Ibadah ini tidak akan bisa Tegak kecuali dengan luas syarat yaitu ikhlas dan mutaba'ah. Salah satu mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam Lomba Dakwah Digital Nasional yang diadakan oleh Al-Jami'atul Washliyah, menjelaskan tentang 2 perkara syarat- syarat diterimanya suatu amalan di sisi Allah Ta'ala
"Syarat atau ikhlas karena Allah semata dalam setiap ibadah dan kata lain berarti mentauhidkan Allah ta'ala meninggalkan berbuat Syirik kepadanya. Syarat - syarat mutaba'ah yaitu beribadah kepada Allah dengan mengikuti ajaran Nabi atau sesuai dengan ajaran Nabi. Agar ibadah diterima di sisi Allah, haruslah terpenuhi dua syarat, yaitu ikhlas karena Allah dan mengikuti tuntunan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (ittiba')." Ujarnya
Beliau menjelaskan kembali, jika salah satu syarat saja yang terpenuhi, maka amalan ibadah menjadi tertolak. Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur'an, As Sunnah, dan Perkataan para Sahabat.
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, "Suatu amalan tidak akan sempurna (tidak akan diterima, pen) kecuali terpenuhi dua
hal:
1. Amalan tersebut secara lahiriyah (zhohir) mencocoki ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Hal ini terdapat dalam hadits 'Aisyah 'Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.'
2. Amalan tersebut secara batininiyah diniatkan ikhlas mengharapkan wajah Allah. Hal ini terdapat dalam hadits 'Umar 'Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat'.
ibadah baik itu shalat, puasa, dan dzikir semuanya haruslah memenuhi dua syarat diterimanya ibadah yaitu ikhlas dan mencocoki petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Reporter :
Rio Mughni Firdaus (1204020131)
Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar