Pratiwi, KPI 3B

Jamaah aj Antusias Mengikuti Pengajian di Masjid Al Hidayah



Dakwahpos,Bandung- Masjid Al-Hidayah sering mengadakan pengajian rutin ibu-ibu dan bapak-bapak pada malam kamis, mereka berbondong-bondong menyaksikan pengajian, banyak yang datang dengan berjalan kaki karena memang jarak masjid dengan rumah warga itu sangat dekat. Tapi ada juga yang naik motor.

Penceramah juga di ambil dari sebagian Mahasiswa tergantung jadwal yang sudah dibuat oleh DKM atau Penanggung jawab Masjid Al-Hidayah tersebut, meskipun peceramahnya adalah seorang Mahasiswa semangat para jama'ah di Masjid Al-Hidayah tidak merasa keberatan dengan adanya Mahasiswa berceramah disana.

"DKM Al-Hidayah sangat bangga dengan sikap para jama'ah yang antusias untuk mengikuti pengajian rutin ini, semoga kedepannya tetap istiqomah untuk mencari ilmu dan melakukan kebaikan agar Masjid ramai dengan kegiatan yang bermanfaat". Ujar Ustadzah Andin. Sabtu (28/10/2017). 

Setelah Masjid ini di ramaikan oleh para Pelajar Diniyyah hingga pengajian Ibu-ibu dan Bapak- bapak Alhamdulillah jama'ah yang datang semakin banyak, terutama Shalat Subuh berjama'ah di Masjid  karena  tempatnya yang sangat dekat dengan Masjid Al-Hidayah. 

Reporter : Halua Fauziah Alhaq / Mahasiwa KPI 3B UIN Bandung

Anwarudin: Kebersihan, Ciri Masyarakat Beradab.


Dakwahpos. Com, Bandung- Masjid Al Barokah merupakah salah satu masjid yang  sangat memperhatikan kebersihan. Setiap harinya selalu ada yang membersihkan masjid mulai dari menyapu, mengepel, mencuci karpet dan membersihkan toilet. 

"Alhamdulilah, petugas kebersihan yang ada di masjid ini berjalan dengan baik, sehingga masjid  selalu dalam keadan bersih serta memberikan kenyamanan kepada para jemaah shalat, ibu-ibu pengajian dan anak-anak yang mengaji" Ujar Anwarudin (Ketua DKM Al Barokah), Sabtu (28/10/2017).

Kebersihan masjid juga memberikan pengaruh besar kepada para jemaah shalat. Maka, maklum saja jika masjid ini memiliki jemaah yang cukup banyak. 

"Sebagaimana telah ditegaskan juga bahwa kebersihan sebagian dari pada iman, oleh karena itu sebagi bagian dari DKM Al Barokah harus bisa menjaga kebersihan karena kebersihan juga sejatinya menjadi ciri masyarakat yang beradab" Pungkasnya. 

Untuk kedepannya DKM Al Barokah  berharap, kebersihan di masjid ini bisa ditingkatkan lagi. Agar, bisa memberikan kenyaman yang lebih baik lagi kepada para jemaahnya dan bisa menjadi salah satu  upaya menarik masyarakat untuk shalat berjamaah. 

Reporter : Indah Padillah, KPI 3/B.

DKM Baabussalaam Kelola Masjid Dengan Sangat Baik



Dakwahpos.com, Bandung- Kepengurusan DKM Baabussalaam menjadi salah
satu yang paling teratur di daerah Bumi Panyileukan. Kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan secara rutin juga berjalan dengan baik. Mulai
dari sholat jum'at, pengajian ibu-ibu, sampai acara pengajian dan
liqoan bagi anak muda, semuanya diatur dengan sangat baik.

Meskipun masjid ini bukan termasuk masjid yang bisa dikatakan sebagai
masjid yang besar untuk menampung banyak jamaah, namun jamaah di
masjid ini baik saat sholat atau pun kegiatan lainnya selalu ramai.
DKM Baabussalaam juga sangat berperan dalam menjaga kebersihan masjid
sehingga masyarakat bisa nyaman dalam beribadah.

Pengajian ibu-ibu biasanya dilakukan bergilir satu bulan sekali untuk
tiap RT. Sedangkan untuk para anak muda biasanya diadakan rutin setiap
jum'at malam. Selain dua hal itu, khatib sholat jum'at di masjid ini
pun biasanya diambil dari orang-orang yang berasal dari luar daerah
ini.

