Info Masjid: Al-Aziz Cibiru Hilir


Masjid Al-Aziz, terletak di Komp.Bumi Atlet Kec.Cibiru Hilir. Masjid ini adalah hasil wakaf dari H.Aziz (Alm), seorang duta besar di Jakarta.
Rep: Kiki Zakaria, KPI/3B

Warga Komplen Masjid AL- Aziz Didatangi Jama’ah Khuruj

Masjid AL-Aziz

Dakwahpos.com. Bandung, Jama'ah huruj mengunjungi mesjid AL-Aziz yang terletak di Cibiru Hilir ini, dengan tujuan menyi'arkan Islam, namun warga sekitar memandang negatif terhadap salahsatu  kegiatanya. Ini disamapaikan Isep Mukhtari, sekertaris masjid. Jum'at  (05/11/2016) ketika diwawancarai dakwahpos.com.

"Setiap sore jama'ah ini mengunjungi rumah warga (jaulah), untuk mengajak melakukan ibadah dimesjid. Inilah yang menyebabkan warga terganggu, karena ketika itu suami dari warga tidak dirumah, sibuk dengan pekerjaan masing-masing," ujar Isep Mukhtari,

Jama'ah yang tadinya bertujuan ma'murkan mesjid malah sebaliknya, warga komplen terhadap DKM, dan enggan shalat dimesjid.

Purwanti, ketua majlis ta'lim ibu-ibu mengatakan, dalam keterangan hadits, tidak baik seorang laki-laki bertamu kerumah orang lain, ketika suami dari orang itu tiada dirumah, karna bisa menimbulkan fitnah.

"Setelah banyak warga yang komplen, Iskandar selaku ketua DKM memutuskan, jam'ah huruj yang ingin melakukan kunjungan kemesjid ini, wajib mendapatkan izin dari semua warga sekitar, wabilkhusus yang menganut agama islam, agar terjalin hubungan baik antara DKM dengan warga," pungkasan.

Reporter: Kiki Zakaria/KPI/3B.

Hidup Dimulai dari Rahim

Oleh: M. Sabilulhaq Mardhatillah

Sering kali Indonesia dihujat oleh warga negaranya sendiri, terlebih saat maraknya penyimpangan sosial yang terjadi. Sering pula dalam mengambil sikap, kita justru mempertonjol aspek emosional yang ternyata membabi-buta, padahal tindakan pencegahan dan penanggulangan yang kita lakukan pun belum sampai pada persentase 50. Apa yang terjadi?

Inilah budaya. Di sini, budaya negatif yang telah terpelihara sudah seperti penyakit ringan yang lama tidak digubris, ia meradang sejalan dengan perputaran waktu. Kasus penyimpangan sosial pun terjadi di mana-mana, mulai dari pemerkosaan, aborsi, kekerasan pada anak, dan lain sebagainya sudah tidak asing diberitakan media. Mari kita kritisi lebih mendalam, mengapa kasus penyimpangan bisa berlanjut menjadi budaya?

Ingatlah! orang dewasa  juga pernah merasakan masa kecil. Jadi, dewasa keras hari ini, adalah anak kecil yang dikerasi di masa lalu; ketidak pedulian orang dewasa hari ini, adalah anak kecil yang tidak diperduliakan di masa lalu. Jadi, masalah yang kita hadapi sekarang berada pada kepedulian yang kurang. Saya ingatkan kembali seperti yang terpapar di awal paragraf, yakni:
...dalam mengambil sikap, kita justru mempertonjol aspek emosional yang ternyata membabi-buta, padahal tindakan pencegahan dan penanggulangan yang 
kita lakukan pun belum sampai pada persentase 50.

Jika harus bicara lebih luas, mengapa usia anak yang baru lahir dihitung sudah setahun di Korea? Jawabannya tentu saja karena "pengakuan". Korea sudah mengakui dan menghargai kehidupan seseorang saat jantungnya mulai berdetak di dalam rahim ibu. Lalu bagaimana dengan Indonesia yang sudah usia remaja pun pengesahannya saja sering ditunda-tunda (seperti: proses pembuatan KTP)? Apa ini bukan pelecehan terhadap keberadaan hidup?!

Penting sekali sebenarnya penanaman kesadaran itu dilakukan sejak dini, namun orang dewasa yang berkewajiban menanam itu, ternyata adalah orang dewasa yang tidak ditanami juga waktu kecilnya. Jadi, di sinilah awal pembudidayaan masalah penyimpangan sosial yang terjadi di tengah masyarakat, yakni, kesadaran dan pengakuan hidup yang tidak bisa diperjuangkan karena terhalang oleh masa lalu yang kurang menyenangkan.

Pembicaraan tentang satu kasus pun seharusnya tidak dibahas berlarut-larut, tapi dicari asalan umum dan penanggulangannya. Seperti halnya kasus kekerasan pada anak, hal sesensitif ini tidak semestinya terbahas dalam satu tema khusus seperti "bagaimana menanggulangi kekerasan pada anak?", tapi harus terbahas dalam tema mayor yang luas dan menjangkau semua, seperti "bagaimana menanggulangi penyimpangan sosial?"

Bagaimana dan seperti apa cara kita mengakui keberadaan dan menyelesaikan masalah, itu semua tergantung dari diri kita masing-masing. "Diri kita" yang dimaksud adalah kesesuaian atas peran dan sikap kita sebagai individu, keluarga, pemerintah dan ahli bidang masing-masing. Sehingga, bukan hanya satu kasus yang terselesaikan, namun semua kasus dari akarnya. Jadi, mengapa harus membicarakan satu penyimpangan jika seluruhnya bisa kita selesaikan?

Penulis, Mahasiswa KPI UIN Bandung

Keawaman dalam Tubuh Mahasiswa

Oleh: Sabilulhaq Mardhatillah

Dulu, "awam" adalah kata lain untuk memberikan penjelasan tentang kerukunan dan mental yang sama antar warga masyarakat, baik dalam lahiriah, maupun batiniah (harapan), juga dalam konflik dan harap-harap cemas yang sama. Namun sekarang, awam telah disepakati oleh seribu karya ilmiah dan sejuta karangan fiksi untuk mengatakan mental dungu pada kelompok-kelompok tertentu.

Fakta, usaha, dan tujuan. Sering kali dalam memungut fakta, masyarakat Indonesia cenderung lebih menguatkan keyakinan pada sesuatu yang akan terjadi setelahnya, meraba-raba masa depan yang belum tentu akan terjadi. Usaha ini-itu pun dilakukan oleh mereka dalam upaya mencapai tujuan (harapan) itu, akan tetapi, tidak banyak berdiskusi, dan tidak pula dengan referensi. 

Keawaman oleh dunia, seringkali dijadikan tolok ukur untuk tiga kata pilihan dalam eksistensi negara, yakni: Maju, Berkembang, dan Mundur. Ketika negara dikatakan maju, berkembang, ataupun mundur sekalipun, faktor awam adalah satu dari sekalibet hasil pantauan dunia untuk menunjukkan eksistensi yang konsisten. Keawaman saat ini sudah jelas-jelas didefinisikan terbalik.

Coba kita tengok ke arah yang sudah jelas dan tidak terbantahkan lagi! Sebuah nama kelompok sekaligus gelar, yang menjadi acuan untuk menilai baik dan buruknya sebuah negara, yakni mahasiswa. Negara akan diberikan apresiasi keawaman oleh dunia, berupa nilai tingkat perkembangan melalui kacamata pendidikan. Dan tentu saja, siapa lagi yang berhak berbicara dan dibicarakan mengenai pendidikannya selain mahasiswa?

Maka, kita harus berani mengatakan bahwa masalah sekarang bukan lagi tentang: mengerti buku, bukan berarti mengerti ilmunya; atau bergelar profesor bisa saja jadi koruptor; ataupun, lulusan terbaik tidak selalu berakhir menjadi orang kaya. Lalu bagaimana? Apa masalahnya? Masalahnya tentu saja tentang keawaman itu sendiri. Keawaman yang dibangun oleh para mahasiswa yang tidak bertanggung jawab atas gelar mahasiswanya.

Maka dari itu, penting sekali bagi kita untuk bersikap sebagaimana mahasiswa seharusnya. Kemudian kita juga bisa meninjau dari sisi baik maupun buruknya, yakni ketika kita menjadi mahasiswa, kita sudah siap akan dihadapkan pada permasalahan yang sebenarnya bukan dari kita, tetapi harus kita yang menyelesaikannya.

Maka sekali lagi, mari kita upayakan keawaman yang kini sudah terbalik itu. Mari kita ungkapkan unek-unek keawaman yang seharusnya ada dalam diri mahasiswa, yakni unek-unek yang bukan menimbulkan persoalan dan persoalan lagi, namun membasmi kesalah pahaman dan menjawab persoalan-persoalan lama maupun baru; sulit dan enteng; berkepanjangan maupun pendek saja.

Penulis, Mahasiswa KPI UIN Bandung

Pasar Kaget Berkembang Dekat Masjid Al-Inayah

Suasana pasar kaget depan masjid samping masjid Al-Inayah


Dakwahpos.com, Bandung – Sebagai sarana jual-beli, pasar kaget didirikan di samping masjid Al-Inayah. Pasar yang berada di persimpangan jalan ini sudah mulai ramai sejak jam 6 pagi.

