Keuntungan dan Kerugian Letak Geografis, Astronomis Indonesia Dimusim Pancaroba



Musim pancaroba atau yang sering disebut peralihan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya, itu menjadi suatu hal yang biasa dirasakan oleh masyarakat di seluh dunia. Itu karena, musim pancaroba adalah suatu kejadian alam yang tidak bisa ditolak kedatangannya dan juga tidak bisa dihindari setiap tahunnya, salah satunya adalah Negara Indonesia. 

Secara geografis, Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia serta diapit oleh dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera pasifik. Selain itu, secara letak astronomis Indonesia juga terletak di 60 LU (Lintang Utara)-110 LS (Lintang Selatan) dan 950 BT (Bujur Timur)-1410 BT (Bujur Timur). Hal itulah yang menyebabkan Indonesia hanya memiliki dua musim saja, yaitu musim kemarau dan musim hujan, serta menjadi salah satu negara yang berada diwilayah iklim tropis, yang memiliki curah hujan tinggi, terdapat hutan hujan topis yang luasa, sinar matahri sepanjang tahun, dan memiliki kelembaban udara yang tinggi. Indonesia juga terletak digaris ekuator 00 LU/LS, sehingga terletak digaris tropis, serta dilewati oleh garis khatulistiwa. 

Indonesia menjadi salah satu negara yang sering mengalami pancaroba. Tidak bisa dipungkiri, karena letaknya yang strategis dan banyak dikelilingi pohon-pohon serta hutan hujan tropis, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki iklim yang sangat ekstrim diberbagai wilayahnya. Itu juga, yang menyebabkan Indonesia mengalami peralihan cuaca atau musim yang sangat ekstrim, menurut BMKG untuk pancaroba tahun ini yang pertama, dimulai sejak bulan September ke Oktober atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Musim pancaroba kedua terjadi sekitar bulan April, atau peralihan cuaca dari musim hujan ke musim kemarau.

Peralihan cuaca ekstrim tersebut, mengakibatkan kerugian dan keuntungan bagi masyarakat Indonesia. Salah satu kerugiannya, banyak daerah-daerah yang terendam banjir karena curah hujan yang sangat tinggi disertai angina kencang, bukan hanya itu tetapi merugikan para petani juga, akibat curah hujan yang tinggi banyak petani yang gagal panen karena sayurannya banyak yang busuk terendam banjir.

Adapun keuntungan dari peralihan cuaca ini, salah satunya adalah harga sayuran di wilayah tertentu menjadi mahal yang menguntungkan juga bagi para petani yang berada di dataran tinggi atau didaerah yang jarang terkena hujan. Karena hasil panen mereka saja yang laku dipasar, karena hasil tanaman yang di daerah terkena banjir itu mereka gagal panen sehingga stok barang cuma ada didaerah yang tidak terkena banjir.

Dengan demikian, masyarakat Indonesia harus benar-benar menyiapkan dirinya untuk menghadapi musim pancaroba ini, karena peralihan cuaca yang ekstrim ini banyak merugikan masyarakat terutama di daerah dataran rendah yang sering terendam banjir. Tetapi peralihan cuaca ini juga, membawa keuntungan bagi sebagian masyarakat yang berada di dataran tinggi atau yang jarang terkena hujan. Walau demikian, semua kejadian alam tersebut tidak bisa dihindari atau tidak bisa ditolak, namun kita sebagai manusia patut bersyukur dan menerima dengan bijak. 

Khoerul Rohman
Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jawa Barat

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023