Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat. Nyatanya?

Oleh: Amira Nadha Shifa

Saat ini Indonesia sedang dilanda berbagai permasalahan. Mulai dari COVID-19 yang tak kunjung usai, hingga muncul permasalahan baru yaitu pengesahan RUU Cipta kerja yang tak sesuai dengan keinginan Rakyat.

Pasalnya, terdapat  beberapa poin dalam RUU Cipta Kerja yang dianggap mengambil hak rakyat kecil dan lebih menguntungkan investor asing. Terlebih lagi dalam keadaan sekarang,  banyak rakyat yang mengalami kesulitan ekonomi, mulai dari pendapatan yang menurun hingga di PHK, akibat wabah COVID-19 yang tak kunjung usai. Lantas kenapa pemerintah makin mempersulit rakyat yang sudah sulit?

Bagi kalangan atas mungkin tidak masalah dengan UU Cipta kerja ini, karena banyak menimbulkan keuntungan, terutama bagi investor asing. Namun, bagi rakyat kecil? Coba pikirkan lagi.

Apakah bijaksana ketika banyak rakyat menolak RUU ini, Namun pemerintah ingin cepat-cepat mengesahkan RUU ini, seakan-akan yang inilah yang paling darurat yang harus diselesaikan.  Apa kabar Coronavirus? Apakah sudah terselesaikan?

Ketika ada wakil rakyat 'yang benar benar wakil rakyat' tidak setuju dan ingin menyampaikan pendapatnya, malah dimatikan mikrofonnya oleh 'yang katanya' wakil rakyat. Apakah itu mencerminkan sikap yang baik untuk dicontoh rakyatnya?

Tentu saja ini menarik perhatian seluruh rakyat Indonesia. Hingga akhirnya mahasiswa melakukan aksinya, buruh pun ikut menuntut haknya dilapangan. Meminta  UU Cipta kerja dicabut. Beribu-ribu manusia ada di satu tempat. Apa mungkin mereka sudah lupa ataukah tidak peduli lagi dengan Covid-19?

Lalu, apakah aspirasi rakyat didengar ataukah diabaikan? Jika benar wakil rakyat, seharusnya mendengarkan apa yang rakyat inginkan. Bukankah begitu?

Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023