Kabut Asap Hantui Masyarakat

Oleh : Endang Sulistiawati

      Akhir-akhir ini isu yang sedang hangat dibicarakan mengenai kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau. Dimana kebakaran ini sudah menjadi berita di negara tetangga yaitu malaysia, sebab asap yang dihasilkan dari Riau menjalar sampai Malaysia. Karhutla menghanguskan hampir 5 hektar lahan. Tidak hanya itu saja, sebanyak 3000 OrangUtan menjadi ancaman dari kebakaran hutan dan lahan di Riau yang sudah meluas dan membuat habitat OrangUtan kian menurun di Ketapang, Kalimantan Barat.

Batuk bisa menjadi suatu indikasi terganggunya saluran pernapasan. Selain itu, ada juga penyakit lain seperti iritasi mata atau sesak napas. Polusi asap ini sangat menghantui masyarakat, menyebabkan aktivitas masyarakat terganggu dan mereka pun harus sedia masker agar tidak menghirup kabut asap. Ditambah lagi dengan anak-anak yang mudah sekali terkena penyakit. Beberapa sekolah diliburkan untuk melindungi dari dampak paparan kabut asap. Sudah ditemukan di daerah tersebut bayi meninggal dunia karena sesak napas. 

Presiden Jokowi pun langsung terbang menuju Riau dan disambut asap tebal. Presiden Jokowi memimpin rapat untuk pemadaman karhutla dan penanganan kabut asap.

        Dalam hal ini pun, TNI akan menambah kekuatan untuk padamkan kebakaran hutan lahan. TNI akan tambah 350 personil untuk pemadaman lewat darat. Tidak hanya itu saja, TNI akan kerahkan Pesawat CN-295 dan Pesawat Hercules untuk modifikasi cuaca hujan buatan. Pemkot Pekanbaru  tetapkan status siaga akibat kabut asap karhutla.

            Ternyata penyebab dari kebakaran hutan lahan tersebut sudah diselidiki dan polisi sudah menangkap kaki kiri pelaku. Pelaku mengaku disuruh oleh seorang pengusaha dengan bayaran 600.000,00 hanya untuk membakar hutan dan lahan. Segara mungkin polisi akan  menangkap dalang utama dari kasus karhutla tersebut.   

          Dengan demikian, semoga saja dengan adanya ketegasan Presiden Jokowi beserta penanggulangan dari pemerintah dan Anggota TNI bisa berjalan lancar dan kejadian seperti ini tidak terulang kembali. 


Endang Sulistiawati, Mahasiswi KPI UIN SGD Bandung 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023