Sosial Media, Bukan Tempat untuk Bercerita

Internet bukan lagi menjadi hal yang tabu kita perbincangkan, jaringan yang menghubungkan dari satu sistem ke sistem yang lain ini mampu mengukir tingkat kecepatan yang dimilikinya. Menjadikan sosial media sebagai buah hasil saluran internet yang terkenal akan tingkat efektivitasnya dalam menyampaikan pesan.
 
Belakangan ini sosial media menjadi pusat informasi yang tak kalah penting, mulai dari pemberitaan seperti bencana, kasus-kasus terbaru, bahkan menjadi wadah untuk mencari materi bagi beberapa orang tertentu. Tak ada salahnya menjadikan ssosial media sebagai segalanya, yang salah adalah menjadikan segalanya hanya untuk sosial media. 

Sebab hidup pasti memiliki privacy, bagaimana caranya kita menjaga privacy jika kita sendiri membongkar apa yang tengah dialami. Contoh, saat seseorang mengalami masalah, seperti broken home, atau kejadian tidak mengenakan lainnya. Rata-rata semua diceritakan di sosial media, dengan umpatan bahkan bahasa-bahasa yang tak patut dicerna.

Jauh di lubuk hari yang terdalam, ia hanya menginginkan perhatian. Agar orang-orang peduli padanya, memberi solusi dan membantu permasalahan. Tapi sadarkah kita? Bahwa yang terjadi justru sebaliknya. Terkadang orang hanya ingin tahu, penasaran, lantas menjadikannya sebagai bahan gosipan. Tidak semua orang peduli, tapi semua orang bisa jadi Hipokrisi. 

Bayangkan jika curhatan kita menjadi bahan candaan? Lantas disebarkan ke platform yang lebih luas lagi? Menyebarkan hal demikian sangat mudah dilakukan, karena efektivitas dari fungsi internet tadi. Jangan sampai, niat hati ingin berkeluh kesah justru malah bertambah masalah. Dunia tidak sebaik yang dikira, masuk ke kandang kucing bukan berarti kita tidak akan terluka.

Bijaklah dalam bersosial media. Sebab, sosial media bukan tempat untuk bercerita. Tapi satu sisi di mana kebohongan adalah hal yang lumrah, manipulasi adalah kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Sebab terkadang orang-orang hanya ingin melihat apa yang mereka lihat, tanpa tahu dapur apa yang tengah kita perbaiki. Jadikan sosial media tempat yang aman, bukan tempat yang mengancam.

Qisthy Anjani 
Mahasiswi KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023