Para pedagang menjajakan barang dagangannya dengan teratur. Jenis-jenisnya pun beragam, ada pedagang kecil seperti penjual kain lap, slayer, kaos kaki dan sebagainya; kemudian pedagang yang menjajakan kuliner seperti gorengan, kue-kue, buah-buahan dan sebagainya; ada pula yang berdagang tanpa lapak, seperti pedagang bakpau, bakso ikan dan kwetiau yang berdagang dengan gerobak.

"Banyak sekali pedagang di sini, pasar ini bukan hanya banyak pilihan, tapi pedagangnya juga teratur." Tutur Jaka (17), pengunjung pasar kaget saat ditanya dakwahpos.com.

Selain pedagang, pengunjung yang berbelanja juga terlihat sangat kondusif, terbukti dari pantauan dakwahpos.com, mulai dari awal-awal datangnya pedagang sekitar jam 5 sampai jam 9 pagi, proses jual-beli berjalan dengan tenang dan teratur. Hal ini dikarenakan letak pasar yang setrategis, luas, serta pedagang dan pilihan barang yang banyak.

"Tempatnya luas, jadi kita bisa keliling, beli apa saja tanpa perlu desak-desakan." Sambung Jaka.

Reporter: M. Sabilulhaq Mardhatillah, KPI/3B 

Kotak Amal Masjid Al-Inayah di Tengah Pasar Ajak Warga Peduli Masjid

Kotak amal di sebelah utara Masjid Al-Inayah

Dakwahpos.com, Bandung – Pagi Ahad, sebuah kotak amal terlihat di tengah lalu-lalang pedagang dan pengunjung pasar yang berdatangan.

Keuangan Al-Inayah masih konsisten selama setengah jalan renovasi bangunan masjid. Kotak amal ini sengaja diletakkan di tengah-tengah pasar agar siapapun bisa berdonasi. Hasil akan digunakan sebagai tambahan kas dan renovasi masjid yang tengah berlangsung. 

"Kotak amal itu memang selalu diletakkan di sana. Tiap pasar minggu. Selain itu ada juga nanti yang keliling meminta sumbangan." Tukas Jaka (17), salah seorang pengunjung pasar kaget saat ditanya dakwahpos.com (13/11).

Jaka juga menuturkan, pasar minggu yang rutin ini selalu ramai dan rapi, tidak becek dan panas. Ia mengakui kenyamanan terbenuk dari kerapian pembeli dan pedagang.

"Saya sering ke sini. Nyaman aja pasarnya, tertib. Mungkin karena dekat sama mesjid." Tukas Jaka kemudian.

Reporter: M. Sabilulhaq Mardhatillah, KPI/3B

Kegiatan Luar Ganggu Pengajian di Masjid Al-Inayah

Ruang tengah masjid Al-Inayah

Dakwahpos.com, Bandung- Selain beberapa kegiatan masjid yang tengah vakum karena alasan pemasangan kubah, DKM Al-Inayah menuturkan beberapa kendala lain.

Enjang Junaedi (61) selaku seksi ibadah mahdhah masjid Al-Inayah menerangkan bahwa sebenarnya banyak tokoh atau ulama' masjid yang beberapa di antaranya berprofesi sebagai dosen di UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

"Kita punya banyak tokoh buat pengajian, ada Ustad Aang Ridwan, Ustad Suparman Yasin juga, sama wakil DKM juga." Tukas Enjang Junaedi, Kamis (20/10).

Enjang juga mengatakan bahwa saat ini tokoh-tokoh masjid mempunyai banyak kegiatan di luar, salah satunya sekertaris DKM dua yang sedang mengejar gelar doktornya. Karenanya, DKM memutuskan untuk menghentikan beberapa kegiatan masjid seperti pengajian anak-anak.

"Untuk anak-anak akan dilanjutkan lagi setelah pemasangan kubah selesai. Anak-anak akan ditempatkan di atas."

Reporter: M. Sabilulhaq Mardhtillah, KPI/3B


Beda Tapi Bersaudara


Oleh: Mega Ma'ruf Nugraha
Keberagaman bangsa Indonesia dibentuk oleh banyaknya jumlah suku bangsa yang tinggal di wilayah Indonesia dan tersebar di berbagai pulau dan daerah. Setiap suku bangsa memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri pada aspek sosial dan budaya. Keberagaman yang ada pada masyarakat, bisa menjadi sebuah tantangan, hal itu disebabkan karena orang yang mempunyai sifat panatik bisa lepas kendali. Munculnya perasaan kedaerahan dan kesukuan yang berlebihan dan dibarengi tindakan yang dapat merusak persatuan, hal tersebut dapat mengancam keutuhan NKRI. Karean itu adanya usaha yang dapat mewujudkan kerukunan bisa dilakukan dengan menggunakan dialog dan kerjasama dengan prinsip kebersamaan, kesetaraan, toleransidan juga saling menghormati satu sama lain. Itulah yang dialami oleh negara kita ini.

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan dengan ribuan pulau besar kecil di dalamnya. Satu pulau dengan pulau yang lain dipisahkan oleh bentangan laut yang sangat luas. Kondisi wilayah yang demikian menjadikan keterpisahan antara satu bagian wilayah negara dengan wilayah negara yang lain dalam negara Indonesia. Di samping itu juga terdapatnya jarak yang jauh antara pusat dengan daerah. Terbawa oleh kondisi kewilayahan tersebut, perlu disadari oleh semua pihak bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sesungguhnya rawan terjadinya perpecahan (disintegrasi). Kenyataan lain menunjukkan, bahwa pemerintah dihadapkan pada persoalan adanya daerah yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Masyarakat Indonesia diwarnai oleh berbagai macam perbedaan, baik perbedaan suku, ras, agama, kebudayaan, dan bahasa. Kondisi sosial budaya yang demikian menjadikan kehidupan bangsa Indonesia menyimpan potensi terjadinya konflik. Kenyataan juga menunjukkan, bahwa dalam kehidupan bangsa Indonesia sering terjadi konflik antar-kelompok masyarakat yang dilatarbelakangi oleh perbedaan-perbedaan tersebut. Sampai saat ini, konflik-konflik yang terjadi tidak menimbulkan perpecahan dalam kehidupan bangsa Indonesia. Namun demikian kenyataan semacam itu perlu manjadikan perhatian semua pihak agar dapat mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tetap terjaga.

Dari dua alasan tersebut, maka penting sekali memahami keberagaman dalam masyarakat Indonesia yang ditujukan untuk mengusahakan dan mempertahankan persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tanpa kesadaran akan keberagaman yang kita miliki, bangsa Indonesia bisa saja terjerumus ke arah perpecahan. Maka dari itu dalam menyikapi perbedaan di Indonesia kita harus memperhatikkan sikap toleransi dan saling menghargai terhadap perbedaan. Kita harus sadar bahwa indonesia adalah negara yang beragam tetapi tetap tentram.

Penulis, aktifis Lingkar Barudak Khitobah UIN Bandung


Info Tokoh: Iwan Setiawan


Iwan Setiawan, Seorang guru ngaji anak di masjid Al-Ikhlas, akrab disapa "Kakang Prabu," beliau sangat disukai anak-anak karena murah senyum dan sikapnya yang baik kepada anak-anak.

Rep: Mega Ma'ruf Nugraha,KPI/3B

Info Masjid: Al-Ikhlas Cibiru


Masjid Al-Ikhlas, terletak di Gg.Kujang RT.1 RW.6 Kec.Cibiru Bandung. masjid ini selalu ramai dipenuhi jamaah, meskipun letaknya yang kurang strategis, karena berada di sela-sela pemukiman penduduk, sehingga sulit dijumpai masyaraat luar.

Rep: Mega Ma'ruf Nugraha,KPI/3B

Info Kampus: Tadjimalela UIN Bandung


Tadjimalela, salah satu UKM di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. UKM ini bergelut dibidang beladiri yaitu silat.

Rep: Mega Ma'ruf Nugraha/KPI/3B

Masjid Al-Misbah Adakan Pengajian Ibu-ibu

Pengajian Ibu-ibu di Masjid Al-Mishbah

Dakwah pos, Bandung – Masjid AL-Misbah RT 03 RW 011, kecamatan Cibiru, Bandung. Terletak tak jauh dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Masjid ini memiliki banyak kegiatan, salah satunya majlis Ta'lim Ibu-ibu. Pengajian ta'lim mingguan ini dilaksanakan di hari Jumat setelah Zuhur. Biasanya ustad yang mengisi adalah salah satu bagian pengurus masjid, tokoh masyarakat, dan bahkan ketua DKM.

Pengajian ini sudah dilaksanakan tak lama setelah masjid ini didirikan. Seiring berjalannya waktu, Ibu-ibu pengajian semakin banyak berdatangan guna menuntut ilmu di masjid ini. Kian hari kian bertambah jamaah.

"Pengajian ini diawali dengan pembacaan surah Al-fatihah, bershalawat kepada nabi dan disambungkan dengan tawasul kepada para 'alim ulama, kemudian mendengarkan tausiah dari ustad-ustad." Jelas Enih saat diwawancarai dakwah pos. (15/12/2016).

Reporter : Khalid Nasirudin, KPI III B

DKM Nurul Usman Gelar Yasinan Setiap Minggu

Warga ikuti yasinan sengan khidmat

Dakwahpos.com, Bandung – Warga lingkungan Rw 01 setiap malam Jum'at rutin melaksanakan pengajian yasinan. Masjid yang terletak di perbatasan Kota ini selalu ramai oleh masyarakat setempat selepas shalat Mahgrib, Jum'at (17/12).

Ei Hasanah atau yang biasa dipanggil dengan sebutan Ei, kegiatan yang rutin diadakan di lingkungan Pasir Biru ini selalu ramai oleh masyarakat. Dari ibu-ibu, bapak-bapak, remaja, bahkan termasuk anak-anak pun ikut meramaikan pengajian yasinan. Jamaahnya tidak hanya lingkungan Rw 01 saja tetapi jamaah dari Rw lainnya pun ikut serta dalam kegiatan ini.

"karena udah setiap minggunya rutin ngadain yasinan di Masjid ini, jadi banyak warga yang dateng dari Rw lain juga ada ibu-ibu, bapak-bapak, remaja, bahkan termasuk anak-anak ikut mengisi setiap malam Jum'atnya". Ujar Ei saat diwawancarai di Masjid Nurul Usman.

Kegiatan yasinan yang langsung dipimpin oleh Ketua DKM Nurul Usman ini tidak hanya membaca ayat Al-Qur'an khususnya surat yasin saja. Akan tetapi diselipi dengan acara lainnya yaitu makan bersama selepas yasinan. Sebelumnya masyarakat terutama kalangan ibu-ibu berbondong-bondong datang sambil membawa makanan dan minuman untuk dibagikan ke jamaah lainnya.

"beres yasinan baru makan bersama jamaah, biasanya dari swadaya masyarakat. Untuk minuman dan makanan kadang ada ibu-ibu yang ikut berpartisipasi atau kadang-kadang dari kepengurusan". Tutur Herna selaku ketua DKM Nurul Usman.

Selain itu, Herna mengatakan dalam penjelasannya, bahwa dengan adanya makan bersama ini bukan sekedar makan saja. Tetapi supaya merekatkan kembali silaturahmi antar warga yang selama ini terjalin dengan baik.

Ref: Fitrah Magdalena/KPI-3B

Majelis Ta’lim Nurul Usman Adakan Program Mengaji Ibu-ibu

Ibu-ibu  Majlis Ta'lim sedang melaksanakan pengajian

Dakwahpos.com, Bandung - Majlis Ta'lim Nurul Usman rutin melaksanakan kegiatan pengajian ibu-ibu. Pengajian ini dilakukan setiap hari kamis ba'da Dzuhur sampai Ba'da Ashar, Kamis (15/12). Sebelum pengajian dimulai beberapa ibu-ibu inisiatif membagikan makanan untuk jamaah yang baru datang. Setiap jamaah yang baru datang disambut dengan sangat ramahnya dan dipersilahkan untuk bergabung bersama yang lainnya. Jamaah yang datangpun bukan hanya dari daerah sekitar saja, banyak jamaah yang berasal dari daerah lainnya.

Iis pengurus majlis ta'lim Nurul Usman mengatakan, pengajian rutin ini merupakan salah satu program yang diasung oleh pemerintahan setempat. Tujuannya untuk menghidupkan kembali masjid-masjid yang dulunya sepi jamaah. Program inipun disambut dengan baik dan didukung oleh masyarakat sekitar.

"Kan majlis ta'lim juga salah satu program dari pemerintahan, sehingga dengan diadakannya kegiatan pengajian ini pastinya ada dukungan dari masyarakat disini". Kata Iis pengurus Majelis Talim (15/12).

Iis lebih lanjut menjelaskan, dpengajian ini merupakan salah satu sarana menuntut ilmu sekaligus sarana mempertebal iman.

"Pengajian ini untuk mempertebal iman dan mempererat tali silaturahmi dengan ibu-ibu lainnya. Pengajian di masjid ini bagi saya menjadi saran untuk mencari ilmu untuk bekal nanti di akhirat". Pungkas Iis (15/12).

Ibu-ibu majlis ta'lim Nurul Usman ini sangat antusias mengikuti setiap kegiatannya. Walapun kebanyakan dihadiri oleh jamaah yang sudah cukup tua umurnya. Kegiatan pengajian yang diawali dengan sholawatan bersama dan diakhiri dengan tausiyah ini tetap berjalan dengan khidmat.

Rep: Fitrah Magdalena, KPI/3B

H.Taum: Jamaah Masjid Al-Khairat Tidak Ikut Aksi 212


Dakwahpos.com,Bandung- Aksi 212 merupakan aksi damai terbesar sepanjang sejarah umat muslim Indonesia .yang mana pesertanya terdiri dari berbagai elemen masayarakat, mulai dari para kiyai,para santri hingga para selebriti. Jutaan umat muslim datang dari berbagai penjuru pulau yang ada di Indonesia, untuk berkumpul dan mealakukan doa bersama di silang monas Jakarta.

Aksi damai ini merupakan wujud bela islam jilid 2 setelah 411 November lalu, namun ada hal menarik datang dari masjid Jamie al-khairat, jamaah masjid ini tidak ada yang datang ke monas satu orangpun, tapi bukan berarti jamaah masjid ini tidak menyambut baik adanya aksi 212, seperti yang dikatakan Taum(60) ketua DKM Masjid Jamie Al-khairat.

"iya saya dan jemaah disini menyambut baik adanya lanjutan dari  aksi 411 ( aksi 212) , tetapi sayangnya jamaah disini hanya bisa membantu dengan cara mengirim doa untuk para peserta aksi, semoga diberi kelancaran tanpa ada kerusuhan seperti aksi sebelumnya"  ujar H.Taum saat di Tanya tentang aksi 212 di dalam masjid Rabu, (10/12/2016).

Saat disinggung mengenai ormas-ormas yang menjadi penggerak atau yang akan menahkodai jalanya aksi 212 , beliau mengungkapkan bahwa jamaah di masjid ini netral atau tidak ada yang fanatik terhadap suatu ormas. Dengan demikian dapat artikan bahwa alasan jamaah al-khairat tidak datang ke Jakarta bukan karena perintah dari suatu ormas seperti halnya NU yang menghimbau peserta aksi untuk tidak membawa atributnya  , tetapi mungkin karena ada kesibukan lain yang tidak bisa di tinggalkan .

"Ini kan agendanya doa bersama, saya berharap peserta juga bisa memanfaatkanya sebagai ajang silaturahim antar sesama muslim, supaya mereka tetap utuh  tanpa terpengaruh isu-isu yang bisa meluluh lantahkan umat" pungkas Taum ketua DKM Al-khairat.

Reporter : Pupung Purkonudin KPI/3C


Kotak Amal Bantu Pembiayaan Kegiatan Masjid Al-Khairat


Dakwahpos.com,Bandung- Sudah bukan menjadi barang asing lagi jika kita melihat benda ini di depan pintu masjid atau dikelilingkan saat berlangsungnya solat jum'at. Benda ini seolah menjadi pelengkap setiap mesjid yang berada di Indonesia baik di kota maupun di desa, rasanya akan ada yang terasa kurang jika kita masuk ke masjid tanpa melihat kotak amal.

Begitupun di mesjid Jamie al-khairat yang berada di Rw 13 kelurahan Cipadung , saat berlangsungnya salat jumat, dikelilingkannya kotak amal ke setiap shaf sudah menjadi rutinitas,hal ini merupakan salah satu cara dari pihak DKM unuk tetap bisa memakmurkan masjid, hasil dari dikelilingkanya kotak amal nanti akan dipakai untuk keperluan mesjid.

"Memang seperti inilah kenyataanya , kami mengelilingkan kotak amal bukan untuk keperluan pribadi atau kepentingan para pengurus masjid, alasanya tidak lain dan tidak bukan yaitu untuk memakmurkan masjid ini sendiri, misalnya digunakan untuk membeli keperluan masjid seperi halnya memebli lampu, speaker dan masih banyak lagi keperluan lainya  " ungkap Taum (60) Jumat ( 4 November 2016)

"Rincian pemasukan dan pengeluaran masjid pun kami tuliskan setiap bulanya, karena ini menyangkut keerbukaan kami sebagai pengurus, kami tidak ingin masyarakat sekitar beranggapan yang tidak baik terhadap kami terkait pemasukan dan pengeluaran masjid, karena ini merupakan amanah yang masyarakat titipkan untuk tetap memakmurkan masjid" pungkas H.taum seusai di wawancarai.

Reporter : Pupung Purkonudin KPI/3C



Walau Ruangan Kurang Luas, Jamaah Masjid Al-Khairat Tetap Antusias Ikuti Shalat Jum'at


Dakwahpos.com, Bandung- Masjid Jamie biasanya identik dengan kemegahan arsitekturnya,namun berbeda dengan  Masjid Jamie al-khairat yang terletak di tengah-tengah permukiman warga  dan dijadikan sebagai tempat untuk melaksanakan solat jum'at, meskipun luasnya tidak seperti mesjid Jamie  pada umumnya .

