Terangi dengan Toleransi

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki beragam suku bangsa, bahasa dan kepercayaan yang khas di tiap daerahnya. Perbedaan tersebut mengharuskan bangsa Indonesia untuk menjunjung sikap toleransi, bukan hanya sekedar menghargai dan menghormati apa yang menjadi pilihan orang lain melainkan wujud dari tenggang rasa untuk saling menerima perbedaan dan hidup berdampingan di tengah keberagaman yang ada.

Hal yang demikian perlu untuk lebih di perhatikan mengingat zaman sekarang nilai toleransi semakin memudar di kalangan masyarakat. Saat ini, Perpecahan bukan hanya terjadi secara kontak langsung, melainkan bisa timbul hanya melalui perantara media digital. Oknum yang tidak bertanggung jawab akan meyebarkan informasi yang bertentangan dengan pemahaman orang lain. Individu yang merasa tersinggung justru tidak akan terima atas pernyataan tersebut sehingga melontarkan kalimat yang tidak seharusnya di ucapkan dan berakhir dengan pertikaian.

Dari contoh tersebut kita bisa lebih memahami jika di sertai dengan landasan yang kuat dari salah satu ayat al-Quran surah al-Hujurat ayat 13 bahwa Allah menciptakan manusia dari jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku dan tujuannya untuk saling mengenal.

Berkaca pada ayat tersebut, dengan adanya keberagaman dan kemajemukan suatu bangsa bukan untuk berpecah belah melainkan untuk saling mengenal, bersilaturahmi, dan saling menerima perbedaan. Lalu Apa jadinya bangsa ini jika tidak ada sikap toleransi? Kurang memahami keberagaman dalam masyarakat akan memunculkan sikap intoleransi, yang artinya sebuah pandangan atau pemahaman kelompok tertentu akan di abaikan begitu saja dan lebih menjunjung argumen sendiri.

Tentu saja hal yang demikian akan mendatangkan banyak konflik di masyarakat, di mulai dari perpecahan antar bangsa yang menganggap kebudayaan nya lebih baik dan merendahkan budaya lain berdampak pada kemunduran suatu bangsa dan negara karena pemerintahan sulit untuk membangun kebijakan di tengah masyarakat yang minim partisipasi.

Namun sangat di sayangkan, intoleransi seperti sudah di restui, dengan membiarkan segala bentuk perpecahan, kerusuhan menyeruak masuk tanpa permisi. Kita dapat menyimpulkan ketika muncul tindak kerusuhan menandakan adanya kecemburuan sosial, dendam dan spontanitas kejadian pada beberapa pihak. Lalu bagaimana upaya untuk meminimalisir tindakan tersebut untuk merajut kembali toleransi di Indonesia?

Upayakan untuk melakukan kegiatan lintas kelompok lebih luas, baik lintas agama, ras, politik, dan sebagainya di maksudkan untuk menciptakan kategori sosial yang baru. Bukan hanya itu, peran media juga sangat penting untuk memunculkan kembali keharmonisan antar suku, bangsa, bahasa, dan agama yang erat. Maka dari itu mari kita terangi bangsa ini dengan menjunjung nilai toleransi.

 

Nisa Fadhilah

Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024