Unjuk Rasa Untuk Siapa

 
 
Oleh : Naufal Fath Fadhlurrohman

Demonstrasi unjuk rasa tentang penolakan UU Ciptaker (Omnibuslaw) yang terjadi pada Selasa, 6 Oktober 2020 kemarin menuai banyaknya asumsi bahwa sebenarnya demonstrasi ini ditunggangi oleh oknum – oknum politik yang ingin membuat perpecahan pada masyarakat Indonditunggangi oleh oknum – oknum politik yang ingin membuat perpecahan pada masyarakat Indonesia. Beberapa masyarakat mengatakan karena akan diadakannya PILKADA maka menjadi sebuah kesempatan untuk mengambil suara rakyat.

Unjuk rasa yang diajukan oleh masyarakat dan beberapa mahasiswa ini ditujukan untuk DPR RI karena beberapa poin dari UU Ciptaker ini diduga dapat membuat kerugian terhadap buruh. Sementara dari pihak DPR RI itu sendiri mengatakan bahwa poin – poin yang disampaikan oleh masyarakat dan mahasiswa ini merupakan hoax. Karena jika diteliti lebih dalam dari UU Ciptaker ini, poin – poin yang disampaikan itu tidak benar.

Adapun yang harus digugat adalah tidak adanya resapan publik mengenai UU Ciptaker ini, Draft yang belum sampai ke tahap final, beberapa angggota DPR yang tidak memegang draft tersebut. Karena seperti yang kita tahu bahwa pengesahan ini terlalu terburu – buru yang seharusnya disahkan pada tanggal 8 Oktober 2020.

Beberapa masyarakat mengatakan bahwa UU Ciptaker ini sangat merugikan para buruh. Tetapi penjelasan tersebut dibantah dengan tegas oleh pihak DPR karena jika kita membaca lebih teliti lagi, tidak ada poin – poin atau pasal – pasal yang merugikan masyarakat terutama buruh. Lalu siapa sebenarnya yang merasa dirugikan? Itulah mengapa demonstrasi tersebut banyak menuai asumsi – asumsi liar karena berdasarkan tujuannnya yang tidak dapat dipahami oleh pihak buruh ataupun DPR itu sendiri.

Untuk itu, sebaiknya kita harus lebih teliti lagi dalam mencerna informasi – informasi terutama yang beredar di media sosial. Karena jika kita mudah terprovokasi akibat informasi – informasi yang kita dapat dan ternyata informasi tersebut adalah hoax, maka akan banyak oknum – oknum yang memanfaatkan momentum seperti itu. Jadilah masyarakat yang bijak dalam mencerna sebuah informasi terutama pada zaman yang sudah sangat modern seperti ini.


Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023