Menurut ketua DKM, masjid ini memang didirikan sesuai dengan luas tanah yang di wakapkan dari salah seorang tokoh ulama yang berada di RW 13 Cipadung yang mana luasnya hanya berkisar 10x8 M saja dan hanya berdayatampung sekitar 150-180 0rang untuk kepentingan umat  seperti halnya solat jamaah,pengajian anak-anak dan kegiatan-kegiatan islam lainya

"Walaupun masjid ini tidak begitu luas tapi alhamduliah tidak mengurangi antusias jamaah untuk memakmurkan masjid ini, ditandai dengan selalu penuhnya masjid saat solat berjamaah khususnya magrib dan subuh, dan alhamdulilah anak-anak dan remaja disini senantiasa memakmurkan masjid ini dengan kegiatan maengaji ba'da magrib dan kegitan islam lainya"  ungkap taum, Jumat ( 14/11/2016)

"Saya sangat berpesan kepada seluruh masyarakat untuk senantiasa merawat dan memakmurkan masjid karena allah swt sangat mencintai orag-orang yang mau memakmurkan rumah-nya. Dan saya berharap kepada pemerintah untuk mau membantu perluasan masjid karena semakin banyaknya warga yang melaksanakan berbagai kegitan di masjid ini " pungkas H.taum saat di wawancarai di dalam masjid

Reporter : Pupung Purkonudin Kpi 3 c

Satu Dalam Keberagaman


Oleh : Muhammad Deni Wijaya
Indonesia Negara dengan sejuta keberagaman didalamnya baik agama, suku, ras, bahasa dan kebudayaan menjadi nilai lebih untuk kita dan daya tarik di mata dunia. Bangga karena lahir dan menjadi bagian dari tanah pertiwi ini, pesona yang berbeda dari setiap tempat dan individu jadi daya tarik tersendiri. Keberagaman yang menjadikan indah namun tak bisa dipungkiri bahwa keberagaman juga bisa mengakibatkan perpecahan, dengan keberagaman itu seseorang bisa merasa paling tinggi dan merendahkan yang lain merasa paling baik dan benar lalu menyalahkan orang lain.

Keberagaman harusnya menjadi suatu hal untuk kita saling belajar saling mengenal satu sama lain dan saling menghargai. Penting sekali memahami keberagaman untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa, tanpa kesadaran dan keberagaman bisa saja terjadi perpecahan, dampak positif dari keberagaman adalah kemajuan dan perkembangan suatu bangsa sedangkan dampak negatif dari keberagaman adalah ketidakharmonisan dan kehancuran.

Banyak manfaat dari keberagaman seperti menjadi sumber pengetahuan bagi dunia, identitas bangsa di mata internasional, memupuk sikap nasionalisme juga satu hal yang tidak bisa dilupakan adalah alat pemersatu bangsa, keberagaman bukanlah sesuatu yang menghalangi kita untuk maju jangan karena adanya perbedaan lalu menjadikanya sekat untuk setiap individu, justru kita harus menjadi satu, jadikan itu sebagai jati diri bangsa.

Arti penting keberagaman masyarakat Indonesia dalam lingkungan bangsa dan Negara adalah adanya istilah bangsa majemuk dan bersifat pluralisme. Majemuk yang berarti bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri atas ras, suku, agama serta adat kebudayaan yang berbeda dari asal daerah masing-masing serta bersifat pluralisme yang berarti bahwa bangsa ini adalah bangsa yang kaya dalam bidang kebudayaan sosial karena ditunjang oleh kekayaan alam seperti keindahan suatu daerah serta kekayaan budaya.  

Jangan biarkan bangsa asing menikmati masalah yang timbul dari perpecahan karena keberagaman ini, buktikan bahwa keberagamanlah yang membuat kita bersatu, membuatnya kuat, membuat kita lebih menghargai satu sama lain. Kita sebagai generasi muda harus bisa menjaga dan melestarikan keberagaman demi kesatuan bangsa, menerima dan menghargai keberagaman untuk menjadi satu.

Penulis, Mahasiswa KPI UIN Bandung

Cegah Banjir Perlu Kerjasama Masyarakat


Oleh : Fitrah Magdalena

Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi di setiap negara khususnya di negara yang beriklim tropis. Banjir bisa terjadi karena curah hujan yang tinggi, saluran  air yang tersumbat akibat menumpuknya sampah, maraknya pembangunan pemukiman di bantaran sugai atau aliran air atau banyaknya penebangan liar yang berakibat tidak adanya serapan air.

Belakangan ini banjir sering terjadi di beberapa titik wilayah Indonesia. Khususnya di daerah kota-kota besar bahkan yang sebelumnya tidak pernah terkena banjir sekarang ikut-ikutan banjir. Bukan hanya di kota-kota besar saja tetapi di daerah terpencil pun rawan sekali banjir. Hal ini dikarenakan adanya campur tangan manusia yang tidak disiplin dalam mengelola limbah dan kurangnya kesadaran manusia terhadap lingkungan sekitar. Banyak masyarakat indonesia yang membuang sampah sembarangan akibatnya sampah yang dibuang itu menumpuk dan menyumbat saluran-saluran air terutama sungai. Apalagi masyarakat indonesia hobi sekali membuat sampah di bantaran sungai ditambah kondisi dinamika atmosfer  di Indonesia yang lembab dan basah sehingga mengakibatkan curah hujan yang tinggi.

Banjir yang sekarang ini sering terjadi di beberapa wilayah menyebabkan banyak kerugian bagi masyarakat setempat. Rumah terendam dan hanyut serta fasilitas umum rusak. Keadaan seperti ini pasti sangat meresahkan masyarakat. Terutama bagi mereka yang mendirikan rumah dibantaran sungai ataupun di daerah yang rawan sekali banjirnya. Karena apabila hujan  kembali terjadi dan tidak adanya upaya dari masyarakat bisa mengakibatkan terjadinya banjir kembali.

Padahal pemerintah setempat sudah membuat penegasan akan pentingnya menjaga lingkungan, banyak program-program yang sudah di asung untuk menanggulangi terjadinya banjir. Tapi kurangnya peran dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan bisa menghambat semuannya. Jika terus seperti ini seberapa bagus program pemerintah tetap saja tidak  akan berjalan dengan mulus. Hal ini perlu kerjasama antara pemerintah dan masyarakat agar bisa terlaksana sehingga ketika musim penghujan datang tidak terjadi banjir lagi.

Penulis, Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Masa Depan Generasi Penerus Bangsa Terancam



Oleh : Ima Rahmatul K

Anak yang psikologisnya tidak terganggu dan mendapat dukungan penuh dari keluarga dan kerabat dekat cenderung akan lebih mudah membentuk karakternya sebagai penerus bangsa.

Faktor psikologis anak sangat menentukan masa depannya, orang-orang terdekat baik itu keluarga maupun kerabat sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan psikologis seorang anak. Peran orangtua sudah pasti sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Orangtua adalah dua malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk menjaga dan merawat anak namun, banyak sekali kasus kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orangtuanya sendiri. Miris memang, namun karena mental para orangtua yang lemah anak mejadi korbannya dan akhirnya masa depan anak sebagai generasi bangsa terancam hancur karena trauma yang dialaminya apalagi jika orangtuanya sendiri yang melakukan kekerasan tersebut, anak cenderung susah disembuhkan karena orang yang sejatinya paling dekat dengan anak, bimbingan dan dukungan orangtua sangat dbutuhkan oleh anak.orangtua yang melakukan kekerasan terhadap anaknya adalah orangtua yang menyalahi fitrahnya sebagai pelindung bagi anak, bahkan malah membahayakan anaknya sendiri.

Anak-anak yang sejak usia dini sudah terpapar kekerasan di rumahnya akan mengalami stres emosional. Hal itu tentu berpengaruh terhadap otaknya, selain itu anak juga rentan mengalami gangguan prilaku, misalnya sulit tidur, rewel takut sendirian serta gangguan kemampuan bicara. Semakin besar anak juga akan kesulitan konsentrasi dan fokus mereka cenderung memiliki nilai yang buruk dalam pendidikan disekolahnya. Tentu saja hal tersebut mempengaruhi masa depan anak.

Pelaku kekerasan biasanya dia adalah korban kekerasan dimasa lalunya, akibatnya terjadi proses peniruan dari peristiwa yang dilihat dan dialaminya. Hal itu akan terus berlanjut jika tidak ada upaya untuk menghentikan kekerasan terutama kekerasan terhadap anak baik itu kesadaran dari setiap individu maupun upaya penanggulangan dar pemerintah. Gangguan psikis yang dialami anak karena kekerasan bisa disembuhkan dengan terapi dan dibimbing. Memang akan sangat lama namun, dukungan dari orangtua dan orang-orang terdekatnya akan sangat membantu kesembuhan psikologi anak.

pelaksanaan hukum di Indonesia tentang kekerasan anak dalam KUH Pidana di tahan selama maksimal 15 tahun penjara tetapi jika orang-orang terdekat yang melakukan kekerasan hukuman ditambah satu pertiga menjadi 20 tahun. Namun, dalam pelaksanaan hukumannya sendiri kadang tidak sesuai dengan UUD pidana, misalnya pelaksanaan hukuman kurang dari hukuman pidana yang sudah ditetapkan. supaya pelaku kekerasan tidak mengulanginya lagi, pada saat ditahan harus dibina bagaimana caranya pelaku kekerasan tidak mengulangi perbuatannya lagi dan direhabilitasi dalam tahanannya karena jika tidak ada pembinaan kemungkinan pelaku kekerasan akan mengulangi tindak kekerasan kembali dan akan semakin banyak korban kekerasan lainnya. Oleh karena itu stop kekerasan terhadap anak, karena anak adalah mutiara bangsa yang sangat berharga. Suatu negara bisa berkembang karena generasi penerusnya yang mempunyai karakter dan mental yang kuat. Karakter tersebut harus di bentuk sejak usia dini.    

