Hikmah itu Milik Orang Mukmin


RESENSI
Judul Buku : Nabi Isa pun Tak Mampu Sembuhkan (Memetik Hikmah Ayat-Ayat          Semesta)
Penulis : Musa Kazhim
Penerbit : Noura (PT. Mizan Publishing)
Tahun Terbit : Cetakan I, Januari 2017
Kota Terbit : Bandung
Tebal Buku : ix+142 halaman
Harga Buku : Rp. 33.000

"Hikmah adalah milik orang Mukmin yang hilang. Di mana saja dia menemukannya, maka ambillah." Hadits tersebut sudah familiar di kalangan umat Islam, dari awam sampai cendikiawan. Dalam hal pencapaian hikmah, kita tidak harus melulu mendapatkannya dari sesama manusia. Allah pun telah berfirman bahwa kita bahkan bisa mendapatkan hikmah dari seekor binatang dan fenomena alam.
Dalam buku ini dibahas berbagai hikmah, asal dari hikmah tersebut, perenungan hingga manfaat hikmah untuk bekal kehidupan. Buku ini menjelaskan berbagai jenis hikmah yang dapat kita petik dari Al-Quran, para Nabi, para Arif; dari sesama manusia, hingga hikmah dari kematian.
Kehidupan adalah pelajaran (hikmah) bagi orang yang mengasah intuisinya, semakin tajam intuisinya maka semakin banyak hikmah yang ia dapatkan. Dan semakin banyak hikmah yang didapat akan menjadikannya orang yang bijaksana. Dalam pengambilan hikmah, kita juga memerlukan sikap terbuka, agar kita tidak memandang dari mana hikmah itu berasal.
Allah memberikan manusia amanah berupa hidup yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya, tanpa tahu kapan amanah itu akan berakhir. Dalam penantian ini, kita harus banyak "menanam" agar kelak kita bisa "memanen". Sebagaimana nasihat Luqman kepada putranya di dalam Al-Quran yang menjelaskan bahwa perbuatan apapun, sekecil apapun pasti Allah akan membalasnya. Tidak hanya itu, Luqman juga menasihati putranya untuk senantiasa bersyukur dan berbangga dengan keindahan diam.
Ada banyak kisah wanita dan hikmahnya dalam Al-Quran, diantaranya: di suatu zaman, ada seorang wanita tua sakit yang tidak pernah sepi dari pembesuk, dan ternyata di rumahnya terdapat banyak mushaf Al-Quran, dan ia selalu menyempatkan untuk membacanya walau satu ayat dari salah satunya. Dan ketika ia selesai membacanya, ia membaca ayat yang berarti: Tuhanku, jangan Engkau biarkan aku hidup seorang diri. Engkaulah sebaik-baik Waris. Allah pun mengabulkan doanya, sehingga ketika ia sakit, ia tidak pernah kesepian meskipun terbaring selama satu tahun di bangsal Rumah Sakit. Hikmah lainnya adalah perbedaan penyebutan Imra`ah dan Zawj dalam Al-Quran yang mengartikan kedudukan seorang wanita bagi suaminya.
Allah juga dalam Al-Quran mengajarkan suatu prinsip Ilahi dari beberapa ayat yang tidak menjelaskan identitas tokoh-tokoh besar yang mengalaminya. Hal ini dapat kita ambil hikmahnya bahwa kita tidak perlu takut untuk tidak dikenal orang, padahal kita melakukan suatu amal kebaikan. Karena sejatinya Allah tidak pernah tidur dan selalu tahu amal-amal yang kita kerjakan. 
Selain beberapa hikmah yang didapat dari Al-Quran di atas dan banyak lagi lainnya, kita juga dapat mengambil hikmah dari para Nabi. Pada suatu riwayat, Nabi Isa a.s, yang bisa menyembuhkan segala penyakit mengaku bahwa ia tidak bisa menyembuhkan satu; yaitu penyakit "dungu". Dungu yaitu orang yang kagum pada dirinya sendiri dan merasa dirinya tidak punya cacat. Hikmah lainnya, Rasulullah suatu saat pernah bersabda bahwa ia lebih dekat kepada orang-orang yang tertindas dan hancur hatinya, hikmah yang dapat kita ambil ialah bahwa kita jangan membenci orang-orang miskin; jangan sombong dengan keadaannya yang lebih baik; dan jangan rakus terhadap hartanya.