"Untuk sholat jum'at biasanya kami ngambil khatib dari luar, ini
supaya jamaah sholat jum'atnya lebih tertarik untuk sholat di masjid
ini. Ngambil khatib dari luar ini fungsinya supaya pesan dakwah yang
disampaikan bisa jadi lebih fresh. Ini penting supaya jamaah tidak
merasa bosan dengan khatib yang hanya itu-itu saja," kata Bendahara 2
DKM Baabussalaam, Armin, saat dihubungi reporter dakwahpos.com, Kamis
(12/10/2017).

Armin menambahkan, apa yang membuat masjid ini menjadi salah satu
masjid yang sangat baik adalah pengelolaan keuangannya yang sangat
teratur. Masjid ini memiliki dua bendahara. Bendahara 1 bertugas dalam
pembukuan, semua yang berhubungan dengan keluar masuknya uang dicatat
atau dibukukan oleh Bendahara 1. Sedangkan Bendahara 2 bertugas lebih
ke pekerjaan langsung di lapangan, seperti membeli apa saja yang
diperlukan untuk perbaikan atau kebersihan masjid, membuka dan
mengumpulkan uang dari kotak amal yang dibuka tiap satu bulan sekali,
dll.

DKM Baabussalaam juga tak lupa memasang kamera CCTV demi keamanan di
area masjid. Semua hal tersebut membuat masjid ini menjadi masjid yang
patut diapresiasi atas pengelolaannya yang sangat baik.


Reporter: Fajar Zain Nur'aziez, KPI/3B

Husni Hamran : Cermat dalam mengkaji istilah pribumi


Dakwahpos,Bandung- Istilah  "Pribumi" yang disampaikan Anies pada pidato politik pertamanya di Balai Kota , Senin 16 Oktober 2017 menuai pro kontra , bahkan berbuntut pada pelaporan Anies ke Bareskrim Polri dengan tuduhan tindak pidana diskriminatif ras dan etnis. Pidato yang disampaikan anies merupakan bentuk keprihatinan atau gambaran  atas kejadian masalalu Indonesia pada masa kolonial .

Pada kasus ini menurut Mahfud bukanlah suatu permasalah , dimana ras dan etnis tidak memiliki keterkaitan dengan polemik istilah pribumi seperti apa yang terdapat Pada UU nomor 40 tahun 2008 tentang penghapusan terhadap segala bentuk diskriminasi ras dan etnis.

"Orang yang sentiment seperti itu cenderung mencari letak kesalahan lawan politiknya , dalam bahasa sunda namanya Keceletot (mencari kesalahan) , Jadi mereka tidak mengamati teks pidato terlebih dahulu ,padahal  maksud kata anies itu kita jangan sampai kayak jaman lalu , pribumi itu dijajah oleh belanda" , ujar Husni Hamran penasihat DKM Asy-Syifa pada Dakwahpos, Senin ( 23 Oktober 2017)

Istilah "pribumi" bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan keadaan yang sesungguhnya dan betapa pentingnya untuk bangkit dari ketertinggalan, selain itu istilah pribumi ini merupakan sebuah tuntutan terhadap pemerintah agar memperhatikan mereka yang memiliki saham paling besar terhadap kemerdekaan negeri ini. Dulu itu pribumi  asli bukan keturunan pendatang luar Indonesia ,Sekarang bukan lagi karena kita berada di  jaman revormasi, ujar Husni Hamran pada Dakwahpos, Senin (23 Oktober 2017)

 Menurut Wikipedia Pribumi merupakan penduduk asli yang mendiami suatu daerah yang kemudian menetap pada suatu daerah . Istilah Pribumi ini bahkan pernah diucapkan oleh pejabat negeri ini termasuk megawati dan Jokowi , yang kemudian menjadi sebuah kontoversi ketika kata itu keluar dari mulut Anies pada pidato perdananya.

Seseorang harus cerdas dalam menganalisis suatu naskah pidato. Pada naskah pidato Anies tertulis "Rakyat pibumi ditindas dan dikalahkan" dan seterusnya. Namun , yang diucapkan Anies yaitu "dulu kita semua adalah pribumi ditindas dan dikalahkan ". Menurut anies , berakhirnya penjajahan yang pernah terjadi di Jakarta selama ratusan tahun harus dijadikan momentum bagi pribumi dalam melakukan pembangunan dan menjadi tuan rumah yang baik.

dalam hal ini semua orang harus menghormati proses hukum yang berjalan tanpa ada pihak-pihak yang berhak memaksakan, apalagi bertindak anarkis dan sengaja mengambil keuntungan secara politis. Jusuf Kalla mengatakan bahwa pidato anies itu berisi dongeng masalalu , jangan mengambil kata pribuminya saja , Ungkap Husni hamran pada Dakwahpos , Senin (23 Oktober 2017).

