Barang Seusai Kuliah Tak Selalu Harus Dijual

Oleh Sherly Sagita
Daerah perantauan bisa dibilang tempat asing bagi orang yang tidak biasa mengalami dan merasakan kehidupan disana.

Ini memicu supaya dapat mencari pengalaman baru, berani mengambil resiko apapun yang akan terjadi kedepan, dan bisa lebih mandiri ketika belajar melakukan aktifitas apapun ketika jauh dari orang tua, kerabat, saudara dan anggota keluarga terdekat lainnya.

Banyak barang di kosan bagi anak rantau itu sudah tidak asing lagi ketika menjelang semester akhir.

Terutama berbagai buku mata kuliah yang berbeda setiap pergantian semester.
Terkadang karena hal itulah mahasiswa seringkali bingung, untuk menata buku yang semakin bertambah itu.

Biasanya anak kost selain memusingkan semakin banyaknya jumlah buku, tetapi juga perasaan ingin pulang selalu terpikirkan.
 Ketika punya tempat kedua di daerah perantauan seringkali kebingungan pada saat harus membawa barang rumah seperti baju, alat masak, dan barang keperluan lainnya.

Dari beberapa peralatan tersebut, faktanya buku yang seringkali bertambah karena tiap semester berganti, pelajaran pun baru lagi, ditambah dengan mata kuliah tiap semester itu jumlahnya cukup banyak.

 Wajar saja mahasiswa menjadi pusing akan hal itu. dari hal tersebut diperlukan adanya solusi yang tepat untuk mengatasi kebingungan mengenai hal itu supaya bisa mengurangi barang yang ada.

Cara tepat yang dapat dilakukan ketika buku semakin banyak menumpuk ialah dengan cara menjualnya, bisa pula diberikan kepada mahasiswa yang baru masuk dan bisa pula kepada orang luar yang belum mampu melanjutkan studinya di dunia perkuliahan agar perlahan memotivasi ingin kuliah. Karena peduli terhadap sesama merupakan hal terpenting dalam kehidupan, hakikat kemanusiaan pada dasarnya saling membutuhkan.

Sherly Sagita
Mahasiswa KPI UIN Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023