Dakwahpos.com, Indramayu- Pemerintah Desa Tunggulpayung Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu mengadakan kegiatan Vaksinasi Covid 19, Rabu (20/10/2021). Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Tunggulpayung Blok Sukanta, Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Marto, ketua Satgas Covid-19 Desa Tugu mengatakan pelaksanaan vaksinasi di Desa Tunggulpayung menyediakan vaksin dosis pertama dan kedua dengan jumlah dosis yang tidak dihitung banyaknya, karena pelaksanaan vaksinasi dikonsep berbarengan dengan pelaksanaan Adat Desa Sedekah Bumi.
"Kegiatan vaksinasi ini dikonsep berbarengan dengan pelaksanaan Adat Desa Sedekah Bumi, dimana hal ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Desa Tunggulpayung dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19, lalu vaksinasi ini menyediakan vaksin dosis pertama dan kedua dalam jumlah yang banyak, tidak kami hitung dulu sebelumnya karena tidak bisa kami prediksi seberapa banyak yang ikut," kata Marto.
Kegiatan vaksinasi ini dilaksanakan dengan memanfaatkan momen Adat Desa Sedekah Bumi, dimana masyarakat selalu antusias dalam pelaksanaanya, kegiatan ini dilaksakan tanpa sosialisasi terlebih dahulu dengan alasan masih banyak masyarakat yang takut untuk divaksin.
"Pelaksanaan vaksinasi dengan pemanfaatan momen Adat Desa Sedekah Bumi ini merupakan instruksi dari Kepala Desa Tunggulpayung, dimana hal ini dilakukan karena masih banyak masyarakat yang takut untuk divaksin, jadi satu hari sebelum hari pelaksanaan kegiatan, pemerintah Desa Tunggulpayung menginstruksikan masyarakat yang akan ikut serta dalam Adat Desa Sedekah Bumi untuk membawa KTP (Kartu Tanda Penduduk) atau KK (Kartu Keluarga), dengan begitu ketika diberitahu bahwa ada vaksin mereka sudah siap dan membawa data atau persyaratan vaksinnya," kata Marto.
Sedikitnya antusias masyarakat Desa Tunggulpayung dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang sebelumnya sudah pernah dilaksanakan di Balai Desa Tunggulpayung, pemerintah Desa Tunggulpayung berinisiatif untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19 dengan memanfaatkan kegiatan yang mengundang masyarakat banyak.
"Pemanfaatan kegiatan Adat Desa Sedekah Bumi dalam pelaksanaan vaksinasi ini berasal dari keresahan pemerintah Desa Tunggulpayung yang melihat antusias masyarakat yang minim dalam mengikuti program vaksinasi yang sebelumnya dilaksanakan di Desa Tunggulpayung, kebanyakan masyarakat akan menolak untuk mengikuti vaksinasi jika sebelumnya sudah diberitahu kalau ada kegiatan vaksinasi, selain itu supaya supaya sasaran vaksinasi ini banyak," ucap Marto.
Marto mengatakan masyarakat Desa Tunggulpayung terbilang antusias dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19, banyak diantaranya yang melakukan konsultasi kepada petugas vaksinasi perihal boleh tidaknya mengikuti vaksinasi jika memiliki penyakit tertentu.
"Dilihat dari pelaksanaannya masyarakat yang antusias dan ikut serta terbilang banyak, ada beberapa masyarakat juga yang bertanya kepada petugas vaksin mengenai boleh tidaknya mereka divaksin jika mereka memiliki penyakit seperti lambung, asma, darah tinggi, jantung dan yang lain sebagainya," ujarnya.
Melalui konsultasi dengan petugas Vaksin Covid-19, masyarakat Desa Tunggulpayung belajar mengenai pengetahuan seputar vaksinasi Covid-19 dan masyarakat juga mulai sadar tentang pentingnya vaksinasi Covid-19, dengan begitu banyak masyarakat yang bersedia untuk divaksin.
"Sebenarnya kalau dijelaskan, masyarakat Desa Tunggulpayung ini bersedia untuk divaksin, hanya saja mereka kurang pengetahuan seputar vaksinasi, dengan begitu mereka sudah takut duluan jika ada informasi tentang vaksinasi," kata Marto.
Harapan dari pelaksanaan kegiatan vaksinasi Covid-19 adalah tercapainya 70% dari masyarakat Desa Tunggulpayung yang sudah divaksin, hal ini bertujuan agar terbentuknya kekebalan kelompok.
"Adapun harapan dilaksanakannya kegiatan ini adalah tercapainya target 70% masyarakat yang sudah divaksin, di Desa Tunggulpayung sendiri capaian vaksin baru menginjak 36%, dengan begitu besar harapannya bisa mencapai 70% agar terbentuknya kekebalan kelompok dan yang akhirnya bisa memutus rantai penyebaran Covid-19," ucap Marto.