Jika kita cermat dan jernih dalam mendengar maupun membaca naskah pidato, maka wajar jika semangat persatuan dan penyatuan sangat menonjol dalam naskah pidato yang rutin disampaikan setelah kemenangan pada kompetisi yang tajam. Menyatukan memang bukanlah pekerjaan yang mudah . Namun persatuan akan tercipta dengan sendirinya dengan menghadirkan prestasi . Disamping itu sebagai pemimpin hendaknya memilih tema yang lebih relevan/signifikan dan lebih berhati hati dalam menyampaikan pidato didepan publik agar tidak terjadi kesalahpahaman , terutama pihak yang bersebrangan dengan Anies Baswedan.

(Reporter : Nining Nur Amanah / KPI 3 C)

Warga Kampung Jadaria Antusias Ikuti Pengajian Mingguan Masjid Al-I’anah



Dakwahpos.com, Bandung – Tauhid itu penting untuk diketahui oleh setiap manusia, karena tauhid merupakan modal untuk kita mengenali siapa tuhan sebenarnya. Orang tanpa mempelajari tauhid maka di hati orang tersebut di yakinkan tidak memiliki iman sama sekali. Lain dengan kampung jadaria yang di wajibkan mempelajari tauhid itu adalah anak-anak sedangkan orang tua tidak perlu mempelajari tauhid.

"Bapak-bapak ini tidak perlu mempelajari tauhid , karena saya yakin bapak-bapak sudah paham dan bisa meyakini adanya Allah dan yang wajib mempelajari tauhid itu adalah anak-anak kita dan semua itu untuk menciptakan regenerasi anak yang gigih dalam bertauhid," kata Asep dalam ceramahnya di Masjid Al-I'anah, Minggu 22 Oktober 2017.

Semua ini bukan lain untuk menciptakan anak-anak yang bisa menjadi pigur dalam bidang tauhid. Selain itu ,tujuan mempelajari tauhid supaya masyarakat bisa berjalan bersama karena dengan memiliki keyakinan yang sama masyarakat bisa sejahtera. Hal tersebut dijelaskan oleh sang penceramah untuk membiasakan dan mengetahui siapa sebenarnya Allah itu.


Pementor  : Didi Diaulhaqi KPI/3A

Donasi Masyarakat Jadikan Masjid Al-I’anah Tampak Indah


Dakwahpos.com, Bandung – Dengan penus keikhlasan dari masyarakat jadaria atas sumbangan yang diperuntukan untuk bembangun kembali Masjid Al-I'anah akhirnya selesai dan berjalan hasil dari kerja keras dari masyarakat akhirnya Masjid bisa terlihat sangat indah. Selain bertanggung jawab di masing-masing keluarganya ,warga senantiasa bergotong royong untuk kemajuan dan kesejahteraan kampunya.

"saya sangat bangga memiliki tetangga yang sangat perhatian dan bisa diajak bergotong royong. Ini semua saya lakukan demi memiliki kampung yang bukan hanya sekedar kampung ,tapi juga membuat kampung yang bisa bermamfaat untuk orang lain," kata Wahidin di Masjid Al-I'anah.

Masyarakat berfikir tempat tinggal kita tidak akan maju , jika bukan kita sendiri yang memajukan kampung ini. Dan tanpa upah mereka masih melakukan gotong royong ,karena mereka mengigingkan dengan membangun masjid ini ,bisa setara dengan masjid yang berada di daerah yang di huni oleh orang-orang yang mampu.


Pementor  : Didi Diaulhaqi KPI/3A

Ustadz Ahmad Gunawan : Istilah “Pribumi” Tidak Bermasalah


Dakwahpos.com-Bandung Pribadi dalam kaca mata apapun tidak ada masalah dengan pidato pak Anis tentang masalah pribumi. Tegas Ust Dakwahpos.com, Bandung, sempat beredar pidato pak Anis Baswedan tentang "Pribumi"  beberapa waktu yang lalu sehingga menjadi viral dan menjadi perbincangan.

"Mengenai pidato pak Anis Baswedan tentang memakai kata pribumi menurut saya adalah bagus, sebab hal itu bisa menjadi cambuk bagi pribumi sendiri. Sebagai pribumi jangan sampai menjadi jongos di negeri sendiri, seharusnya pribumi bisa menguasai negerinya sendiri". Ujar Ust Ahmad, Jum'at (27/10/17). 

Menurut ust Ahmad, viralnya pidato ini tidak harus dipermasalahkan, jika dipermasahkan berati yang membuat keributan tentang pidato itu adalah mereka yang berpenduduk non pribumi. 