Penulis, mahasiswa KPI UIN Bandung

Ruangan Tidak Muat, Jamaah Masjid Nurul Amal Shalat Jumat di Jalanan


Dakwahpos.com, Bandung – Kapasitas masjid Nurul Amal tidak mampu menampung  jemaah shalat Jum'at. Sebagian jamaah terpaksa shalat di jalan raya depan masjid tersebut. Namun,  para jemaah di Masjid Nurul Amal tidak pernah mengomel dengan situasi tersebut karena sudah sering kali dan terbiasa berlaku.

Hal yang sering kali berlaku ini tidak pernah dihiraukan oleh mereka yang tidak mendapatkan ruang shalat yang selesa apalagi untuk berkecil hati. Rata-rata mereka semua memahami kondisi masjid tersebut.

"Pertama kali saya shalat di sini kadang ada sedikit keluhan juga karena tidak ada ruang yang selesa untuk Shalat Jum'at. Shalatnya kadang di pinggir jalan malah pernah juga di tengah jalan raya. Tapi itu dulu mungkin belum tebiasa. Sekarang sudah tidak menjadi masalah buat saya mahupun yang lainnya karena tau dan peka akan kondisi masjidnya gimana", jelas Rizky, Jum'at (16/12) salah seorang jemaah yang mengerjakan shalat Jum'at disana.

Dari respon penduduk di sekitar masjid juga berpendapat tidak perlu mengeluh hanya karena tidak kebagian tempat sholat yang selesa. Bisa dikatakan banyak juga masjid lainnya yang  mengalami masalah yang sama tidak dapat menampung semua Jemaah untuk shalat jumaat dan juga acara-acara lainnya seperti sholat Eidul Fitri dan Eiduladha.

"Jika jemaah ingin mendapat tempat di dalam masjid, mereka akan datang lebih awal sedikit untuk mendapatkan bagian yang selesa dan nyaman untuknya shalat. Begitu jugalah yang sebaliknya, jika terlambat datang ke masjid mungkin ada keperluan terlebih dahulu atau lainnya, mereka tidak akan kebagian shalat di dalam masjid, malah bisa jadi mereka akan mengerjakan Shalat jum'at sampai di jalan." ujar Rizky.

Reporter: Ning Amirah Malinda Binti Jominal, KPI/3C

Penceramah Tidak Hadir Tidak Mematahkan Semangat Jemaah Ikuti Pengajian


Dakwahpos.com, Bandung – Kegiatan pengajian ibu-ibu di Masjid Nurul Amal, Sabtu (22/10) tetap diselenggarakan meski ketidakhadiran penceramah untuk mengisi pengajian pada hari tersebut.

Kegiatan pengajian ibu-ibu di Masjid Nurul Amal merupakan pengajian rutin yang diadakan pada hari sabtu bermula dari jam sembilan pagi dan diakhiri pada jam sebelas sebelum menunaikan solat dzuhur. Seramai 40 hingga ke 50 orang yang turut serta dalam pengajian yang lingkungan umurnya sekitar dari umur 40-an hingga ke 80-an. Setiap minggu akan dibahagikan kelompok yang akan mengetuai pengajian pada hari tersebut secara bergilir-gilir selain daripada pengisian ceramah.

Pengajian tersebut dimulai dengan bacaan ayat Al-Quran dan artinya oleh seorang ketua lalu diikuti oleh jemaah yang lainnya. Kemudian bacaan shalawat beramai-ramai, tausiah dan sedikit kultum dari kelompok mingguan yang ditetapkan dan yang terkahir pengisian ceramah.

"Meski ibu penceramahnya tidak bisa menghadirkan diri karena kesibukan waktunya, kami sebagai jemaah tidak patah semangat dan tidak ingin melepaskan peluang dan waktu yang ada untuk tetap meneruskan pengajian pada hari ini." ujar O'oy Siti Saroh, Sabtu (22/10) salah seorang jemaah yang menghadirkan diri ke pengajian.

Reporter: Ning Amirah Malinda, KPI/3C

DKM Nurul Amal Belum Mampu Merenovasi Masjid


Dakwahpos.com, Bandung – Keinginan Ketua DKM Masjid Nurul Amal untuk menambahluaskan lagi kawasan masjid bagi kegunaan dan keselesaan para jemaah belum berhasil. Ini terjadi karena terdapat halangan yang menyebabkan tidak dapat memenuhi keinginan tersebut.

Setelah membuat pemantauan di sekitar masjid tersebut memang benar sukar untuk melakukan penaikan taraf untuk menambahluaskan lagi kawasannya agar dapat menampung kapasitas yang lebih banyak berbanding sekarang. Ini karena kawasan yang ada cuma cukup-cukup sahaja disebabkan terlalu padat dengan rumah penduduk di sekitar masjid.

"Rencana untuk menaik tarafkan lagi masjid ini sudah lama kami fikirkan selaku DKM masjid juga panitia lainnya. Tetapi kami tidak memiliki tanah lain lagi kerana cuma seluas ini tanah yang diwakafkan. Memang bisa saja jika mahu melakukan hal itu atas nama Masjid Nurul Amal, akan tetapi lokasi masjid harus ditukar atau berpindah dan bukannya disini lagi. Ini berarti masjid ini akan bertukar alamat dan beda kawasannya", ujar Tajul, Ahad (11/12)

Namun konklusifnya, hal itu juga masih sukar dibentuk karena untuk mendapatkan tanah baru di kawasan yang berdekatan mahupun dalam kawasan RW yang sama terlalu susah. Belum ada tempat yang jelas atau belum ada orang yang sudah pasti mewakafkan tanah untuk didirikan masjid.

Reporter: Ning Amirah Malinda Binti Jominal, KPI/3C

Banyak Mahasiswa UIN Bandung Shalat di Masjid Al-Huda


Dakwahpos.com, Bandung- Para mahasiswa UIN SGD Bandung sedang melaksanakan sholat dzuhur di Masjid Al-Huda. Masjid Al-Huda merupakan masjid yang sering dikunjungi para mahasiswa UIN SGD Bandung, karena para mahasiswa merasa nyaman ketika sholat di Masjid Al-Huda.

"Saya sholat di sini karena lokasi masjid ini dekat dan tidak terlalu banyak orang, di sini juga masjidnya enak,  ketika saya sholat juga ngerasa khusyu dan kalo mau ngehapalin juga cepat masuk" ujar Siti Roboyatul Adabiyah yang diwawancarai oleh dakwahpos.com

Para mahasiswa biasanya mencari tempat nyaman dan bersih, Masjidnya Al-Huda termasuk tempat nyaman juga disediakan tempat khusus selain untuk sholat halnya untuk makan, ngobrol, menyediakan tempat belajar.

Siti roboyatul adabiyah menambahkan, masjid al-Huda selain lokasinya dekat  dengan  jurusan tarbiyah masjid al-Huda juga tempat tongkrongan, di sini masjidnya di khususkan seperti tempat sholat, tempat makan,  dan tempat mengobrol, kemudian ada ACnya yang bikin adem dan tidak terlalu banyak orang-orangnya.

 Gina Ivani menuturkan, Masjid di sini lokasinya dekat dengan UIN, bersih, nyaman, tidak terlalu banyak orang mengantri wudhu, tepat buat waktu sholat dan waktu luang (15/12/16)


Reporter, Husna Ginanisa, KPI/3B

Masjid Jami’ At-Taufiq Peringati Maulid Nabi


Dakwahpos.com, Bandung- Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dilaksanakan oleh ibu-ibu jama'ah masjid Jami' At-Taufiq , Senin (12/12/2016)

Perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW dilaksanakan ibu-ibu jamaah masjid Jami' At-Taufiq setiap tahunya tanpa ada jeda setahunpu,

"Perayaan seperti ini diadakan tiap tahun tanpa ada jeda setahunpun dari tahun 2008-an sampai sekarang," ucap Ibu Maryam, salah satu jama'ah masjid Jami' At-Taufiq, Senin (12/12/2016)

Dirayakannya hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ini memang sengaja dikhususkan untuk jama'ah ibu-ibu karena memang salah satu bentuk kajian tahunan.

"Kita ada kajian harian, bulanan, dan kajian tahunan, salah satu kajian ya memperingati hari besar Islam seperti sekarang ini, memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW." Lanjutnya

Maryam juga meresa senang, karena selalu hadir setiap tahunnya dan belum pernah absen dalam mengikuti acara tahunan ini. Dia juga berharap agar acara seperti ini selalu dilestarikan sampai nanti.

"Saya berharap acara seperti ini ada tindaklanjutnya, sehingga anak cucu kami nanti bisa merasakan bagaimana kita merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW." Tutupnya

Reporter : Hanifah Fajriani/KPI 3B

Ibu-Ibu Masjid Jami’ At-Taufiq Kaji Al-Qur'an

Masjid Jami' At-Taufiq

Dakwahpos.com, Bandung- Terlibat beberapa ibu-ibu jama'ah masjid Jami' At-Taufiq melakukan kajian sekaligus belajar membaca Al-Qur'an di masjid Jami' At-Taufiq, Jum'at (02/12/2016)

Kajian Al-Qur'an sekaligus belajar membaca Al-Qur'an ini dilakukan seminggu sekali setiap hari jum'at sehabis dzuhur sampai menjelang waktu ashar.

