Kenali Tanda-tanda Angin Puting Beliung di Musim Pancaroba

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta agar masyarakat tetap waspada terhadap datangnya angin puting beliung disaat musim pancaroba atau musim peralihan tiba. Puting beliung keluar dari awan Cumulonimbus (CB) yang terjadi di daratan. Tetapi jika terjadi di perairan fenomena ini disebut water spout. 

Fenomena angin puting beliung ini biasanya berupa angin kencang yang berputar dari bawah sampai ke atas. 
Peralihan musim atau pancaroba ini identik dengan muncul nya berbagai penyakit dan bencana alam seperti datangnya angin puting beliung yang tak diduga. Sebagai masyarakat tentunya kita harus siap siaga dalam berbagai ancaman dan kemungkinan bencana yang akan datang. Penting bagi kita untuk mengetahui tanda-tanda datangnya angin puting beliung.

Ciri-ciri yang biasa terjadi jika ada angin puting beliung yaitu udara terasa panas dan gerah dari malam hingga pagi. Pada pagi hari udara sudah terasa panas terik dan umumnya sekitar pukul 10.00 pagi, muncul awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis) dan ada satu jenis awan yang menjulang tinggi seperti bunga kol berwarna abu-abu kemudian awan tersebut berubah warna menjadi lebih gelap yang dikenal dengan awan CB. 

Dahan dan ranting bergerak cepat karena hembusan angin dan udara mulai terasa dingin kemudian datangnya hujan yang sangat lebat dengan tiba-tiba.
Angin puting beliung memiliki beberapa karakteristik diantaranya yaitu berdurasi singkat sekitar 10 menit atau kurang dengan luas berkisar 5-10km. Fenomena ini sulit diprediksi karena bersifat lokal dan kemungkinan kecil terjadi di tempat yang sama. Angin puting beliung biasanya terjadi pada siang atau sore hari bahkan menjelang malam. 

Untuk mengantisipasi terjadinya angin puting beliung yaitu dengan segera menebang pohon yang rimbun dan tinggi terlihat rapuh, untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut. Memperbaiki atap rumah yang mulai rapuh untuk menahan hempasan angin. Segera berlindung didalam ruangan yang kokoh dan hindari tempat kejadian. 

Rio Mughni Firdaus 
Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023