Tanggap Bencana, Hilangkan Duka

Indonesia merupakan negara yang rawan akan bencana alam. Sebagai negara kepulauan, Indonesia dilewati garis khatulistiwa yang menyebabkan negara ini beriklim tropis dan hanya memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dua musim ini dan diperparah dengan perubahan iklim yang tidak pasti yang membuat Indonesia rentan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, angin puting beliung.

Bencana alam di Indonesia pun pada faktanya selalu meningkat dari tahun ke tahun.hingga sampai saat ini pun bencana di Indonesia semakin meningkat entah itu bencana angin outing beliung pada saat 2019, entah itu banjir, kebakaran hutan ataupun tanah longsor semakin kesini semakin meningkat dan Tercatat dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sudah lebih dari 19.000 bencana alam terjadi di Indonesia dari periode 2010 hingga 2020. Apalagi bencana alam berupa banjir yang merupakan bencana alam yang paling sering terjadi bahkan sampai akhir Desember 2021 ini banjir masih tetep ada. Satu hal lagi yang perlu dicermati adalah data menunjukkan hampir kebanyakan bencana alam terjadi di Pulau Jawa yang merupakan sentra produksi pertanian negeri ini.

Lalu bagaimana cara penanggulangannya? Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya kolaborasi semua stakeholders dalam memperkuat strategi menanggulangi bencana di Indonesia saat rapat koordinasi penanggulangan bencana yang dimana menjelaskan tiga tahap manajemen bencana di Indonesia. Tahap pertama adalah tahap prabencana yang termasuk pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan. Ketika bencana belum terjadi, rencana mitigasi dibuat. Jika bencana berpotensi muncul, skenario kesiapsiagaan dilakukan melalui rencana kontingensi, termasuk di dalamnya informasi peringatan dini.

Selanjutnya adalah tahap tanggap darurat ketika bencana terjadi. Rencana yang berlaku adalah rencana operasi yang termasuk aksi penyelamatan dan pengevakuasian korban yang terpapar. Sebagai tahap terakhir, tahap pascabencana melibatkan rencana pemulihan untuk membangun kembali fasilitas dan infrastruktur yang rusak.
Tetapi dari program pemerintah ini balik lagi kepada diri kita sendiri. 

Apakah kita memberikan yang terbaik untuk lingkungan ini? Tempat kita singgah? Apakah kita selalu menerapkan sistem yang selalu pemerintah perintahkan? Apakah masih buang sampah sembarang ? Nah, dari sana kita jadi tau bagimana pun pemerintah dalam menanggulangi bencana ini kalau misalkan kita sendiri tidak melindungi tempatnya sendiri apakah bencana akan surut? Tidak semua ini terjadi dari tangan kita sendiri. Maka dari itu kita selaku masyarakat jaga lingkungan kita dan bergotong royong saling bahu membahu karena bencana ini merupakan duka kita semua. 

Zennita Meida Abdillah 
Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023