Saat Pandemi, Masjid Darussalam Jalankan Kegiatan Kajian Keagamaan Secara Daring

Dakwahpos.com, Bandung- Masjid Darussalam mengambil inisiatif untuk memindahkan pusat kegiatan kajian keagamaan menjadi berbasis daring semenjak pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia. Dengan begitu, masyarakat di sekitar Masjid Darussalam dapat tetap menimba ilmu, mempererat ukhuwah serta berupaya meraih ridha Allah swt melalui kajian-kajian keagamaan yang diselenggarakan oleh pihak DKM Darussalam.

Sebelum pandemi Covid-19, Masjid Darussalam secara rutin menyelenggarakan kajian keagamaan. Dimulai dari hari senin sampai ahad, kecuali hari jumat, tidak ada kajian sama sekali. Karena itulah, kegiatan kajian keagamaan menjadi seperti kebutuhan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Masjid Darussalam.

Kegiatan kajian keagamaan ini dimulai dari hari senin sampai kamis, pada pukul 18:00 setelah shalat maghrib, sampai 20:00 dengan diselingi shalat isya terlebih dahulu. Biasanya pada hari senin kajiannya berisi kajian tafsir memakai Kitab Shofwatut Tafasir, hari selasa mempelajari Kitab Durusul Lughoh membahas tentang bahasa arab dasar, hari rabu mempelajari Kitab Bulughul Maram dan hari Kamis mempelajari Kitab Tuhfatul Athfal membahas tentang tajwid dasar. Dengan begitu, masyarakat di sekitar Masjid Darussalam menjadi terbantu oleh program masjid dalam kegiatan kajian keagamaan untuk memahami agamanya.

Selain itu, terdapat kajian yang terbuka untuk umum. Yang diselenggarakan pada hari sabtu dan minggu pagi, biasanya pada hari sabtu dan minggu kajian yang dilaksanakannya lebih lama ketimbang kajian seperti pada hari biasanya. Dikarenakan banyaknya tanya jawab yang menyebabkan diskusi berjalan dengan hangat dan alot, menjadikan para jamaah selalu mengemukakan pertanyaan-pertanyaannya atas permasalahan kehidupan sehari-hari mereka. Pada hari sabtu kajian keagamaannya selalu mempelajari kitab tafsir Al Maraghi, dengan tidak hanya membahas pada tema ayat saja. Namun juga, seringkali membahas lintas masalah tentang permasalahan terkini. Hari minggu biasanya selalu mengundang asatidz dari luar untuk memberikan ceramah di Masjid Darussalam, namun karena pandemi kajian hari minggu yang disebut JIHAD (pengajian hari ahad) di Masjid Darussalam dihentikan untuk sementara.

Ketua DKM Darussalam Pak H. Aris Muharam S. Ag menuturkan "Kami (Masjid Darussalam) menyelenggarakan kajian secara online melalui zoom. Namun, kajian online seperti itu ada plus dan minusnya" ujarnya. "Plusnya, jangkauan audience lebih luas. Contohnya, pada kajian sabtu pagi, itu audience nya ada yang dari jakarta bahkan sampai merauke. Yang lainnya, para jamaah yang merasa riskan untuk datang ke masjid, bisa dapat mengikuti kajian secara online". "Minusnya, ada juga di antara para jamaah yang belum menguasai teknologi. Kemudian juga, kembali kepada kendala ekonomi. Karena untuk mengikuti kajian online itu membutuhkan internet, untuk hal itu pula memerlukan biaya yang memadai. Bahkan ada satu keluarga yang hanya mempunyai satu gadget di rumahnya, yang digunakan secara bergantian. Dan juga, kegiatan kajian secara online juga seringkali  terdapat keterbatasan dalam berdiskusi"

"Namun, kembali kepada kenyamanan para jamaah masing-masing ketika dalam melaksanakan kajian. Ada yang memang harus tatap muka agar dapat lebih fokus dan mendapat materi lebih lengkap dengan adanya diskusi. Tetapi, ada juga yang lebih nyaman kajian secara online, karena dinilai lebih praktis dan efisien". Ketua DKM Darussalam menambahkan "Para jamaah sudah banyak kembali mengajukan permintaan agar kajian secara offline segera dilaksanakan, karena melihat perkembangan Covid-19 yang alhamdulilah mulai terus menurun". Ujarnya. Begitulah kondisi kajian keagamaan di Masjid Darussalam. Masjid yang menjadi pusat untuk menimba ilmu, meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat dengan programnya dan paling penting membantu masyarakat dalam menjaga agamanya. Karena dalam data yang terdapat di kelurahan, tempat lokasi tersebut didapati orang Muslim 30% dan non-Muslim 70% meliputi agama lain dengan agama Kristen dan Konghucu terbanyak. (25/9)

Reporter : Indra Margana
Mahasiswa UIN SGD Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023