Kebebasan Berpendapat Harus Disampaikan Dengan Bijak

Oleh : Raihan Husna

Berpendapat adalah hal yang melekat di zaman  ini, kebebasan berpendapat semakin dipermudah dengan teknologi yang maju dan berkembang. Sebagai salah satu contohnya ialah  kebebasan berpendapat melalui media sosial, di zaman milenial ini hampir seluruh masyarakat menggunakan media sosial sebagai wadah informasi bahkan sebagai sumber penghasilan.

Kebebasan berpendapat adalah hak bagi semua orang, seseorang bisa menyampaikan opini dengan bebas tanpa adanya batasan, kecuali menyebarkan kebencian dan SARA (Suku, Ras dan Agama). Kebebasan berpendapat tentunya harus disampaikan dengan bijak, jangan sampai pendapat kita menimbulkan  konflik dan perpecahan.

Akhir-akhir ini ramai diperbincangkan tentang karikatur Nabi Muhammad di majalah Charli Hebdo, yang tentu menyinggung umat Muslim. Menurut Presiden Prancis yaitu Emanuel Macron, Ia berkata bahwasannya, karikatur ini adalah sebagai bentuk kebebasan berpendapat. Pernyataan Presiden Prancis itu menyinggung umat muslim didunia. Pernyataannya tidak menggambarkan sikap toleransi antar umat beragama.  

Bagi umat muslim, Nabi Muhammad adalah seseorang yang sangat di agungkan. Sehingga sosok Nabi Muhammad tidak boleh digambarkan. Pembuatan karikatur Nabi Muhammad merupakan sebuah penghinaan dan penistaan Agama Islam. Sebagai pemimpin seharusnya memberikan contoh yang baik terhadap masyarakat bukannya memprovokasi dan memicu konflik dan menimbulkan perpecahan.

Sebelum berpendapat, pikirkan terlebih dahulu apakah pendapat yang kita sampaikan akan menyinggung seseorang atau bahkan menimbulkan perpecahan. Jika sudah dipikirkan, sampaikanlah dengan kata-kata yang sopan dan santun. Jangan sampai kata-kata yang keluar dari mulut kita, harus berakhir di pengadilan.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023