Hikmah lainnya dari para Nabi yaitu, belajar dari takwil tiga mimpi yang dialami Nabi Musa a.s. Yang berarti bahwa kebanyakan manusia tidak dapat bersabar atas tiga hal dalam hidupnya, yaitu gagal dalam obsesinya, kehilangan seseorang yang dicintainya, dan dalam menanti rezeki.
Suatu hari, Ibnu Sina pernah saling berbalas surat dengan Abu Said mengenai perlunya masyarakat berkumpul di Masjid, sedangkan dalam suatu riwayat dikatakan bahwa Allah lebih dekat dengan hamba-Nya daripada urat nadi. Dan Abu Said menjelaskan bahwa berkumpul di masjid, diibaratkan jika satu pelita mati maka masih ada pelita lain yang menyala; artinya, jika seseorang yang akan berbuat dosa dan ia berkumpul di tengah masyarakat maka masih bisa terjadi saling mengingatkan dalam hal ketakwaan, dan mendapat curahan rahmat Allah.
Hikmah dari para Arif lainnya yaitu, mengenai bacaan tasbih dan istigfar yang lebih berguna bagi seorang hamba. Seorang sufi mengumpamakan bahwa tasbih adalah wewangian orang-orang suci, sedangkan istigfar adalah sabun bagi ahli maksiat. Hikmah selanjutnya adalah yang dicontohkan oleh Ali r.a ketika ia di medan perang, ia tetap tidak membunuh lawannya yang sudah tidak berdaya, ia juga berpesan bahwa saudara kita ada dua, pertama saudara seagama dan kedua adalah saudara sesama manusia.
Hikmah yang didapat dari manusia itu sendiri, yaitu penghisaban diri yang selalu dilakukan setiap Mukmin menjelang tidur. Akibat positif dari penghisaban diri di setiap akhir hari itu, setidaknya adalah keinsyafan bahwa dirinya sebagai hamba Tuhan, masih penuh dengan dosa dan kekurangan. Dan hal ini akan terinterpretasi dalam realita kehidupannya dengan tindakan nyata dan sikap serta perilaku yang mulia, yaitu kerendahan hati dan mudahnya melihat kelebihan orang lain. 
Terdapat juga 20 Makna Hidup dan Hikmah Umur Manusia yang diambil dari tulisan Abdillah Toha. Yang pada intinya, hidup akan menjadi bermakna bila kita sadar bahwa kita tak hidup sendiri.
Bahasan hikmah yang terakhir, yaitu hikmah dari kematian. Kita seringkali bertanya mengapa atas segala hal yang Allah berikan, padahal Allah Maha Mengetahui. Tentang kematian, kitapun seringkali baru menyadarinya setelah kepergian itu terjadi dan sesudahnya bertanya MENGAPA? kepada Allah. Dalam perjalanan menuju Kampung Keabadian seharusnya kita mempersiapkannya dengan sebaik mungkin; jangan banyak mengeluh dan bertanya mengapa kepada Allah. Karena Allah telah menyiapkan jamuan-Nya untuk masing-masing hamba saat ia tiba di Kampung Keabadian. Yang tersisa saat kita sampai di Kampung Keabadian adalah jiwa dan segenap amal baik, jadi persiapkanlah bekal amal baik sebanyak mungkin agar Allah pun menjamu kamu dengan baik.
Buku ini patut kita apresiasi, karena penulisannya yang singkat tetapi luwes dan bahasanya tidak banyak membuat pembaca berkerut dahi. Hikmah-hikmah yang terdapat dalam buku ini pun dapat terkenali dengan mudah. Selain itu, desain buku dan tulisan yang berbeda dengan buku non-fiksi Islam lainnya yang terkesan serius dan berat, tidak terasa dalam buku ini. Warna yang lembut dan tidak terlalu ramai memberi kesan yang tenang saat membacanya, dan tidak membuat mata lelah. Hanya saja, dalam beberapa subbab terdapat materi yang terlampau singkat dan tidak menyertakan penjelasannya, melainkan hanya beberapa potongan ayat atau berupa arti dari sebuah riwayat.


Astri Mumtahanah, Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung 
Kp. Babakan Dangdeur RT. 03 RW. 04 Ds. Pasirbiru Kec. Cibiru Kota Bandung, 089672487321, astrimumtahanah05@gmail.com 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023