Mari menjadi pengguna media soisal yang bijak

Perkembangan media sosial dari tahun ke tahun di Indonesia semakin pesat, bahkan sekarang media sosial sudah menjadi kebutuhan pokok manusia. Apalagi di masa masa pandemic seperti sekarang ini, konsumsi media sosial semakin meningkat pada anak anak sampai lansia pun ada juga yang memakai media sosial karena aktivitas aktivitas dilakukan di media sosial karena adanya physical distancing. Masyarakat Indonesia tidak hanya menggunakan media sosial sebagai komunikasi saja, tapi juga sebagai sumber informasi.
Padahal, semua yang di unggah di media sosial tidak semua valid atau bisa jadi berita hoaks. Hal ini terjadi karena si pengunggah memiliki keinginan untuk diakui sehingga merasa bangga saat menyebarkan berita dan merasa dirinya yang paling up to date, padahal belum tentu informasinya benar dan juga si pengunggah merasa berita nya benar padahal belum mengetahui kebenarannya.
Berita hoaks ini akan membuat masyarakat merasa tidak aman, kebingungan dan ketakutan. Inilah kerugian yang terjadi jika menyebarkan berita bohong karena akan memengaruhi pola pikir si penerima berita. Penyebar berita hoaks (bohong) bisa dijerat hukum. Di Indonesia sudah ada UU ITE yang dapat menjerat si pelaku penyebar hoaks yang melanggar UU ITE tersebut, yakni Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ("UU ITE") melarang: Setiap Orang dengan sengaja, dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.
Maka dari itu ada beberapa tips untuk menghindari berita hoaks (bohong) di media sosial, pertama hati hati dengan judul provokatif, berita hoaks seringkali menggunakan judul yang sensasional dan provokatif misalnya dengan langsung memfitnah seseorang. Kedua, cermatilah alamat URL situs. Apabila dari situs yang belum terverifikasi maka informasinya bisa jadi meragukan. Ketiga, periksa fakta perhatikan keberimbangan sumber berita, jangan percaya hanya dengan membaca satu sumber saja tapi periksalah dari beberapa sumber.
Itulah ketiga cara agar tidak terpengaruh dari berita hoaks, di era teknologi yang semakin canggih ini masyarakat pasti tidak mau ketinggalan zaman dari mulai anak anak, remaja hingga dewasa bahkan bisa saja orangtua pun tidak mau kalah dalam bermedos, dan biasanya juga para penyebar berita hoaks memilih orang tua sebagai sasaran karena mudah percaya.
Maka, pertanyaanya kita mau menjadi pengguna media sosial yang seperti apa? Jadi, mari bijak dalam bermedia sosial sehingga tidak ada yang merugikan orang lain atau diri sendiri.

Tazkia aulia rahmah,
Mahsiswa KPI UIN Sunang Gunung Djati
Bandung 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023