Tragedi Kelam Stadion Kanjuruhan

Oleh : Esha Ramadansyah

Kemenangan persebaya Surabaya melawan Arema FC di kandang Singo Edan menjadi sejarah baru untuk mereka sekaligus mengundang amarah para suporter Arema FC yang hadir di Stadion Kanjuruhan.

Siapa yang menyangka, Stadion Kanjuruhan akan menjadi saksi bisu tragedi sepak bola? Stadion kebanggan warga Malang itu banyak sekali menelan korban jiwa dari berbagai usia. Keributan antara aparat kepolisian dengan pihak suporter dan pemain sepak bola, dan akhirnya meluas hingga keos tak terhindarkan.

Gas air mata di keluarkan dengan harapan suporter bubar dan menjauh dari area keribuatan. parahnya, tembakan gas air mata tidak hanya di arahkan untuk mengurai massa melainkan juga di arahkan ke sejumlah tribun di Stadion Kanjuruhan.

Namun seribu sayang justru menimbulkan banyak jiwa melayang baik dari pihak kepolisian maupun suporter sepak bola. Peristiwa di Kanjuruhan ini harus menjadi pelajaran khususnya bagi pemangku kepentingan untuk aktif mencegah munculnya tindak kekerasan melalui berbagai upaya yang konsiten dan terukur.

Disini kita mendorong agar nilai sportivitas dalam olahraga harus ditanamkan, tidak hanya dalam diri para atlet, tapi juga penggemarnya. Penyelenggara event olahraga harus memiliki kesiapan memadai guna mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi.

Keberagaman yang dimiliki bangsa ini adalah sebuah kekayaan dan perbedaan bukan untuk dijadikan bahan untuk saling membenci dan bermusuhan. Oleh karena itu, kita seluruh anak bangsa untuk lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan demi kepentingan negeri.

Esha Ramadansyah, Mahasiswa KPI UIN Bandung.

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024