Relevansi Pemikiran dan Peradaban Islam dengan Masa Kini dan Masa Depan


Judul               : Islam: Sejarah Pemikiran dan Peradaban

Penulis             : Fazlur Rahman

Penerbit           : PT Mizan Pustaka

Penerjemah     : M. Irsyad Rafasadie

Cetakan           : Februari 2017

Tebal               : 452 halaman

ISBN               : 9786024410056

Berat               : 500 gram

Dimensi           : 15,5 x 23,5

Jenis Cover     : Soft Cover

Harga              : Rp 89.000

 

Islam adalah sebuah agama yang barangkali paling banyak dikenal dan sekaligus paling sering disalahpahami. Meski mengaku bertuhan dan bernabi yang sama, umat Islam dewasa ini menampakkan banyak wajah yang masing-masing mengklaim sebagai representasi Islam yang paling sah. Orang pun bertanya-tanya: manakah Islam yang sesungguhnya? (cover)

 

Itulah kutipan dari buku yang berjudul Islam: Sejarah Pemikiran dan Peradaban, yang dijawab oleh seorang guru yang luar biasa berasal dari india. Dengan keteguhan pemikirannya dan ketajaman wawasannya, Fazlur Rahman menjawab dan memaparkan garib besar Islam dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dengan pemikirannya yang modern.

 

Buku yang sangat lengkap menjelaskan mengenai hakikat Islam sebagai doktrin dan peradaban, mulai dari pengenalan Muhammad, Al-quran dan Perkembangan hadits yang persis termasuk pada kurikulum pembelajaran Islam yang diawali dengan pengenalan Muhammad sebagai pembawa Risalah. Kemudian membahas struktur hukum: fiqh, munculnya ushulfiqh, unculnya mazhab-mazhab baik dalam fiqh maupun akidah, juga  tasawuf, yaitu mengenal perbedaan yang menjadi penting. Lalu, Syariat, gerakan filsafat, doktrin dan praktik para sufi, organisaasi sufi, perkembangan sektarian, Pendidikan, gerakan pembaruan pra modern dan perkemembangan modern, warisan dan prospek dan diakhiri dengan epilog dari Fazlur Rahman  mengenai masa kini dan depan dari islam.

 

Ada yang menarik dari pembahasan buku ini, yaitu relevasi dengan masa sekarang, misalnya mengenai cerita yang pamiliar, yaitu isra mi'raj (perjalanan malam hari dari mekah ke Masjidil Aqsa kemudian sidratul muntaha). diceritakan juga dalam kitab kuning 'Qishotul Mi'roj' dijelaskan ada makluk tunggangannya yaitu buroq, terus itu digambarkan secara imajinatif seperti singa tapi bersayap. Kemudian ada  percakapan dengan Nabi lain juga ketika melihat siksaan di  neraka. Hal tersebut Fazlur Rahman menilai adalah fiktif (sesuatu yang tidak bisa dicari bukti faktanya), karena sampai sekarang masih terjadi diskusi, apakah Isra Mi'raj itu diperjalankan di malam adalah fisiknya Nabi atau spiritualnya atau ruhnya saja? menurut seseorang yang tahu hukum  fisika orang  itu bergerak melampaui cahaya pasti akan hancur.

 

Tetapi, fiktif yang sebenarnya menjadi kontroversi ini, menurutnya diperlukan untuk konsolidasi keyakinan umat islam itu sendiri, karena ketika itu muncul berbagai mazhab pemikiran dalam  islam  yang kemudian berpotensi memecah belah umat islam. Sehingga perlu adanya konsolidasi internal, dibuatnya oleh para ulama pada saat itu sebuah doktrin-doktrin (ortodoks) yang kemudian dinyakini dan tidak boleh berubah.

 

Konteksnya adalah pasca kekhalifahan khulafa Ar-rasyidin. Misalnya munculnya asy-ariyah maturudiyah dan sebagainya. Detik-detik perpecahan mulai muncul itu pada masa usman bin affan (sahabat yang lemah lembut , arif, yang bijaksana, yang dermawan). Dimana Usman itu berkuasa sudah dalam kondisi telah tua, Usman punya ajjudan yang justru berperan dalam mengambil keputusan, yaitu seperti menempatkan orang dari  dinasti Muawiyah itu pada posisi yang strategis, seperti gubernur dan ketua Baitul maal, yang kemudian mendatangkan protes .Protes  itu datang dari sebagaian Mesir dan sebgaian dari Irak yang mendemo utsman. Kondisi yang seperti itu ali melihat itu sangat berbahaya, Ali pun di hasut untuk segera mengambil kekuasaan untuk memperbaiki kondisi agar tidak terjadinya KKN.

 

Sesampai pada putranya Ali, yaitu hasan dan husein yang di pasang untuk menjadi penjaga dirumahnya usman, tetapi karena demonya sangat luar biasa, mereka tidak bisa menangkalnya yang pada akhirnya usman terbunuh. Yang kemudian  membaiat ali sebagai khalifah, namun ada juga orang yang tidak suka ali di jadikan kholifah, Ali di desak dituntut untuk menyelesaikan kasus terbunuhnya usman (oleh Muawiyah).

 

Pertempuran pun tak bisa dihindari antara Ali dan Muawiyah, yang dikenal dengan perang siffin yang diselesaikan dengan tahkim/arbirase. Pihak Ali yang mau memenangkan pertemputran mengalami kerugian yakni turunya jabatan khalifah yang digantikan oleh Muawiyah. Namun, Ali tetap mempertahankan jabatan khalifah hingga wafatnya. Kemudian munculah mazhab-mazhab dalam islam mengenai akidah yang terkait dengan kekuasaan munculnya  perbedaan politik.. Syiah muncul dengan kesetiaannya yang merasa hanya Ali pantas sebaai khalifah. Sedangkan khawarij berpendapat bahwa Ali dan Muawiyah  dipandang telah keluar dari Islam, sehingga mesti dibunuh, tapi yang berhasil terbuhuh yaitu Ali.