"Jadi kita setiap hari jum'at ada kalian bersama disini selain belajar membaca Al-Qur'an kita juga mengkaji isi kandungan dalam al-Qur'an tersebut," Ucap Eneng, salah satu jama'ah  yang mengikuti kajian tersebut.

Saat pengajian berlangsung, jama'ah terlihat kurang antusias dalam mengikuti kajian mingguan ini,

"Mungkin karena waktunya yang tidak tepat, siang kan waktunya istirahat sedangkan disini kita pakai untuk kajian, makanya banyak ibu-ibu yang bersandar di dinding." Lanjutnya

DKM masjid Jami' At-Taufiq mengaku senang bisa mengisi kajian juga pembelajaran membaca Al-Qur'an yang diadakan oleh ibu-ibu jama'ah ini.

"Saya senang mengisi pengajian ini, meskipun ada beberapa ibuibu yang tampak kurang semangat, setidaknya dia sudah mempunyai niat yang baik untuk mengikuti kajian ini." Ujar ketua DKM ketika ditemui dakwahpos.com di selasar masjid.

Reporter : Hanifah Fajriani/ KPI 3B 

Kegiatan Minat Bakat Masjid Miftahul Falah, Berikan Manfaat Bagi Santri


Dakwahpos.com, Bandung- Selama satu minggu dua kali, yaitu pada setiap hari Jum'at pagi dan  senin malam, para santriawan/santriawati Miftahul Falah Cikalang, Cileunyi mengikuti salah satu kegiatan yang bernama Minat Bakat. Yang dimana santriawan/santriawati Miftahul Falah mampu mengeluarkan dan mengembangkan bakatnya masing-masing, seperti halnya dalam bidang public speaking, MTQ, dan Marawis.

"Kegiatan Minat Bakat ini sangat berpengaruh positif untuk para santri/santriawati Miftahul Falah, yang dimana para santriawan/santriawati mampu memunculkan dan mengembangkan bakatnya masing-masing dan pada bidangnya masing-masing yang telah diadakan" ujar Neng Lia salah satu santriawati Miftahul Falah saat diwawancarai oleh Dakwahpos.com, Kamis, (15/12/16).

Para santriawan/santriawati pun sangat antusias dengan adanya salah satu kegiatan yang dimasukkan pada kegiatan selain mengaji kitab-kitab dan belajar mengaji lainnya seperti biasanya.

"Santriawan/santriawati tidak hanya mampu memepelajari kitab-kitab kuning, nahwu, shorof dan belajar ngaji seperti biasanya, akan tetapi para santriaan/santriawati pun mampu berbakat dalam kelebihan yang mereka punya, dan mampu mengaplikasikan apa yang telah para santriawan/santriawati pelajari selama di Miftahul Falah" tegas Neng Lia.

Reporter: Lilis Tati Muthoharoh, KPI/ 3B

Perlu Kesadaran Bersama Jaga Lingkungan

 
Oleh : Ima Rahmatul K

Saat ini negeri kita silih berganti ditimpa berbagai macam bencana alam. Bukan hanya kota-kota besar yang rawan terjadi bencana, melainkan juga kota-kota kecil, bahkan hngga daerah terpencil di Tanahh Air. Pulau-pulau di Indonesia memang rawan bencanayang disebabkan alam maupun akibat ulah manusia.

Korban bencana bisa kita minimalkan  dengan menggunakan mitigasi bencana, yaitu upaya untuk mengurangi resiko bencana seperti telah ditetapkn pasal 1 ayat 6 PP No 21/2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Dalam penyelengaraan mitigasi bencana, khususnya bencana yang disebabkan faktor alam, informasi dan sosialsasi mengenai bencana serta bagaimana menanggulanginya sangat penting disampaikan kepada masyarakat umum. Terutama masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana. Memberikan pemahaman kepada masyarakat umum akan lebih memudahkan masyarakat untuk siap siaga jika bencana itu tiba-tiba datang. Hal tersebut dilakukan guna meminimalkan jumlah korban.

Negeri kita  mengalami bencana alam yang juga disebabkan ulah manusia. Seperti banjir dan tanah longsor. Hal itu terjadi akibat kurangnya kesadaran individu terhadap lingkungan. Hal yang kita abaikan itu berakibat besar terhadap lingkungan sekitar. Ketidakpedulian kita akan menjadi bom waktu yang akan meledak. Di kemudian hari muncul bencana yang tidak terduga. Karena itu, mulai sekarang kita harus peduli terhadap lingkungan.

Penulis, Mahasiswa KPI UIN Bandung
Catatan : Tulisan ini pernah dimuat di Media Indonesia Jum'at, 16 Desember 2016

Malam Minggu Masjid Al-Hikmah Rutin Adakan Pengajian Bapak-Bapak


Dakwahpos, Bandung - Mesjid menjadi sarana tempat pusat kegiatan masyarakat dan juga tempat ajang silaturahim bagi warga yang melakukan berbagai kegiatan di mesjid, salah satunya kegiatan pengajian bapa-bapa yang ada di Mesjid Al-Hikmah. Kegiatan ini awalnya hanya diikuti oleh bapa-bapa yang ada di sekitar masjid Al-Hikmah.

Menurut Ayi, salah satu jamaah pengajian di Mesjid Al-Hikmah menguatarakan "Kegiatan ini atas dasar inisiatif bapa-bapa yang ada di sekitar masjid saja, tapi Alhamdulillah kegiatan ini terus berjalan hingga saat ini rutin setiap malam minggu dilakukan di masjid Al-Hikmah".

Pak Ayi menambahkan, awalnya kegiatan ini hanya sekedar kumpul-kumpul biasa saja untuk sekedar ngobrol dan saling berbagi cerita diantara warga saja yang merupakan kepala di keluarga. Namun karena menginginkan hal yang lebih bermanfaat maka bapa-bapa yang ada di sekitar masjid merencanakan kegiatan pengajian untuk bapa-bapa, karena pengajian yang biasanya hanya untuk ibu-ibu namun warga di sekitar masjid Al-Hikmah ingin melakukan hal yang diluar biasanya yaitu pengajian untuk bapa-bapa yang dilakukan setiap malam minggu.


Reporter: Ayu Seftiani, KPI/3A

Keberagaman Sebagai Anugrah


Oleh: Laila Afifah
Bhineka tunggal ika adalah semboyan atau motto bangsa indonesia yang terdapat dalam negara "burung garuda". Bhineka tunggal ika menunjukkan bahwa bangsa indonesia, bangsa yang mempunyai keanekaragaman.

Bangsa kita memiliki banyak aspek, baik agama, budaya maupun suku dan bahasa yang berbeda. Bangsa kita ini terdiri dari pulau-pulau yang terdampar dari Sabang sampai Marauke, dari pulau besar dan kecil dengan berbagai macam kekayaan alam, tumbuhan dan hewan yang dimilikinya. Keberagaman ini tidak bisa dipungkiri keberadaannya.

Keberagaman ini merupakan anugrah yang luar biasa . harusnya semua elemen masyarakat Indonesia pandai-pandai menysukurinya. Sehingga keberagaman yang tinggi ini bisa menjadi sebuah modal luar biasa dalam mewujudkan masyarakat Indonesiaa adil dan makmur.

Perbedaan ini harus di pahami sebagai anugrah yang bermakna positif, bukan memecah belah. Setiap warga negara harus menjaga semangat persatuan meski berada dalam suku, agama, ras dan golongan yang berbeda.

Bangsa ini sudah dihadiahi begitu banyak anugrah kekayaan alam. Marilah kita jaga keindahan ini dengan toleransi yang tinggi, saling menghargai, menghormati dan sama-sama membangun masyarakat yang lebih baik lagi beriman, bersejahtera, dan bahagia.

Info Kampus : Mahapeka UIN Bandung


MAHAPEKA (Mahasiswa Pencinta Kelestarian Alam) merupakan salahsatu UKM yang berada di UIN SGD Bandung yang menjadikan alam terbuka sebagai arena dakwah disamping sebagai tempat bertafakur.

Rep: Pupung Purkonudin, KPI/3C

Info Masjid : Al-Khairat Cipadung


Masjid Jami' Al-Khairat yang berada di RW 13 Kelurahan Cipadung yang didirikan pada tahun 1994 pada mulanya hanyalah mushola biasa. Namun sekarang sudah bisa difungsikan sebagai masjid untuk melaksanakan shalat jum'at.

Rep: Pupung Purkonudin, KPI/3C

Info Tokoh : H.Ta'um


Haji Ta'um selain disibukan dengan mengurus mesjid Al-Kahairat, Beliau juga seorang penjahit baju yang menerima banyak orderan, tanpa mengabaikan urusannya sebagai ketua DKM Al-Khairat.
Rep: Pupung Purkonudin, KPI/3C

Kebhinekaan Sebagai Kekuatan Indonesia


Oleh : Ima Rahmatul K

Keberagaman adalah suatu ketentuan mutlak yang diciptakan Tuhan, dimanapun kaki berpijak pasti akan menemukan kebergaman dan perbedaan. Tanah Indonesia, suatu bukti nyata dimana keberagaman adalah anugrah luar biasa yang diciptakan Tuhan. Ras, suku, budaya, tradisi dan agama menjadkan Indonesia kaya dan beragam selain itu, kekayaan alam yang melimpah semakin membuat Indonesia kaya akan budaya dan tradisi.

