Jangan Bungkamkan Kanjuruhan

Oleh : Sofa Nur Amal Nabila

Sampai hari ini Indonesia masih berduka. Tragedi stadion Kanjuruhan membuka lembaran sejarah baru di laga pertandingan Indonesia. Tepat pada Sabtu ( 1/10 ) saat laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya, dalam pertandingan tersebut pihak lawan yakni Persebaya memboyong kemenangan dari tuan rumah. Kekalahan atas 2-3 point tersebut memicu kekecewaan supporter Arema FC.
Banyak pihak menjadi korban, mulai dari orang dewasa, remaja, hingga anak-anak pun menjadi korban dari tragedi ini. Para penonton mulai tidak kondusif dan langsung turun lari menuju lapangan. Awalnya hanya beberapa saja yang turun ke lapangan, namun orang-orang tersebut menyorak penonton lain untuk ikut turun menyerbu supporter tim lawan.
Dari banyak saksi yang melihat, kasus terbanyak dalam perenggutan nyawa di studion kanjuruhanialah di pintu tribune 11,12 dan 13. Mereka mati berdesak-desakan karna saat penyemprotan gas air mati berlangsung, pintu dalam keadaan tertutup. Mereka mencoba keluar namun tidak bisa hingga korban jiwa mati kebanyakan karna terinjak penonton lain yang juga ingin menyelamatkan diri. Sebagian lagi juga disebebkan karna kurangnya oksigen dalam keadaan penuhnya gas air mata yang tersemprot.
Nyawa banyak orang sudah melayang. Dalam kasus stadion kanjuruhan ini, berita terkini mencatat sudah ratusan korban jiwa. Tangisan duka banyak orang tiap harinya tersalurkan. Banyak orang berkunjung di stadion, banyak pula karangan bunga yang sengaja di letakan di pintu tribune sebagai penghormatan terakhir pada korban jiwa.
Tidak sedikit penonton yang selamat mengaku trauma. Beberapa saksi mata sekaligus penonton yang selamat dalam tragedy tersebut mengatakan bahwa mereka diam di tribune, bertahan meski gas air mata sangat menyesakkan dada mereka. Melihat ratusan manusia yang berbondong menerobos pintu tribune hingga meninggal, menjadi kenangan pilu tersendiri bagi para penonton yang selamat.
Tragedi ini menjadi salah satu kasus duka besar dalam sejarah Indonesia. Kematian yang banyak merenggut nyawa secara masal, banyak pula menguras duka pada tiap-tiap insannya. Siapa yang perlu disalahkan?. Semuanya bungkam, seolah ini menjadi masalah kecil yang hari esok akan tertutp lembaran berita lain.  Dalam kejadian ini menjadi pembelajaran terbaru bagi tiap elemen masyarakat. Dari sisi mana pun kita perlu belajar bahwa kasus seperti ini semoga saja tidak akan lagi terulang.

Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung


Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023