Reporter: Ade Ainur Rohmah, Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Marto, ketua Satgas Covid-19 Desa Tugu mengatakan pelaksanaan vaksinasi di Desa Tunggulpayung menyediakan vaksin dosis pertama dan kedua dengan jumlah dosis yang tidak dihitung banyaknya, karena pelaksanaan vaksinasi dikonsep berbarengan dengan pelaksanaan Adat Desa Sedekah Bumi.
"Kegiatan vaksinasi ini dikonsep berbarengan dengan pelaksanaan Adat Desa Sedekah Bumi, dimana hal ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Desa Tunggulpayung dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19, lalu vaksinasi ini menyediakan vaksin dosis pertama dan kedua dalam jumlah yang banyak, tidak kami hitung dulu sebelumnya karena tidak bisa kami prediksi seberapa banyak yang ikut," kata Marto.
Kegiatan vaksinasi ini dilaksanakan dengan memanfaatkan momen Adat Desa Sedekah Bumi, dimana masyarakat selalu antusias dalam pelaksanaanya, kegiatan ini dilaksakan tanpa sosialisasi terlebih dahulu dengan alasan masih banyak masyarakat yang takut untuk divaksin.
"Pelaksanaan vaksinasi dengan pemanfaatan momen Adat Desa Sedekah Bumi ini merupakan instruksi dari Kepala Desa Tunggulpayung, dimana hal ini dilakukan karena masih banyak masyarakat yang takut untuk divaksin, jadi satu hari sebelum hari pelaksanaan kegiatan, pemerintah Desa Tunggulpayung menginstruksikan masyarakat yang akan ikut serta dalam Adat Desa Sedekah Bumi untuk membawa KTP (Kartu Tanda Penduduk) atau KK (Kartu Keluarga), dengan begitu ketika diberitahu bahwa ada vaksin mereka sudah siap dan membawa data atau persyaratan vaksinnya," kata Marto.
Sedikitnya antusias masyarakat Desa Tunggulpayung dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang sebelumnya sudah pernah dilaksanakan di Balai Desa Tunggulpayung, pemerintah Desa Tunggulpayung berinisiatif untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19 dengan memanfaatkan kegiatan yang mengundang masyarakat banyak.
"Pemanfaatan kegiatan Adat Desa Sedekah Bumi dalam pelaksanaan vaksinasi ini berasal dari keresahan pemerintah Desa Tunggulpayung yang melihat antusias masyarakat yang minim dalam mengikuti program vaksinasi yang sebelumnya dilaksanakan di Desa Tunggulpayung, kebanyakan masyarakat akan menolak untuk mengikuti vaksinasi jika sebelumnya sudah diberitahu kalau ada kegiatan vaksinasi, selain itu supaya supaya sasaran vaksinasi ini banyak," ucap Marto.
Marto mengatakan masyarakat Desa Tunggulpayung terbilang antusias dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19, banyak diantaranya yang melakukan konsultasi kepada petugas vaksinasi perihal boleh tidaknya mengikuti vaksinasi jika memiliki penyakit tertentu.
"Dilihat dari pelaksanaannya masyarakat yang antusias dan ikut serta terbilang banyak, ada beberapa masyarakat juga yang bertanya kepada petugas vaksin mengenai boleh tidaknya mereka divaksin jika mereka memiliki penyakit seperti lambung, asma, darah tinggi, jantung dan yang lain sebagainya," ujarnya.
Melalui konsultasi dengan petugas Vaksin Covid-19, masyarakat Desa Tunggulpayung belajar mengenai pengetahuan seputar vaksinasi Covid-19 dan masyarakat juga mulai sadar tentang pentingnya vaksinasi Covid-19, dengan begitu banyak masyarakat yang bersedia untuk divaksin.
"Sebenarnya kalau dijelaskan, masyarakat Desa Tunggulpayung ini bersedia untuk divaksin, hanya saja mereka kurang pengetahuan seputar vaksinasi, dengan begitu mereka sudah takut duluan jika ada informasi tentang vaksinasi," kata Marto.
Harapan dari pelaksanaan kegiatan vaksinasi Covid-19 adalah tercapainya 70% dari masyarakat Desa Tunggulpayung yang sudah divaksin, hal ini bertujuan agar terbentuknya kekebalan kelompok.
"Adapun harapan dilaksanakannya kegiatan ini adalah tercapainya target 70% masyarakat yang sudah divaksin, di Desa Tunggulpayung sendiri capaian vaksin baru menginjak 36%, dengan begitu besar harapannya bisa mencapai 70% agar terbentuknya kekebalan kelompok dan yang akhirnya bisa memutus rantai penyebaran Covid-19," ucap Marto.
Reporter: Ade Ainur Rohmah, Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Beri komentar secara sopan