Jangan sampai pribumi itu menjadi tamu, artinya tidak punya peran dalam mengurus daerah sendiri. Mengapa pidato pak Anis menjadi viral, mungkin dari segi politik merasa kalah di pilkada Jakarta itu dengan memakai kata "Pribumi" menjadi senjata, terkesannya menjadi syara, kalau saya melihat secara Ahmad, (27/10/17).  

Reporter : Fahmi Mujahid Abdul Aziz, KPI 3 B

Jama'ah Shalat Jum'at Banjiri Masjid Jami Al-Hudhorie


Dakwahpos.com-Bandung. Hari jum'at ini ada suasana yang berbeda tak seperti hari-hari biasanya. Terlihat banyak sekali kendaraan memadati parkiran Masjid Jami Al-Hudhorie. Sehingga parkiran masjid penuh dan sebagian kendaraan parkir di lahan kosong depan masjid.

"Iya setiap jum'atan, parkiran masjid ini penuh. Karena parkiran masjid ini tidak terlalu luas dan itupun sudah dipenuhi oleh motor. Jadi, kendaraan besar seperti mobil harus parkir di luar masjid". Ujar DKM Masjid Jami Al-Hudhorie. Jum'at (27/10/2017)

Karena masjid ini berada di pinggir jalan raya dan dekat dengan sekolah SD, sehingga lokasinya cukup strategis. Jama'ahnyapun terdiri dari berbagai kalangan. Mulai dari anak SD, karyawan, guru, pengguna jalan, dan sebagian penduduk setempat.

"Jama'ahnya banyak dari kalangan anak-anak karena kebetulan dekat dengan sekolah SDN Cibiru. Juga sebagian guru yang mengajar di SD tersebut. Sebagian lagi karyawan dan penduduk setempat. Tapi yang paling banyak ya yang dari jalan (pengguna jalan)". Ujar Eru Marbot Masjid Jami Al-Hudhorie.

Letak masjid ini cukup strategis, hal ini terlihat dari jama'ahnya yang datang dari berbagai kalangan. Dengan demikian masjid ini membawa manfaat besar, karena dengan adanya masjid ini memberikan kemudahan menunaikan shalat bagi pengguna jalan yang berada di daerah sekitar masjid. Juga untuk penduduk sekitar masjid ini.

Reporter : Engkom Komariah/KPI/3B

Registrasi Ulang Kartu Prabayar Untuk Keamanan Dan Kenyamanan bagi Masyarakat



Masyarakat diwajibkan untuk melakukan registrasi ulang SIM card hingga 28 Februari 2018 dan pemblokiran total kartu sampai 28 April 2018.

Program registrasi ulang itu dilakukan guna memberikan kepastian kemanan, dan kenyamanan bagi masyarakat, Menurut Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo Ahmad Ramli.

Kemenkominfo harus dilihat dulu  kesiapan dari infrastruktur untuk mengakomodasi registrasi ulang, dan itu harus selalu melakukan evaluasi untuk meminimalisir terjadinya gangguan. Dengan begitu, laporan dari masyarakat yang mengaku kesulitan melakukan registrasi ulang pun dapat dicarikan solusinya.

Dan program registrasi ulang ini harus benar-benar terealisasikan kepada masyarakat dan itu harus ada kejelasan, saat ini masyarakat masih banyak yang bingung terhadap program ini apakah hoak atau asli datang intruksi dari kemenkominfo Sehingga dampak yang terjadi dimasyarakat masih mengalami kesulitan registrasi ulang kartu prabayar.

Untuk memermudah  memang lewat SMS, namun bisa juga lewat situs resmi operator. Selain itu, setiap operator juga menyediakan layanan call center apabila banyak masyarakat yang tidak tau atau bisa dikatakan masih awam dalam hal ini.

Dengan adanya  program registrasi ulang ini  akan dapat mengurangi bentuk pemborosan kartu prabayar. Berdasarkan data yang dimiliki Kemenkominfo, setidaknya sampai saat ini ada sebanyak 360 juta kartu prabayar di Indonesia. Dari jumlah sebanyak itu, yang aktif diperkirakan mencapai 290 hingga 300 juta kartu, sedangkan sekitar 60 juta sisanya tidak aktif.

Dan jika program ini sukses tentu dampaknya akan mengurangi kejahatan dinegara kita ini sehingga Negara kita terbebas dari yang namanya kejahatan yang telah merajalela di negri kita sendiri. Mungkin dengan cara inilah akan menumbuhkan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.