Keindahan negeri Indonesia lahir dari keragaman dan perbedaan suku bangsa mulai dari Sumatra hingga Papua bersatu dalam Nusantara. Perbedaan tersebut bukan untuk menjadikan kita beda dan bersekat namun perbedaan tersebut untuk menjadikan kita kaya dengan toleransi sangat berperan penting terhadap keberagaman di Indonesia. Karena itu, keberagaman atau kebhinekaan adalah sebagai kekuatan dan ciri khas Indonesia namun, sangat disayangkan sebagian masyarakat Indonesia masih kurangnya kepedulian terhadap keberagaman tersebut khususnya dalam hal budaya dan tradisi.

Andai saja masyarakat Indonesia bersatu mengembangkan dan melestarikan keberagaman yang dimilikinya, mata dunia akan semakin terpukau terhadap keindahan dan keelokan negeri Indonesia. Semboyan Bhineka Tunggal Ika bukan sekedar semboyan yang dimiliki Indonesia melainkan makna semboyan tersebut harus melekat dan mendarah daging bagi setiap individu.

Sudah jelas makna semboyan bhineka tunggal ika adalah bersatu dalam perbedaan dan keragaman, kita diciptakan berbeda bukan untuk saling meyalahkan, dan saling menindas melainkan agar kita kaya, meskipun dalam setiap perbedaan selalu terjadi konflik tapi hal tersebut bukan untuk mebuat kita terpecah belah tapi untuk menjadikan kita lebih kuat.

Keragaman suku, ras, agama, budaya dan tradisi adalah nikmat yang luar biasa Tuhan berikan untuk Indonesia, karena itu menjaga dan melestarikannya adalah bentuk syukur yang harus dilakukan masyarakat Indonesia. Dengan begitu, dunia tidak akan memandang Indonesia dengan sebelah mata, dan kebhinekaan adalah kekuatan terbesar yang dimiliki Indonesia.  

Penulis, Mahasiswa KPI UIN Bandung

Banyak Fasilitas Masjid Raudhotul Jannah Rusak



Dakwahpos.com, Bandung – Sejatinya masjid adalah sebuah sarana peribadatan yang didalamnya haruslah tercipta suasana nyaman dan tentram. Adanya kerusakan bahkan kekurangannya fasilitas di masjid, kedepannya akan menghambat segala aktifitas yang telah terpogram di dalamnya.

Masjid Raudhotul Jannah, belum lama telah dikomentari segala fasilitasnya oleh para jamaah khususnya ketua RW setempat, perum BUPARA, kecamatan Palasari. Beliau mengomentari tentang ketiadaanya parkiran khusus untuk para jamaah yang berkunjung ke masjid.

"Enggak ada lahan parkir, masjid makin kesini makin berantakan. Seharusnya ada kesadaran untuk para warga setempat khususnya yang memiliki mobil. seperti memiliki garasi sesuai jumlah mobil yang dimiliki" Ungkapnya.

Tak hanya lahan parkir yang dipermasalahkan, salah satu marbot pun mengeluhkan adanya kerusakan pada salah satu keran tempat wudhu para jamaah dan rusaknya microphone yang selalu berganti-ganti.

Adanya permasalahan seperti ini seharusnya warga setempat cepat tanggap menyelesaikan segalanya. Ketua RW perum BUPARA mengatakan, Karena jika semua fasilitas yang ada dalam keadaan baik, maka terciptalah masjid yang lebih indah, dan suasana beribadah didalamnya juga semakin nyaman. Dengan semua fasilitas yang ada, diharapkan masjid Raudhotul Jannah juga sebagai simbol bagi penguat ajaran Islam di perum BUPARA khususnya.

Reporter: Natia Istianah, KPI/3C

Pengurus Masjid Al-Isti Qomah Tak Henti Seru Jamaah Mengaji


Dakwahpos.com, Bandung – Sudah bukan hal aneh lagi, bahwa di setiap masjid maupun mushala selalu dilakukan kegiatan pengajian baik pengajian anak-anak, ibu-ibu, sampai bapak-bapak yang dilakukan rutin. Seperti yang dilakukan oleh para pengurus Masjid Al-Isti Qomah. Mereka memberlakukan kegiatan mengaji rutin setiap harinya, dari mulai anak-anak, ibu-ibu, dan bapak-bapak.

Mengaji ialah hal positif yang banyak manfaatnya dimulai dari menambah ilmu, mempererat tali silaturahim, dan dapat memakmurkan masjid itu sendiri. " Kalau ada pengajian, masjid nanti juga kan gak sepi, gak cuma ramai pas waktu shalat aja tapi ramai juga pas jam-jam biasa sama yang pengajian," Ujar DKM Masjid Al-Isti Qomah, Iskandar Dahlan, Sabtu (10/12/2016).

Tetapi di jaman yang maju ini, sering ditemukan hampir disetiap masjid yang masyarakatnya kurang tertarik untuk datang ke masjid untuk mengikuti kegiatan pengajian. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu luangnya didalam rumah dan diluar rumah walaupun rumah mereka hanya beberapa jengkal saja dari masjid. Semua itu karna kurangnya kesadaran masyarakat dan mereka menganggap mengaji itu kegiatan yang dinomer sekiankan karna tidak ada unsur hiburan didalamnya. " Coba kalau dangdut pasti tanpa di halo-halo juga orang-orang udah pada nyamperin." Ujar Iskandar.

Meskipun begitu para pengurus masjid ini tak henti-hentinya mengajak masyarakatnya untuk lebih sering mengikuti kegiatan pengajian tersebut. Mulai dari kaum yang muda hingga lanjut usia, bahkan mengajak mahasiswa-mahasiswa yang notabennya dari universitas berbasis islam untuk turut berkecimpung dalam kegiatan pengajian tersebut.

Untuk sekedar menyumbangkan dan mempraktekan ilmu yang mereka dapatkan. Karna kewajiban sesama muslim yaitu mengajak dan menyeru sesamanya kepada kebaikan.

Reporter : Ayu Kania KPI/3A

Masjid Al-Isti Qomah Bantu Warganya Mudah Laksanakan Ibadah

Masjid Al-Isti Qomah,

Dakwahpos.com, Bandung - Masjid Al-Isti Qomah, yang berada di Jalan haji Idris RT 01 Rw 05 Kelurahan Mekarmulya Kecamatan Panyileukan ini berdiri pada tahun 1985 dan masih berdiri kokoh hingga sekarang.

Masjid jami yang saat ini telah menjadi masjid yang makmur dengan jama'ah yang selalu datang berbondong-bondong ini tidak disangka dulunya hanyalah sebuah mushala kecil yang dikelilingi tanah-tanah kosong. Para masyarakat sekitar masjid Al-Isti Qomah saat masih menjadi mushala datang untuk shalat jum'at, idul fitri, dan idul adha pun harus berjalan kaki ke masjid lain yang saat itu menjadi masjid yang satu-satunya dapat dipakai shalat jum'at, shalat idul fitri, dan shalat idul adha ditambah dengan jama'ahnya yang saat itu selalu
melebihi kapasitas masjid.

Melihat kejadian seperti itu, Pada tahun 2006 para pengurus masjid Al-Isti Qomah bersama warga sekitar mulai berdiskusi dan memberanikan diri untuk mulai merubah status Masjid Al-Isti Qomah yang dulu sebuah mushala menjadi masjid jami.

" Kita mulai buat surat resmi untuk dibagiin ke masjid-masjid deket sini untuk kasih tau bahwa mushala al-isti qomahsekarang akan diubah status menjadi masjid jami agar dapat melaksanakan shalat jumat dan shalat idul fitri, "ucap DKM masjid Al-Isti Qomah, Iskandar Dahlan, Sabtu (10/12/2016).

Semenjak saat itu pembangunan giat dilakukan oleh para pengurus masjid beserta warga masyarakat. Jama'ah pun bertambah banyak dan memenuhi masjid Al-Isti Qomah, ditambah dengan adanya madrasah pula yang berdiri dibelakang masjid tersebut semakin meramaikan suasana masjid Al-Isti Qomah.

Reporter : Ayu Kania KPI/3A

H. Iskandar : Aksi 212 Persatukan Umat Islam Seluruh Indonesia



Dakwahpos.com, Bandung – Aksi yang terjadi pada tanggal 02 Desember atau yang disebut dengan aksi damai 212, merupakan peristiwa yang fenomenal bagi umat islam kedua setelah yang pertama terjadi pada 04 November 2016.

Iskandar Dahlan (80) Ketua DKM Masjid Al-Isti Qomah yang ikut serta rombongan Daarut Tauhid mengatakan, aksi damai 212 merupakan moment untuk persatuan dan kesatuan umat islam dimana umat islam bersatu untuk membela agama mereka. Moment tersebut seolah sebagai magnet bagi umat islam, tidak pandang organisasi mana dan daerah asal mereka pada saat itu mereka berbaur dan bersatu.

