Macam-Macam Hidayah dalam Al-Fatihah Ayat 6 dan 7

Dakwahpos.com, Bandung – Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Halimiyah mengadakan pengajian rutin guna memperluas Ukhuwah Islamiyah serta membangun insan paripurna yang berakhlakul karimah dan berwawasan Ilmiah, Jum'at (29 Oktober 2021).

Pengajian rutin Masjid Al-Halimiyah merupakan kajian rutinan yang diselenggarakan Dewan Kemakmuran Masjid yang diisi oleh Ustadz Dindin Jamaludin S.Ag dengan mengangkat tema "Mengupas Macam-Macam Hidayah dari Q.s Al-Fatihah Ayat 6 dan 7".

Pada awal ceramahnya beliau menyampaikan kepada jama'ah bahwa "Berkumpulnya kita semua adalah suatu hikmah yang sangat besar barokahnya dalam rangka Tolab Ilmu yang merupakan kewajiban bagi seorang Muslim. Dengan siapapun penceramahnya, kapanpun, dan dimanapun itu karena yang dinamakan Tolab Ilmu hukumnya wajib maka harap bapak-ibuk untuk mendengarkan sepatah dua patah yang saya sampaikan". Ujarnya, Jum'at 29/10/2021.

Dalam isi ceramahnya, Beliau mengupas macam-macam hidayah dari Q.s Al-Fatihah ayat 6 dan 7 dengan ayat صِرَاطَ الَّØ°ِÙŠْÙ†َ اَÙ†ْعَÙ…ْتَ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِÙ…ْ Û•ۙ غَÙŠْرِ الْÙ…َغْضُÙˆْبِ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِÙ…ْ ÙˆَÙ„َا الضَّاۤÙ„ِّÙŠْÙ†َ ࣖ menyambung ayat ini dimana ada rahasia Hadists Qudsi dalam arti firman Allah yang tidak termaktub di dalam al-Qur'an 30 juz, 114 surat, 2636 ayat, atau 6666 ayat 22 tahun, 2 bulan, 22 hari lalu disatukan menjadi 23 tahun. Kemudian jumlah ayat yang sebenarnya adalah 6236 ayat. Diantaranya terdapat dalam Hadits Qudsi Dawuh Allah yang tidak ada di dalam al-Qur'an tetapi statusnya sama-sama Kalamullah.

Ustadz Dindin tetap memberi pengertian bahwa ketika kita membacakan kalimat Iyyakana'budu Wa Iyyaakanasta'in 'Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan'.harus memakai Syidah atau tasydid karena jika tidak memakai tasydid maka artinya berbeda.

Ketika selesai membaca 'Iyyakana'budu Wa Iyyaakanasta'in', Segala macam hajat yang kita maksud sampaikan kepada Allah terutama diawali dengan mengucapkan "Yaa Rabb ampunilah dosaku dan dosa kedua Orang tuaku", Ini adalah suatu hal paling luar biasa ketika selesai membaca ayat 'Iyyakana'budu Wa Iyyaakanasta'in' sampaikan kepada Allah dan jangan di lafalkan apalagi dengan Bahasa sunda, maka batal do'anya, Hakikat dari ayat tersebut yang kita minta kepada Allah adalah ' صِرَاطَ الَّØ°ِÙŠْÙ†َ اَÙ†ْعَÙ…ْتَ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِÙ…ْ Û•ۙ غَÙŠْرِ الْÙ…َغْضُÙˆْبِ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِÙ…ْ ÙˆَÙ„َا الضَّاۤÙ„ِّÙŠْÙ†َ 'Jalan yang sudah Allah berikan nikmat terhadap kita semua, serta tunjukan aku kepada jalan yang lurus'.

Tafsir Al-Muyasar memberi arti mufasir bahwa ; 'IhdinassiratolMustaqim itu Yaa Rab yang saya minta sesudah menyembah-Mu yaitu tunjukan jalan yang lurus itu adalah 'Inna Dzullana Wa Arsyidna Wa Wafiqna Ila-Thoriqil Mustaqim Wa Tsabitna 'Alaihi Hatta Nalqoka Wahuwa Al Islamu Alladzi Huwa At-Thoriqul Waa-Di u Al-Mausilu Ilaa Ridwanillahi Wa-Ila Jannatihi'

Ini adalah tafsiran atau maksud dari ayat 'IhdinassiratolMustaqiim. Lalu Ustadz Dindin pun menuturkan Hadits Nabi, Jadi apa yang kita pinta apa yang kita harapkan sesudah dari membaca 'Iyyakana'budu Wa Iyyaakanasta'in' intinya adalah 'Dinu-l Islam'.

Ustadz Dindin menyebutkan bahwa Dinu-l Islam Agama Islam yang seperti apa ?

Pertama, al-Islam al-Istislam, al-Islam Atto'atu Wal Itba. Al-Islam Tahkimu Kitabilaitiumuril'iban Islam itu ketundukan dan penyerahan, Islam itu ta'at dan mengikuti, dan Islam itu mengajarkan hukum Allah terhadap kitab Allah dan Rasul-Nya. Ini yang disebut dengan Islam.

Dalam ayat ini terdapat Hidayah, dimana hidayah itu terbagi menjadi 4 bagian ;

1.     Hidayatu-Tahdiyah

2.     Hidayatu-l Hawas

3.     Hidayatu-l'Aqli

4.     Hidayatu-Din

Pada akhir ceramahnya beliau menuturkan bahwa kalimat 'Aamin' tidak termasuk pada surat al-Fatihah, dan sudah mufakat tidak ada dalam kitab ataupun dalam mushaf. Dan juga terkadang ada orang pada saat membaca al-Fatihah sebelum membaca 'aamiin' diakhiri dengan 'Rabbigfirli Waaliwaalidayya Aamiin' itu merupakan syaklk dalam Al- As-Ilah Wal Ajwibah Wal Ushuliyah karya besar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah maka itu disebut sebagai 'Ziyadah 'amali sholat' tambahan dari pekerjaan salat, maka hukumnya 'haroomun' haram, mungguh Syaikhul Islam. Tetapi yang memfatwakan ini adalah hadir dari kaum Ahlus-Sunnah Wal Jama'ah Al-Asyriah dan Al-Ma'turidiyah disebutkan maka inshaAllah tidak membatalkan malah dianjurkan sebab Fatihah merupakan do'a utama diantara do'a-do'a yang lainnya. Tapi, jika bisa dan mampu maka 'Syiriah' ketika melafalkan itu nada nya diperkecil jangan dilafalkan dengan suara yang besar karena yang utama pada 'Aamiin' disini adalah Astajib akan diijabah Muwafaqoh berbarengan ketika Imam mengucap aamiin dan kita (makmum).

 

Reporter : Silmie Rusydiani Sholihah

Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023