Sejarah Peradaban Islam

Judul Buku :  Sejarah Peradaban Islam
Nama Penulis : Ratu Suntiah, M.Ag. dan Maslani, M.Ag.
Tahun Terbit : September, 2017
Nama/ Tempat Terbit  : Rosdakarya
Jumlah Halaman : 324 Halaman
Kota Terbit : Bandung
Cetakan : Pertama
Harga Buku : 48.000


Peristiwa sejarah merupakan inspirasi bagi umat manusia agar tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti masa silam. Sebaliknya, ia mendorong manusia agar mapu mengambil hikmah yang agung demi menggapai masa depan  yang lebih baik.
Nabi Muhammad Saw. Sebagai pembawa risalah din al-Islam telah melakukan revolusi mental, yang pada akhirnya dapat mengubah bangsa Arab menjadi bangsa yang berperadaban. Perjalanan panjang umat islam dari awal hingga sekarang  penuh dengan liku-liku, pasang surut kejayaan dan kehancuran telah dialaminya, pada masa klasik, umat Islam telah mampu membuktikan kejayaanya, sehingga dapat menorehkan tinta emas dalam khazanah ilmu pengetahuan, terutama pada masa khalifah Harun ar-Rasyid dan al-Maknum. Berbagi ilmu pengetahuan yang dihasilkan masa itu telah dijadikan pedoman bagi ilmu-ilmu yang ada saat ini.
Salah satu contoh karya yang cukup monumental adalah Al-Qanun fi al-Tibb (Canon of  Medicine), buku referensi dibidang kedokteran yang telah digunakan dunia selama berabad-abad. Buku tersebut merupakan salah satu karya besar ilmuwan muslim, Ibnu Sina, yang dikenal juga sebagai Avicenna di dunia Barat. Mengingat pentingnya mengetahui sejarah dalam dunia Islam,  buku ini berusaha memaparkan rangkaian peristiwa yang dialami muslim sejak masa lahirnya Islam. Karena itu buku ini sangat penting dibaca oleh  semua kalangan, terutama oleh pihak-pihak yang memiliki perhatian serius terhadap kajian sejarah peradaban Islam. 
Membincang Sejarah peradaban Islam tidak sama dengan mendiskusikan sejarah peradaban Arab. Letak perbedaan bisa dilihat dari objek kajian berupa agama yang bersifat meluas. Kita tahu Islam tidak sebatas hubungan murni sosial, ibadah, dan penghambaan. Melainkan keluasan objek yang melintas batas sekat primordial suku-bangsa. Inilah yang kerap disebut fungsinya sebagai rahmatan lil'alamin. Dari sinilah Islam menjadi wadah yang bisa membuat aneka corak pandang keislaman yang menghilirkan simpulan betapa kayanya peradaban Islam.
Obrolan sejarah menggunakan bahasa orang tempo dulu. Tentunya, buku ini menapaktilasi laku-laku muslim masa lalu. Dimulai dari Nabi Muhammad Saw hingga perkembangan kontemporer, sebaran Islam di seantero penjuru dunia. Penulis buku terbilang selektif dengan tidak menguar seluruh  narasi-narasi peradaban Islam. Pertama, buku bertema sejenis telah melimah ruah. Kedua, hampir-hanpir narasi yang dikemukakan dalam buku-buku sejenis ini kurang lebih sama persis, tidak ada gaya baru maupun tafsir ulang periswtiwa sejarah. Karena itu, penulis buku tampak ingin melakukan penyerangan dan pemaparan menukik.
Hal itu bisa dilihat dari keberanian penulis buku untuk sedikit banyak menulis sejarah muslim dengan adil. Tidak saja hanya membabarkan hikayat kemajuan ilmu pengetahuan di masa Bani Abbasiyah seperti yang sering dikemukakan selama ini. Melainkan secara berjiwa besar membuka kepingan-kepingan  kelam yang turut menyertai. Diantaranya: Perang Jamal, Perang Shiffin, sosol Abu Abbas as-Shaffah, dan peristiwa Mihnah. Spertinya penulis berkeinginan agar penceritaan sejarah pilu itu bisa menjadi ibrah (pelajaran) bagi muslim di masa sekarang dan mendatang; bahwa persatuan umat jauh teramat agung bila dibanding anasir kekuatan yang bersifat pragmatis dengan rentan memecah belah kerukunan. Lebih lanjut, buku ini juga memancing hasrat pembaca dengan seksam menundukan perkara terhadap hal-hal yang selama ini menjadi ajang perdebatan dan nuansa sensitivitas tinggi. Contohnya saja penulis buku cukup mendetail menyodorkan kronologi kepemimpinan Khalifah Usman bin Affan yang berbalut aroma nepotisme.
Dalam konteks itu, penulis buku tidak sama sekali mengajak pembaca layaknya hakim. Semisal memutuskan Khalifah Usman "bersalah" yang menjalankan roda pemerintahan tidak sesuai prinsip good governance. Sikap cermat dan adil merupakan hal asasi seorang yang berhasrat mengemukakan sejarah. Makan, yang perlu dipaparkan penulis buku adalah menyibak alasan-alasan  logis, kontekstual, dan faktual latar belakang kebijakan Khalifah Usman memasukkan sanak-saudaranya dalam birokrasi (hlm:87).
Keagungan baitul hikmah  sebagai labolatorium besar keilmuan era Khalifah Harun Alrasyid yang memang perlu untuk diberikan kepada pembaca. Berjilid-jilid buku atau kitab kerangan dan hasil riset para ilmuan muslim telah dihasilkan. Pun, hingga menjadi rujukan dan sumbangsih besar pada era sekarang macam kitab Alqanun fi altibb karya Ibnu sina. Romantisme kebanggaan masa lalu tersebut seharusnya manjadi motivasi agar muslim era sekarang cepat-cepat bangun dari tidur panjang dan lekas berpacu mengembangkan ilmu bersendikan nilai agama.
Membedai dari buku pertama sejenis, buku ini melengkapi bahasan penyebaran Islam di Kamboja, Laos, Filipina, Vietnam, Myanmar, Metode masuknya mengunakan jalur budaya, pendidikan, dan perniagaan. Tiga jalur ini disebut-sebut merupakan metode paling efektif dalam mematri corak keislaman yang sebenarnya: ramah dan santun. Ada negoisasi budaya yang dibangun antara nilai-nilai Islam sebagai pendatang dan unsur lokalitas, Pendakwah di kawasan Asia Tenggara, memadukan keduanya dalam terma akulturasi dan asimilasi budaya. Dengan itu pesan implisit untuk citra Islam berwajah sejuk ialah berdakwahlah dengan ramah, bukan dengan marah-marah sambil memvonis bid'ah, layaknya fenomena keberagaman dewasa kini.
Kelebihan dan Kekurangan Buku. Kelebihan buku: Dinamika penulisannya cukup sistematis antar bagian satu dengan bagian lainnya, Isi buku berbobot, analisanya didampingi dengan fakta, penggunaan kalimat dan penepataanya sangat sesuai. Aspek tata wajah, kebersihan, dan kualitas cetaknya bagus sesuai dengan yang dibahas dan kualitas sesuai dengan harganya. Sedangkan kekurangan buku:  ada beberapa kalimat yang memakai pemborosan kata atau tidak efektif. Dan lebih kearah berbelit-belit atau tidak langsung ketopik pembahasan.


Nama Peresensi : Rika Sholehah Mahasiswi KPI 3D UIN SGD Bandung.


Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023