"Subhanallah, mereka datang bukan karna dibayar tapi karna keimanan mereka terpanggil untuk membela islam, " Ucap Iskandar Dahlan, Sabtu (10/12/2016).

Iskandar lebih lanjut mengungkapkan banyak rintangan demi bisa mengikuti aksi 212, dari mulai masalah kendaraan sampai dengan masalah dengan para petinggi. Tetapi pada saat itu tekad mereka sangat kuat untuk membela agama islam dibantu dengan izin Allah SWT akhirnya mereka pun dapat berangkat serempak.

"Kuasa Allah SWT memang benar-benar ada, Allah menggerakan jutaan manusia berkumpul pada saat itu. Dalam keadaan damai, sangat-sangat damai dengan cuaca yang biasanya panas sekali menjadi seketika turun berkah rahmat Allah SWT berupa rintik-rintik hujan," Ujar Iskandar.

Iskandar mengatakan bahwa ada hikmah dibalik kasus ini, dimana jutaan umat islam bersatu dan berkumpul dalam keadaan damai untuk membela agama islam. "Disana kami berbaur tidak peduli mereka dari ormas mana, dari organisasi mana. Yang kami tau kami berkumpul disini untuk islam, agama kami." Ujar Iskandar

Iskandar berharap kedepannya umat islam ini dapat terus bersatu dan menjaga tali silaturahmi demi mensejahterakan agama islam.

Reporter : Ayu Kania KPI/3A

Ingat, Kesatuan Bukan Perbedaan


Oleh: Indriany Aisyah Saleh



Indonesia adalah bangsa dengan beragam budaya dan beragam suku bangsa. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan negara pemilik bahasa terbanyak nomor dua di dunia. Ada beragam suku, bahasa, ras, dan agama tersebar di penjuru negeri. Dari Sabang sampai Merauke. Dari Pulau Miangas hingga Pulau Rote. Berjuta keberanekaragaman budaya tertata dalam suatu persamaan hak dan kewajiban antarindividu.

Menyadari negeri kita tercinta, Indonesia sebagai negara yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa dengan berbagai macam budaya. Mencintai Indonesia bukan berarti kita hanya mencintai budaya kita sendiri namun mencintai semua yang terdapat di Indonesia. Budaya dari ketigapuluh empat provinsi.

Memiliki budaya yang beragam dan berbeda bukan hanya untuk dibanggakan. Budaya yang beragam sudah menjadi tugas kita untuk melestarikannya. Walaupun,keberanekaragaman budaya yang ada pada bangsa kita ada kekurangannya juga. Masyarakat akan bekerja dalam kelompok-kelompok, ras atau golongan tertentu. Padahal, suatu masalah akan lebih mudah jika dibicarakan dengan berserikat atau berorganisasi.

Keberanekaragaman seharusnya bukan diartikan sebagai perbedaan, seharusnya diartikan sebagai "Kesatuan" sehingga keberanekaragaman diterjemahkan menjadi "Kesatuan Budaya" bukan "Perbedaan Budaya". Namun, hal tersebut tidak akan terwujud, jika kita masih memandang perbedaan budaya, agama dan ras sebagai batas atau sekat untuk kita bersatu.

Keberanekaragaman budaya Indonesia dapat kita manfaatkan sebagai ajang pemersatu bangsa. Pancasila adalah salah satu penyangga Indonesia dalam keberanekaragaman budaya tersebut, namun nilai-nilai yang sudah tertanam sejak dulu. Kini mulai memudar seiring berkembangnya zaman. Berkembangnya budaya-budaya yang telah menyesuaikan.

Marilah kita sebagai generasi penerus bangsa, kita harus mampu mempertahankan budaya, kerukunan dan persatuan negara. Jangan sampai nilai-nilai moral yang terdapat dalam Pancasila semakin lama akan menghilang. Budaya ada bukan untuk dibanggakan namun untuk dilestarikan. Marilah mulai dari sekarang, kita buka pikiran kita untuk menerima 'perbedaan' itu dan setidaknya menghargainya. Karena budaya adalah kegiatan yang sudah dilakukan sejak jaman dahulu oleh nenek moyang. Artinya, budaya adalah warisan dunia bangsa Indonesia.

Yuuk, Kita lestarikan keberanekaragaman budaya Indonesia. Ingat jangan jadikan perbedaan namun jadikan sebuah kesatuan. Mari kita mulai dari diri kita sendiri, kalau bukan kita yang melestarikan, Siapa Lagi?

Penulis, Mahasiswa KPI UIN Bandung

Catatan : tulisan ini pernah dimuat di Forum Media Indonesia 


Evaluasi Kekerasan Terhadap Anak


Oleh: Megandini Al-Fiqri

Kekerasan terhadap anak semakin meningkat tiap tahunnya. Saya masih percaya bahwa tidak ada orangtua yang mempunyai niat buruk terhadap anaknya. Tapi, ada-ada saja orangtua yang tega menyiksa, menganiaya, bahkan membunuh anaknya. Tak cukup hukuman yang ditegakkan Negara bagi para pelakunya, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)  tiada habisnya. Komnas Perlindungan Anak Indonesia pun seakan hanya menjadi lembaga pajangan Negara, Kasus-kasus kekerasan diketahui setelah korban tewas atau binasa.

Terkadang kejahatan tidak hanya dilakukan oleh orang jahat, akan tetapi  orang baik yang diam melihat kejahatan pun terhitung sebagai tindak kejahatan. Mayoritas Masyarakat hari ini tak menghiraukan sekitar. Mereka disibukkan oleh aktivitasnya masing-masing tanpa melihat kondisi sekitar. Kasus-kasus kekerasan khususnya terhadap anak perlu dijadikan bahan renungan dan evaluasi bagi para Pembina, pendidik, dan pengamat negeri. Mengapa kasus kekerasan terhadap anak kian meningkat per tahunnya? Apa penyebabnya? Bagaimana penyelesaiannya?

Banyak orang yang hanya menjadi penonton saat tindak kejahatan merajalela, pemerintah pun tak beranjak mengusut dan menyelesaikan permasalahan yang ada. tak dapat dipungkiri, menghilangkan suatu tindak kejahatan di negeri ini adalah sebuah ketidakmungkinan. Tapi, tak ada salahnya jika orangtua ikut meminimalisir hal tersebut karena kekerasan terhadap anak bisa saja dilakukan orang-orang yang ada dilingkungannya dengan cara menjaga mereka dan memberi pembekalan Ilmu bela diri, serta pendidikan budi pekerti terhadap mereka.

Sebagai seorang mahasiswa, saya sadar bahwa seorang anak dilahirkan tidak beserta buku panduannya. Seperti saat kita membeli alat elektronik, tentu membesarkan atau mendidiknya tidak akan sesulit ini. Terkadang orangtua lupa mensyukuri betapa luar biasanya ciptaan Tuhan yang dititipkan pada mereka. Namun, perlu dicamkan bahwa semua anak terlahir fitrah. Mereka berhak mendapatkan kasih sayang, dan cinta dari orangtua melalui didikan dan asuhan yang baik untuknya.

Semoga ini dapat menjadi bahan renungan bersama, khususnya para pendidik bangsa, yang memiliki andil dalam mengokohkan negeri besar bernama Indonesia.

MEGANDINI AL-FIQRI,
Anggota IKPM Bandung

Wujudukan Persatuan Indonesia


 
Oleh: Mahmudah, KPI 3/B

Makna dari sila "Persatuan Indonesia" adalah bahwa sifat dan keadaan negara Indonesia
harus sesuai dengan hakikat satu. Banyaknya perbedaan membutuhkan sentuhan tangan kita,
menuntut seluruh komponen anak bangsa bersatu, bahu membahu untuk menjaga persatuan
dan kesatuan nasionalisme.

Setiap jiwa yang lahir di bumi pertiwi harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai
yang terkandung, karena hal tersebut akan menjadi pondasi dalam bersikap dan berbuat.
Sebagai penerus bangsa, kita harus mampu dan siap sedia mempertahankan persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia dengan tetap berpedoman pada semboyan "Bhineka Tunggal Ika"
dan ideologi bangsa "Pancasila". Bagaimanapun juga persatuan ada, karena perbedaan yang
ada dan melekat dalam setiap warga Negara tetap harus dipersatukan secara santun.

Penganutan dan pemahaman diri dalam menerapkan sila yang ketiga sangatlah penting,
jika kita tidak ingin Negara kita Indonesia raya tercinta ini ambruk, karena rapuhnya realisasi
pancasila. Sebagai bangsa yang baik, kita harus turut serta memiliki tanggung jawab yang
besar dalam menjaga mewujudkan sila yang ke-3 yaitu "Persatuan Indonesia" yang berarti
utuh dan tidak terpecah. Posisi kita sebagai generasi penerus harus mampu menunjukkan
peran yang yang positif untuk kejayaan bangsa pada masa depan.

Oleh karena itu, kita harus bersungguh-sungguh memanfaatkan kesempatan untuk
menempa diri, karena kita adalah harapan akan masa depan bangsa yang telah bersumpah
setia untuk bersatu nusa, satu bangsa, satu berbahasa persatuan bahasa Indonesia. Seperti
pepatah "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh" Tentunya, dalam bingkai persatuan dan
kesatuan bangsa dan negara Indonesia.


Penulis, Mahasiswa KPI UIN Bandung
© Vokaloka 2023