Salah kaprah, perihal physical distancing

oleh : indry febrian
Selain memakai masker untuk terhindar dari virus corona masyarakat juga harus melakukan jaga jarak alias physical distancing. Covid'19 bukan lagi sebagai konspirasi karena sudah terbukti nyatanya bahkan puluhan, ribuan sampai ratusan orang terdampak virus ini. Jelas perlunya penanganan khusus agar meminimalisir terdampaknya covid' 19.

Tentunya berawal dari diri sendiri yang merubah pola hidup menjadi lebih baik. Sebab virus ini rentan menular tiga sampai enam kali lebih cepat. Penyebaran virus corona terjadi ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin atau berbicara, dan tetesan dari mulut atau hidung mereka di luncurkan ke udara dan mendarat di mulut atau hidung orang orang di dekatnya.

 Maka dari itu jaga jarak mampu meminimalisir kesempatan untuk bersentuhan dengan permukaan yang terkontaminasi dan orang yang terinfeksi di luar rumah. Akan tetapi sangat di sayang kan sekali protokol jaga jarak ini masih sulit di lakukan, terutama saat berada di luar rumah bahkan tempat yang sering sekali di kunjungi orang banyak seperti tempat kerja, apotek, rumah sakit, pasar, bank, dll.

Selama ini masih banyak yang salah tangkap prihal physical distancing. physical distancing hanya menjaga jarak secara fisik dan bukan berarti memutuskan hubungan kerabat atau hubungan sosial. Terutama saat di tempat tempat tersebut. Padahal, boleh saja kita ke tempat umum, ke kantor, ke pasar, asal tahu dan tetap menjalankan physical distancing yang benarnya.

 Terutama seperti tempat tempat yang jelas jelas ramai maka kita perlu menggantre untuk mencegah penularan covid'19  ini Hal ini justru sangat perlu di perhatikan agar tidak membentuk kerumunan dan keramaian. Terutama protokol kesehatan dengan menjaga jarak juga harus dilakukan yakni jarak ideal 1,5 meter dengan yang lain. 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023