Slip Tongue Buat Rakyat Selektif dan Solutif Beri Gagasan

Ungkapan bahwa lidah lebih ringan dari kapas dan lebih tajam dari pedang, nampaknya kini sudah menjadi realitas dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih di era digital seperti sekarang ini, hampir setiap gerak-gerik manusia menjadi pantauan khalayak terutama bagi seorang public figure. Apa yang terlontar dari mulutnya pasti menjadi diskursus diantara masyarakat.

Tidak bisa pungkiri bahwa dilihat dari tabiatnya, manusia adalah makhluk yang selalu ingin didengar dan diperhatikan. Apa yang muncul di benaknya baik berupa ide maupun komentar, selalu ia anggap paling ideal dari pihak lain dan inilah yang menjadikan seseorang begitu berani menyampaikan gagasan serta komentar di depan umum sekalipun gagasan itu bukan koridor keilmuannya.

Hal yang seperti ini akan berdampak pada rusaknya kredibilitas serta karier yang telah ia bangun. Coba kita lihat, berapa banyak para politisi dan pejabat pemerintah yang harus berakhir di hotel prodeo gara-gara ungkapan yang keluar dari lisannya?

Jika kita mau berkaca dengan peristiwa-peristiwa slip tongue yang terjadi pada public figure, maka alangkah baiknya seseorang memikirkan terlebih dahulu apa yang ingin disampaikannya. Bahkan seorang pemimpin besar umat Islam yakni Umar bin Khaththab pun sangat berhati-hati dalam masalah ini sampai-sampai beliau mengatakan, "Hisablah dirimu sendiri sebelum dirimu dihisab." Maksudnya, pikirkanlah apa yang hendak kamu kerjakan sebelum kamu mengerjakannya.

Namun, bukan berarti kita tidak perlu memberikan gagasan dan komentar yang membangun. Akan tetapi, dengan adanya peristiwa-peristiwa semacam ini, kita bisa lebih selektif serta solutif dalam menyampaikan berbagai gagasan pada khalayak.

Ahmad Rifa'i Yusuf N
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023