Ustad Asep Najmudin : kata pribumi seharusna tidak ada dalam pidato anies




Dakwahpos.com, Bandung-

  "Seandainya anies baswedan ketika menyampaikan pidato tidak menggunakan kata pribumi pasti akan lebih baik dan tidak menimbulkan kesalah pahaman yang berkepanjangan". ujar ustad asep najmudin (Jum'at, (20/10/17)

sebagai perayaan sekaligus pelantikan pemimpin baru, wajar saja seandainya pemimpin ingin membakar semangat masyarakt nya dengan berbeagai cara, ada yang langsung bergerak di berbagai bidang kegiatan, dan ada juga pemimpin yang membakar semangat masyarakatnya dengan pidato atau kata-kata yang sekiranya bisa membangkitkan semangat.

Sebagai gubernur DKI baru Anies-Sandi  tentu saja banyak awak media dan warganet yang mengangkat dan memberi selamat kepada beliau, tapi disisi lain tidak sedikit yang tidak senang dengan diangkatnya Anies-Sandi, itulah yang dinamakan media sosial, karena bisa dinikmati oleh umum dan bebas berekspresi.

Hingga akhirnya ada moment dimana suatu kata yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh masyarakat dijadikan pokok masalah didalam suatu pemerintahan, yakni ketika Anies Baswedan berpidato untuk perayaan atas terpilihnya ia menjadi gubernur baru DKI jakarta, dimana Anies Baswedan membahas tentang bagaimana mereka merdeka dan tentang kolonialisme pada zaman Belanda atau lebih tepatnya seperti ini "Dulu kita semua pribumi yang ditindas dan dikalahkan"ujar Anies Baswedan "sekarang setelah berhasil melawan kolonialisme, meraih kemerdekaan, semua warga pribumi harus mendapat kesejahteraan.

Dan pada kesemapatan yang sama juga Anies kembali mengingatkan agar warga jakarta bisa menjadi tuan rumah dikotanya sendiri.

Itulah beberapa kritikan yang sedang dijadikan trending topik, seakan-akan ini menyinggung warga yang non pribumi, dan hingga menuaikan kebencian dan kritkan kasar dari netizen.

"kita sebagai laki-laki adalah calon pemimpin maka hal pertama yang harus kita jaga adalah lisan kita, karena lisan lebih bahaya dari benda tajam apapun"jelas Ustad Asep Najmudin.

Sampai sekarang banyak isu bahwasannya anies sedang diperiksa atas kasus tersebut oleh pihak yang berwajib, tetapi respon Anies biasa saja, karena "kata-kata pribumi itu ada didalam ranah kolonialisme jadi itu semua tidak harus dipermasalahkan lebih panajng lagi" bela anies ketika ditanya soal kasus tersebut.

Sebagai pembelajaran untuk kita semua, pertama, berfikirlah terlebih dahulu sebelum betkata atau berpendapat, kedua, lihatlah siapa lawan bicara kita, ketiga, fikirkan akibat yang akan terjadi apabila disampaikan kata-kata tersebut, itu semua semata-mata untuk tidak memecah belah warga negara dan agama.

Reporter : khafidin mahasiswa kpi uin sunan gunung dajti

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023