Terbakar atau Dibakar?

Oleh : Abdul Hasib Hudaya

Tercatat 44.769 hektar hutan di Kalimantan telah terbakar dan masih bertambah karena sampai saat ini masih terbakar, memang memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tidak semudah memadamkan api unggun maupun obor, tapi apa saja yang telah dilakukan pemerintah?

Perlu diketahui sebelumnya bahwa ini bukan sepenuhnya terbakar akan tetapi ada tangan tangan nakal yang sengaja "membakar" hutan. Apa untungnya membakar hutan? Setelah presiden dan pemerintahmemutuskan memindahkan ibukota ke pulau Kalimantan, otomatis perusahaan pun ingin membuat poperti, membangun saham dan sebagainya di pulau Kalimantan, Sudah jelas ini ulah oknum perusahaan yang melakukan praktik 'land clearing' dengan cara mudah dan murah dengan memanfaatkan musim kemarau.

Dan dampak yang paling terasa bagi warga Kalimantan adalah kualitas udara yang sangat buruk, penyakit hidung tersumbay, pusing, mata perih sudah dialami oleh warga sana setiap hari. Jika karhutla ini terus terjadi tanpa ada penanganan yang serius maka dampaknya bukan hanya membunuh ribuan hektar tanah akan tetapi membunuh juga masyarakat Kalimantan secara perlahan akibat kualitas udara yang sangat buruk.

Akibat panjangnya dapat diprediksi pulau Kalimantan dalam  beberapa taun kedepan akan kehilangan 'paru paru dunia'nya, masyarakat akan kehilangan mata pencahariannya dan akan diganti oleh gedung-gedung pencakar langit.
Sudah seharusnya pemerintah melakukan upaya maksimal untuk memadamkan karhutla mungkin dengan hujan buatan, pemadaman melalui drone ataupun cara lain, sedangkan kita sebagai masyarakat biasa mungkin bisa membantu dengan memberi donasi bagi korban karhutla maupun berdo'a agar musim kemarau cepat berakhir dan juga cepat turun hujan, Amin.

Abdul Hasib Hudaya, Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung


Virus-free. www.avast.com

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023