Menurut saya, program registrasi ulang kartu sangat bagus sekali  untuk memberikan keamanan dan kenyaman bagi masyarakat dan juga akan mengurangi pemborosan kartu. Karena dibatasi setiap data seseorang dibatasi minimal memmakai 3 kartu untuk mengefektipkan data seluler yang kita miliki.

Nama hendi supriatna
Mahasiswa kpi uin bandung
Imiki wilayah 2

Anwarudin: Berharap Santri Menjadi Hafidz Quran



Dakwahpos.Com, Bandung- DKM Al Barokah mengharapkan santri yang mengaji di masjidnya, bisa menjadi hafidz Qur'an. Harapannya ini sudah ada sejak beberapa tahun lalu, namun belum bisa tercapai.Padahal, tenaga pengajar sudah cukup banyak sehingga mampu membimbing anak untuk menghapal Qur'an. 

"Dari benerapa tahun lalu, saya sangat berharap anak-anak yang mengaji di masjid Al Barokah ini bisa menjadi hafidz Qur'an, namun semangat mengaji dari anak-anaknya kurang. " Ucap Anwarudin, Jumat (10/11/2017).

Sebenarnya, harapan dari ketua DKM Al Barokah ini akan mudah terealisasi jika muridnya memiliki semangat yang besar untuk mengaji, dan meyakini bahwa mengaji ini merupakan sebuah kewajiban bukan paksaan. 

"Saya dan guru mengaji yang ada di masjid Al Barokah memiliki cita-cita yang sama,  bahkan kami sudah mulai menentukan surat-surat yang wajib di hapalkan oleh anak-anak. Tapi sayang, hal ini tidak berjalan dengan baik karena mereka jarang berangkat. Misalnya saja ketika ada pertandingan sepak bola mereka lebih memilih menonton pertandingan dari pada pergi ke masjid untuk setor hapalan. " Pungkasnya. 

Melihat permasalahan ini, ketua DKM Al Barokah berencana akan memberikan bimbingan dan arahan  kepada muridnya, terutama mengenai pentingnya mengaji dan memberi penjelasan keuntungan yang diterima jika seorang anak menjadi hafid Quran. Agar bisa membangkitkan semangat mengaji anak didiknya. 

Reporter : Indah Padillah, KPI 3B. 

Manfaat Dalam Prabayar




     Mengacu pada Peraturan Menkominfo No. 12/2016 Pemerintah mewajibkan semua calon pelanggan dan pelanggan lama kartu prabayar, untuk melakukan registrasi dengan validasi Nomor Induk Kependudukan.
Mengapa registrasi prabayar dilakukan oleh semua kartu telepon,dikarenakan agar pelanggan bisa terdekteksi dalam memakai kartu telepon , bila ada apa-apa tidak akan mempersulit diri sendiri karena hilangnya kartu telepon. Karena sekarang jaman sudah semakin modern,bilamana handphone tiba-tiba hilang atau pun raib oleh maling. 
Untuk sekarang tidak usah mengganti nomor yang lain , karena bisa memakai kartu telepon itu kembali
     Tarif harganya pun tidak akan memakai harga kalau bukan dari ketentuan. Tanpa registrasi, pelanggan baru yang membeli kartu SIM prabayar pada tanggal 31 Oktober 2017 atau setelahnya tidak akan bisa mengaktifkan kartu. 

Sementara, jika tidak mendaftar ulang, pelanggan lama yang telah memiliki kartu sebelum tanggal 31 Oktober 2017 akan menghadapi sanksi berupa pemblokiran secara bertahap. 

Aturan yang berlaku untuk semua operator seluler kartu SIM prabayar ini bertujuan mencegah penyalahgunaan nomor dan melindungi konsumen dari kejahatan lewat ponsel. 

Registrasi SIM prabayar sendiri bisa dilakukan melalui SIM, mengunjungi situs khusus, serta mendatangi gerai resmi masing-masing operator. 
Pengguna XL, Indosat, dan Tri juga bisa mendaftarkan diri dengan cara mengunjungi gerai masing-masing operator. Jika sebelumnya pengguna mengalami kegagalan saat mendaftarkan diri, maka di gerai akan diminta untuk mengisi formulir dan surat pernyataan tertentu.

Khusus pengguna Telkomsel, jika gagal melakukan daftar ulang maka bisa meminta bantuan melalui call center tanpa harus datang ke GraPari.

"Jika gagal mendaftar padahal NIK dan Nomor KK sudah benar, pengguna bisa terus mengulang pendaftaran dari SMS sampai berhasil Atau mendaftarkan diri melalui situs pendaftaran Telkomsel, atau bisa menghubungi call centre," 


      Fitriani Rahmawati 
      MAHASISWA KPI UIN BDG
© Vokaloka 2023