Dosen 'Killer' Anti Favorit


oleh : Gina Tartila M

Mungkin kebanyakan orang tidak menyukai dosen killer dengan sifat pemeberi tugas yang banyak, harus datang tepat waktu, penampilan yang diatur, dan hal-hal yang selalu harus kita taati lainnya. Tapi kalau saya menyukai beberapa dosen yang menurut orang lain killer, tapi bukan yang tanpa alasan ya. Dosen "killer" pun  saya bagi menjadi 2 tipe ; pertam, tegas terhadap mahasiswa yang tidak taat aturan padahal itupun untuk kebaikan mahasiswa sendiri dan ada juga yang sering mencari- cari kesalahan mahasiswa agar bisa tegas dengan alasan yang tidak realistis.

Kalau saya  selain memfavoritkan dosen yang ringan tangan memberi nilai A, saya juga menyukai dosen killer tipe 1 (tegas terhadap mahasiswa yang tidak taat aturan padahal itupun untuk kebaikan mahasiswa sendiri). Alasannya dosen itu bisa memposisikan dimana beliau harus tegas dengan alasan yang tidak dibuat-buat (realistis) jadi kita bisa lebih menyadari dimana letak kesalahan kita, akhirnya bisa membuat rasa tanggung jawab  lebih tumbuh. Dosen tipe ini pun lebih menantang  yang identik dengannya adalah cara memberi banyak tugas deadline sesuai dengan mata kuliah  yang dipelajari, dengan secara tidak langsung dosen killer tipe 1 ini lebih sering mengasah kemampuan kita untuk manajemen waktu, mengasah otak kita terus berfikir, wawasan- wawasan lain yang kita bisa dapatkan saat menegerjakan tugasnya, dan lain sebagainya yang sangat bermanfaat untuk bahan keilmuwan kita.

Banyak juga yang tidak menyukai tipe dosen yang saya paparkan diatas, kalau tidak melihat sisi positifnya sih memang begitu. Hal- hal diatas akan membuat kita menjadi lebih sibuk, kalau memang melihat sisi negaifnya akan banyak hal yang tidak diminati. Bila boleh bernegatif ria kita bisa mengatakan "kerjain aja tugasnya sama dosen itu", "ih gak mikir apa ya itu dosen", atau "ih pusing banget ini ngerjain tugas ini kan susah". Nah, bila mindset kita seperti itu tentu tugas yang diperintahkan tidak akan beres, hanya melulu ocehan- ocehan negatif yang terus merasuk ke seluruh alirah tubuh, lalu mengerjakannya jadi malas tidak pernah beres, saat deadline tiba kena marah lah atau bahkan mendapat nilai E, akhirnya timbul perasaan benci terhadap dosen "killer" tersebut.  Hal tersebut bisa menyebabkan ilmu yang dosen berikan tidak masuk  ke akal fikiran kita, dan apalah ilmu yang kita dapatkan.

Solusinya, banyaklah berpikir positif, toh dengan seperti itu pengaturan pikiran kita akan menjadi lebih enak dan tidak terbebani. Kecilnya saat mendapat tugas katakanlah rasa syukur, katakanlah dalam hati bahwa tugas ini akan berguna untuk masa depan kita, kesibukkan dihari ini akan menjadi bekal yang sangat banyak untuk hari tua. Bukankah pengalaman adalah sebuah guru sejati. Saya pun dulu begitu, sangat tidak menyukai dosen yang bersikap sangat tegas. Setelah dilatih untuk berpikir postif ternyata banyak sekali manfaat yang beliau berikan entah itu berupa pengalaman atau apapun yang sangat berguna. Untuk kamu yang lebih menyukai dosen yang jarang masuk atau tidak pernah memberi tugas, janganlah senang sekarang. Sungguh menurut saya itu sangat membuat kita rugi dari pandangan kemanfaatannya yang bila kita mengimbanginya denga rasa malas pula, tanpa ada usaha. Secara tidak langsung pula dosen yang seperti itu mengajarkan untuk leha- leha, kehilangan rasa tanggung jawab, dan sisi negatif lainnya. Jadi, ayo mulai sekarang terus bergerak, berpikir positif, dan lakukan yang terbaik demi masa depan gemilang. Hidup mahasiswa!

Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023