Pentingnya Mitigasi Bencana untuk Mencegah Kemungkinan Terburuk

Kita harus mengetahui tingkatan status bencana terlebih dahulu. Adapun tingkatan status bencana dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu status normal, status waspada, status siaga, dan status awas. Masing-masing status bencana ini mempunyai tindakan tanggap bencana yang berbeda-beda meliputi persiapan pribadi, persiapan rumah, dan persiapan kelompok. Dimana, persiapan pribadi wajib untuk selalu siap agar dapat mempertahankan diri, sedangkan persiapan rumah hanya dilakukan saat status normal, waspada, dan siaga saja.

Berbeda halnya jika status bencana sudah masuk zona awas, maka persiapan rumah harus segera ditinggalkan karena dapat berbahaya. Selanjutnya persiapan berkelompok, dimana kita harus selalu siap untuk mempertahankan diri. Tindakan tanggap bencana ini berlaku untuk gempa bumi dan tsunami.

Sementara itu, mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Melansir laman bpbd.karanganyarkab.go.id, terdapat tiga tujuan diadakannya mitigasi bencana. Pertama, mengurangi dampak dari bencana khususnya bagi masyarakat. Kedua, sebagai pedoman perencanaan bangunan. Ketiga, meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk menghadapi bencana.

Terdapat dua jenis mitigasi yaitu struktural dan nonstruktural. Mitigasi struktural dilakukan dengan membangun prasarana fisik menggunakan teknologi. Contoh mitigasi ini adalah pembangunan waduk, alat pendeteksi aktivitas gunung api, sistem early warning untuk mendeteksi gelombang tsunami, serta bangunan tahan bencana. Selain itu, mitigasi non struktural dengan merumuskan kebijakan dan peraturan mengenai penanggulangan bencana, seperti Undang-Undang Penanggulangan Bencana dan pembuatan tata ruang kota. 

 

Melansir laman bmkg.go.id, jika proses mitigasi bencana disosialisasikan dengan baik, maka dapat meminimalisir korban yang berjatuhan karena bencana alam. Hal ini, membuat BMKG giat untuk melakukan edukasi tentang mitigasi kepada masyarakat dan komunitas, seperti program Sekolah Lapang Gempa (SLG) yang diikuti oleh masyarakat, sekolah, TNI dan POLRI, media, serta LSM.

 

Yulia Rahma Kamila

Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam

UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023