Plagiat Berujung Tamat

Oleh: Khafidin

'Simple,padat dan jelas" itulah yang ada di benak plagiator sejati, semakin marak nya sistem penjiplakan dengan mengakui hak cipta penulis, semakin banyak pula sarjana-sarjana yang tenggelam dalam kebodohan.

Sistem plagiatisme ini banyak sekali diminati terutama kalangan mahasisiwa strata 1 atau S1 yang tidak mau berfikir panjang, kasus mengenai plagiatisme pun kini menjadi sebagai banyak katakutan pada kalangan mahasiswa, karena mereka merasa terancam tidak bisa banyak bersantai dalam mengerjakan berbagai tugas, adat dan kebiasaan tersebut akan semakin membuat otak kita terlatih untuk tidak berfikir keras, mereka hanya mengandalkan karya dari orang lain dan mengangkat karya tersebut sebagai hak cipta dirinya sendiri, akan tetapi bukan hanya mahasiswa strata 1 saja yang mengandalkan plagiatisme akan tetapi strata2, sampai doktor pun tidak sedikit yang melakukan plagiatisme, seperti berita yang sekarang menjadi ternding topik khususnya dikalangan mahasiswa, yaitu Kabar yang beredar, lima mahasiswa Pascasarjana terlibat kasus plagiatisme.

Di UNJ sendiri lah yang menjadi patokan utama para mahasiswa yang melakukan plagiatisme karena, pada beberapa minggu lalu ada beberapa mahasiswa pasca sarjana yang hendak lulus akan tetapi karya yang mereka buat adalah hasil dari plagiatisme, pihak UNJ sendiri sebelum meluluskan para mahasiswa itu pihak kampus itu sendiri merasa kebingungan dengan para mahasiswa terbeut, mengapa para mahasiswa tersebut bisa mendapatkan gelar "cumlaude" hingga akhirnya para aktivis rektor memutuskan untuk memeriksa hasil karya para mahasiswa pasca sarjan tersebut.

Penyesalan pun mulai berdatangan dari mahasiswa yang melakukan plagiatis pasalnya mereka telah berjuang mati-matian untuk belajar dan menuntu ilmu tapi hasil yang ia dapatkan adalah tuntutan dan hukuman dari orang yang mereka jiplak tulisan nya.

Kejadian ini harus nya dijadikan pelajaran bagi kita supaya belajar dengan berfikir lebih keras lagi, supaya uang, tenaga, beban, fikiran yang kita tanggung ketika masa pembelajaran itu tidak sia-sia seperti contoh kasus yang di atas.

Plagiatisme menjauhkan manusia dari sifat moralisme kemanusiannya hingga akhirnya yang bisa ia lakukan hanyalah meniru/menjiplak karaya orang lain dengan cara mengambil hak dan karya orang tersebut.

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya plagiat-plagiat di indonesia, beberapa faktor ini mungkin adalalah faktor yang paling utama ialah makin maraknya perbuatan menjiplak suatu karya yang di buat oleh orang lain atau yang biasa dikenal plagiat.

Faktor yang pertama ialah lemahnya pendidikan dan pencegahan serta masih kurangnya publikasi atau penyebaran informasi mengenai bahaya nya perbuatan plagiatnoleh pemerintah kepada masyarakat.

Faktor kedua, masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaporkan adanya tindakan plagiat, masyarakat indonesia cenderung masih pesimis dan kurang responsif dengan tindakan yang dilakukan oleh plagiator, perbuatan menjiplak dianggap suatu tindakan yang sepeledan sudah jelas melanggar ketentuan hukum yang ada di negara ini.

Karena banyak pihak yang dirugikan karena adanya plagiat, seharusnya masyarakat lebih simpati kepada palgiator untuk memberikan himbauan, seandainya plagiator tersebut belum menyadari penjiplakannya hingga akhirnya melanjutkan perbuatannya tersebut maka hendaklah masyarakat melaporkan tindakan tersebut kepada pihak yang berwajib, itulah rasa simpati kita kepada para plagiator.

Sungguh miris kejadian ini pasalnya mereka belajar hanya untuk mengejar gelar hingga akhir nya mereka melakukan tindakan yang tidak terpuji yaitu plagiat hingga menyebabkan mereka tamat dalam beberapa format

Mahasiswa KPI UIN Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023