Peristiwa Kanjuruhan Tidak Sepenuhnya Salah Supporter

Pada tanggal 1 Oktober 2022, terjadi kerusuhan pasca pertandingan sepak bola Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang yang menimbulkan korban sebanyak 712 orang, dengan rincian 132 orang meninggal dunia, 96 orang luka berat, dan 484 orang luka ringan/sedang.

 

Kecewa dengan kekalahan tim Arema, pendukung Arema melemparkan botol dan benda lain ke arah pemain dan manajemen sebelum menyerbu lapangan, yang akhirnya berujung pada kerusuhan. Rekaman video yang beredar menunjukkan pihak berwenang dari kepolisian menembakkan gas air mata serta mengejar para pendukung tersebut dalam upaya memulihkan ketertiban. Para petugas polisi itu menggunakan senjata tongkat dan perisai.

 

Peristiwa ini sangat kontroversial karena pihak kepolisian yang harusnya menertibkan para supporter yang rusuh dengan baik dan secara sop malah memakai cara kekerasan dengan memukul para suporter memakai tongkat dan perisai, selain itu pihak kepolisian melemparkan gas air mata di dalam stadion dengan jumlah penonton yang sangat banyak sehingga para penonton sesak nafas dan banyak yang tidak sanggup menahan gas air mata tersebut lalu tewas di tempat.

 

Itulah mengapa peristiwa ini tidak dapat menyalahkan para suporter yang rusuh karena kekecewaan mereka terhadap tim sepak bola mereka, tetapi pihak kepolisian lah yang seharusnya bertanggung jawab atas ketertiban para supporter alih alih menambah rusuh peristiwa yang terjadi.

 

Muhammad Jauza Dhiya Ulhaq

Mahasiswa KPI UIN SGD

KPI 3C

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023