Oleh: Muhamad Ghiyats Hanif
Masyarakat Indonesia terkenal dengan tata krama dan sopan santun nya, Budaya ini sudah turun temurun dari nenek moyang kita semua yang telah mengajarkannya pada setiap penerus generasinya dengan harapan agar tidak ada kelunturan budaya ketimuran kita.
Belakangan ini pubik sering disodori dengan arogansi dari segelintir orang yang mengumbar emosinya dan tanpa ragu menggunakan tindak kekerasan kepada orang lain di ruang publik yang mana ini semua bertentangan dengan budaya leluhur kita yang memiliki tata krama dan sopan santun.
Saling serobot, tak terima jika sedang berkendara di salip, atau bahkan tersinggung karena hal-hal lain yang tidak menyenangkan saat berkendara menjadi tren publik yang tidak pernah surut jumlahnya, bahkan malah bertambah semakin banyak masyarakat yang melakukan hal-hal tersebut yang bertentangan dengan tata krama dan sopan santun terkhusus dalam berkendara yang mana ada hubungannya dengan bersosialisasi di ruang publik.
Kekerasan di jalan raya juga dipicu ketidakpercayaan antarwarga, warga dengan negara, dan sebaliknya, serta anggapan jalan sebagai area tak bertuan sehingga bebas melakukan apa saja. Bebas melakukan apa saja kian parah karena adanya jabatan, koneksi, dan uang..
Ada banyak solusi untuk kasus-kasus kekerasan dalam berkendara di jalan raya yaitu salah satunya Agar tren kekerasan ini tak terus berulang, intinya penegakan hukum di mana pun, khususnya di ruang publik, tidak boleh tebang pilih karena dapat merugikan satu pihak dan tidak menyelesaikan masalah namun dapat menanamkan amarah yang lebih besar lagi.
Mahasiswa Jurusan KPI UIN SGD Bandung
Belakangan ini pubik sering disodori dengan arogansi dari segelintir orang yang mengumbar emosinya dan tanpa ragu menggunakan tindak kekerasan kepada orang lain di ruang publik yang mana ini semua bertentangan dengan budaya leluhur kita yang memiliki tata krama dan sopan santun.
Saling serobot, tak terima jika sedang berkendara di salip, atau bahkan tersinggung karena hal-hal lain yang tidak menyenangkan saat berkendara menjadi tren publik yang tidak pernah surut jumlahnya, bahkan malah bertambah semakin banyak masyarakat yang melakukan hal-hal tersebut yang bertentangan dengan tata krama dan sopan santun terkhusus dalam berkendara yang mana ada hubungannya dengan bersosialisasi di ruang publik.
Kekerasan di jalan raya juga dipicu ketidakpercayaan antarwarga, warga dengan negara, dan sebaliknya, serta anggapan jalan sebagai area tak bertuan sehingga bebas melakukan apa saja. Bebas melakukan apa saja kian parah karena adanya jabatan, koneksi, dan uang..
Ada banyak solusi untuk kasus-kasus kekerasan dalam berkendara di jalan raya yaitu salah satunya Agar tren kekerasan ini tak terus berulang, intinya penegakan hukum di mana pun, khususnya di ruang publik, tidak boleh tebang pilih karena dapat merugikan satu pihak dan tidak menyelesaikan masalah namun dapat menanamkan amarah yang lebih besar lagi.
Mahasiswa Jurusan KPI UIN SGD Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar