Memberkati Ibu Pertiwi

Oleh: Isna Nurul Itsnaini

Pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 tinggal di depan mata. Banyak pihak mengkhawatirkan adanya potensi unjuk rasa saat pelantikan nanti. Meski begitu, Polri dengan tegas telah melarang adanya aksi demonstrasi baik menjelang hingga pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2019 nanti.

Terpilihnya  kembali Jokowi sebagai Presiden memang menuai banyak kontrofersi. Masyarakat dibuat resah karena sebelum pelantikan presiden Nusantara sudah "digoyang" dengan aneka isu. Bermacam sentimen mengenai hal yang paling mendasar dan mumpuni bikin goyang, yaitu SARA, digelontorkan di berbagai titik. Setelah itu, dikeluarkannya berbagai Rancangan Undang-undang yang begini dan begitu besar bagi negeri ini. Seakan belum cukup panas, hutan pun terbakar, yang kemudian apinya tambah-tambah menyulut kemarahan.

Masyarakat boleh saja marah, kecewa antas semua kekacauan yang terjadi. Tapi tidak etis bila kemudian berfikiran untuk membuat kerusuhan ketika pelantikan.

Salah satu cara untuk bersikap legowo dan tetap menjaga kentraman menjelam pelantikan presiden adalah dengan DIAM. Karena layaknya air yang diaduk-aduk di dalam gelas, semua akan kembali tenang kalau didiamkan. Diamnya bukan berarti kita menerima atau menolak yang terjadi --sungguh ini adalah hak setiap kita untuk menerima atau menolaknya, saya tidak akan menilai-nilai. Tapi diam untuk menetralisir ketegangan.

Diamnya kita akan menghentikan pergumulan batin dan pikiran sendiri, yang pada gilirannya akan menghentikan setiap komentar berisi hujatan PUN pujian. Media sosial telah sangat berperan dalam "pertempuran", maka diamnya kita atas segala permasalahan yang terjadi akan sangat membantu menenangkan. Diamnya kita akan mengurangi energi yang perang di langit Indonesia, yang dengan demikian berarti menyingkirkan awan kelabu dan membiarkan cahaya masuk. Diam yang tetap mengawal kebaikan tanah air, melalui cara lain yang tidak pernah diduga tapi layak dicoba.

Jadi, maukah mencoba menyelamatkan seluruh bangsa?

Yuk, diam bersama mengenai hal-hal yang sedang terjalin kusut ini. Ambil waktu untuk hening, lalu mulai fokus pada hati. Niatkan untuk mengirim energi kasih kepada bumi pertiwi dan semua yang menghuninya. Niatkan bahwa melalui keberadaan kita, tubuh dan jiwa kita ini, Tuhan Semesta alam bekerja mengharmonisasi negeri. Lalu sudahi dengan senyum kepasrahan, dan biarkan seluruh kekuatan Semesta bekerja menyelaraskan keadaan. Sadari, bahwa kita diberi kesempatan untuk hidup di sini salah satunya adalah untuk tujuan ini : memberkati ibu Pertiwi.

Penulis, Mahasiswi UIN SGD Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023