 

Disini Fazlur Rahman menjelaskkan perkembangannya dengan melihat bahwa disuatu sisi merugikan dari umat islam dari keluarga Nabi itu sendiri. Tapi dilihat secara objektif maka peradaban islam pada masa Dinasti Umayah itu membuat kontribusi yang luar biasa bagi perkembangan peradaban islam, karena pada masa itulah kemudian ekspansinya umat islam tidak hanya di Kawasan hijaz sama tapi berkembang kepada berbagai negara terutama pada masa Abasiyah.

 

Dia becerita bahwa  setelah khulafa rasyidin sejatinya umayah itu adalah pemerintah yang dasar kelolalanya adalah kerajaan yang sekuler , karena amirnya tidak dijadikan tempat penerapan hukum islam. justru yang menjadi tempat berkembangnya hukum islam , ilmu islam, dan sebaginya itu terdapat di Madinah. Salah satu tokoh yang paling terkenal yaitu, Imam Malik bin Anas. Dikatakan sekuler, karena keputusan-keputusannya itu tidak berdasarkan hukum islam yang sebelumnya pada masa khulafa Ar-rasyidin.

 

Karena pertentangan yang hebat tadi, bahwa Ahlu Bait disingkirkan agar tidak masuk kedalam pemerintahan tersebut kemudian menimbulkan  syiah muncul sebagi akidah tersendiri. Juga ada sekelompok orang yang tidak masu terlibat dari percaturan politik yang semacam itu, orang-orang inilah yang kemudian menjadi embrio awal lahirnya sufisme atau tasawuf yang terlalu banyak campur urusan dunia terutama urusan politik waktu itu / respon pilitik. Tokoh-tokoh awalnya misalnya Hasan Al Bashri dari bashroh yang menampilkan kehidupan yang juhud. Beliau pun mengatakan bahwa sufisme yang kemudian menjadi perkembangan berikutnya ada yang menyimpang dari doktrin-doktrin islam, yang pada awalnya substansi sufisme itu sudah ada sejak awal dalam ajaran islam, bail al quran maupun sunah nabi yang kemudian menjadi sah juga menjadi sumbangan besar juga di dalam pemikiran dan peradan islam itu sendiri.

 

Salah satu perkembangannya dari sufisme, yaitu terjadi gesekann di antara ulama yang tekun dalam dunia sufisme berdirilah thariqoh-thariqoh yang sebenarnya tidak ada niat dari para ulama sendiri. Fazlur Rahman menyatanya salah satu thariqoh terbesah yaitu, qadariyah yang didirikan oleh Syeh Abdul Qodir yang memegang ortodoksi atau akidah2 yanng kemudian dikenal ahlu sunnah waljamaah.  

 

Beliau melihat bahwa beberapa pemahaman yang muncul kemudian dipengaruhi oleh tradisi hidup Persia yang sudah dikenal dengan keunggulannya dan kental dengan tradisi syi'ah. Dan disyiria , syiah ini berkembang dengan mengadopsi beberapa pemikiran besar, yaitu dari Yunani romawi dan dari Persia misalnya  menyembah api, berhala dan sebagainya. Sehingga konsep-konsep sufisme yang banyak dipengaruhi tradisi  Persia awal pra islam, bahkan terutama  ketika syiah yang ekstrim itu. maka dikatakan sebagai thariqoh- thariqoh Sufi yang sudah keluar dari  jalan islam. Ini adalah telaah dari beliau yang menarik.

 

Salah satu kritik dai Fazlur Rahman, yaitu ketika kita sudah mempelajari peradaban islam ini yaitu ada plus dan minusnya. Dia memberi banyak masukan bagi para intelektual atau para ulama adalah agar melihat positif dari modernitas, jangan sampai di anggap sebagai musuh. Akan tetapi memperbaharui makna modern itu dengan memandang positif seperti tentang demokrasi. Dia pun mengatakan mau dibawa kemana Islam ini? Apakah akan kembali ke masa awal kenabian? Menurutnya itu tidak mungkin atau mendirikan sesuatu yang baru yang maslahatnya lebih banyak atau malah mudharatnya? Kalau dia menyatakan ini sebagai warisan yang harus dikontruksi..baik mengenai politik ekonomi maupun Pendidikan.

 

Kelebihan Buku ini adalah mampu menjelaskan segala yang ada pada Islam juga peradaban Islam secara garis besarnya dengan penuturan yang koheren dan bermakna juga penjelasan dari sudut pandang yang berbeda dari buku yang membahas Islam pada umumnya. Buku ini pun menjadi rujukan bagi seluruh fakultas keagamaan di banyak universitas dunia. Kekurangannya, yaitu mengenai bahasanya yang tidak mudah dikonsumsi untuk semua orang, banyak istilah-istilah yang mesti pembaca pahami terlebih dahulu, dan hanya kebanyakan akademisi yang mempergunakannya.

 

Dari buku ini pembaca akan mendapatkan banyak ilmu mengenai Islam lebih dalam, terutama bagaimana melihat sisi positif dari era modern saat ini, juga melalui istilah-istilah yang asing menuntut pebaca untuk memahami terlebih dahulu maknanya.  Buku ini sangat cocok untuk kalangan akademisi, karena melalui penuturan dari seorang guru yang sangat terkenal dengan pemikiran Islamnya, menuntut akademisi semakin kritis dalam mempelajari relevansi pemikiran-pemikiran dahulu dengan Islam di masa kini.

 

Ai Yulianti (yantiyuli1908@gmail.com)

Mahasiswi KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024