Muhammad Ihsan: Langkah Hari ini, Tentukan Hari Esok

Dakwahpos.com, Bandung- Muhammad ihsan merupakan salah seorang tokoh inspiratif yang berhasil menyelesaikan S2nya dan menjadi seorang asisten dosen. 


Muhammad Ihsan lahir di Tasikmalaya pada 4 Desember 1996, ia adalah anak ke-4 dari 4 bersaudara dari pasangan Bapak Sodikin dan Almh. Tuti Sutiamah. Kini ia bertempat tinggal di daerah Cibiru Hilir tepatnya di Masjid jami Syahida, karena ia merupakan salah satu pengurus di Majid tersebut. 


Sedari dulu, ia menyukai Matematika, bahkan ia berhasil menjuarai beberapa perlombaan. Ia berasal dari keluarga yang berkecukupan tetapi ketika duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar, ibunya wafat. Kemudian usaha yang dibangun keluarganyapun perlahan gulung tikar. Tetapi dengan semangat yang tinggi ia tetap ingin bersekolah, jadi ia melakukan sekolahnya sambil berkerja. Ia selesai bekerja setelah magrib, apabila lembur bisa sampai jam 10/11 malam, seusai bekerja ia masih menyempatkan dirinya untuk belajar dan mempersiapkan diri untuk mengikuti olimpiade dikarenakan kekurangan biaya jadi ia harus otodidak tanpa mengikuti kursus yang diselenggarakan sekolah dalam rangka olimpiade. 


"Tetapi semangat itu memudar ketika saya duduk di bangku kelas 8, saya meminta kepada bapak dan kakak-kakak saya untuk berhenti sekolah dan fokus kerja dan memperbaiki perekonomian keluarga." ungkapnya. permintaan itu tidak disetujui baik oleh bapak maupun oleh kakak-kakaknya. Akhirnya ia kembali bersemangat sekolah setelah diberikan beberapa nasihat oleh bapak dan kakaknya.


Ketika sampai di jenjang SMA ia melanjutkan sekolahnya di sebuah Pesantren yang ada di Tasik, darisana ia mulai menyukai kajian-kajian islami dan mulai menghafal Al-Qur'an. setelah lulus, ia melanjutkan kuliah tetapi karena perekonomian kian memburuk, ia disarankan oleh kyai yang ada di pesantren tersebut untuk pergi saja, biar uang semester ditanggung oleh kyai tersebut, akan tetapi untuk uang bekal ia disuru mencari masjid terlebih dahulu. Ia berangkat dari Tasik ke Bandung menggunakan truk, ia sempat tinggal di beberapa masjid sebelum akhirnya menemukan tempat tinggal tetap di Masjid Jami Syahida. 


Pada saat itu, ia mendapatkan beasiswa LPDP serta beasiswa PTQ for leaders. Ia mulai mengajar di tempat terpencil dan aktif dalam mengurus urusan masjid. Selain itu, ia juga memiliki beberapa jadwal dakwah di beberapa Masjid sekitar Cibiru. Sampai akhirnya, ia berhasil mendapat kesempatan melanjutkan S2nya dengan beasiswa juga dan menjadi asisten dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. 


Reporter : Siti Allawiah/ KPI 3 D

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023