Amanah atau Topeng Belaka.


Oleh: Az Zahra Nur Fikri

Polemik dunia politik Indonesia memang berada pada puncaknya tahun ini, wajah baru para perwakilan suara rakyat membuat kecemasan baru bagi masyarakat bukan tanpa sebab akan tetapi karena para wajah baru ini memiliki prestasi hitam yang dalam arti pernah melakukan tindak pidana seperti korupsi.

Kecemasan masyarakat ini tentu menimbulkan banyak pendapat baik pro ataupun kontra, tidak sedikit pula yang berkomentar negatif atas terpilihnya wajah-wajah baru ini.
Banyak yang beranggapan bahwa anggota baru ini tidak akan bisa mengemban amanah dengan baik selain karena pernah melakukan tindak korupsi, mereka juga merupakan orang-orang partai yang selalu melakukan propaganda bahkan menimbulkan keresehan yang berlebih pada masyarakat.

Masyarakat khawatir dengan terpilihnya mereka, maka keberlangsungan hidup warga Indonesia semakin tidak kondusif dan tidak terarah. Di tambah dengan kasus kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua yang telah mengorbankan banyak jiwa dan kerugian bermilyar bahkan triliyun tidak menyadarkan atau membuat para wajah baru Indonesia ini merasa iba, mereka tetap sibuk akan kekuasaan dan kedudukan mereka tanpa memikirkan kedaulatan dan keamanan rakyat Wamena di luar sana.

Para netizen berpendapat bahwa dengan terpilihnya mereka sebagai wajah baru Indonesia sampai beberapa tahun kedepan ini membuat Indonesia di ambang kehancuran.
Pembuatan RUU KUHP yang baru saja di buat pemerintahan juga yang telah membuat banyak masyarakat hidup tidak tenang, baru-baru ini terjadi demo besar besaran di seluruh penjuru negeri ini dan mayoritas yang turun ke lapanagan adalah para mahasiswa ataupun mahasiswi dari berbagai kampus yang ada di Indonesia hal ini tentu membuat keadaan negeri ini semakin sulit dan tidak terkendali. Masalah karhutla belum selesai kemudian di susul masalah RUU KUHP dan sekarang di tambah dengan masalah wajah baru pemerintahan Indonesia yang sudah tidak bisa mendapatkan kepercayaan lagi dari warganya.

Jika di tinjau lebih lanjut, wajah baru para anggota DPR, MPR dan lainnya tentu banyak yang berasumsi bahwa Indonesia telah melanggar sila-sila yang ada di pancasila. Rakyat tidak merasa nyaman, tidak mendapatkan kedamaian, kedaulatan bahkan merasakan ketakutan dan bisa jadi traumatis. Semua itu sudah di cangkup dalam pancasila akan tetapi yang terjadi dilapangan tidak seperti itu, bahkan sila pertama tentang Ketuhanan Yang Maha Esa pun rasanya telah tercemari akibat politik yang di sangkutkan dengan agama dan itu semua yang menimbulkan aturan-aturan baru yang tidak wajar.

Kami para penerus bangsa dan rakyat tentu menginginkan sesuatu hal yang lebih maju, lebih menguntungkan untuk segala aspek. Maka dari itu sebagian besar masyarakat berusaha menyuarakan aspirasi demi kemajuan Indonesia untuk kedepanya, akan tetapi para Dewan Perwakilan Rakyat seperti nya kurang mendengarkan suara rakyatnya dan hanya sibuk menyiapkan para wajah baru yang akan meneruskan langkah mereka.
Harapan kami adalah tolong jangan bungkam pendapat seseorang, karena setiap orang memilik porsi masing-masing dalam menerima nasihat dan memberi masukan. Dan semoga apa yang di takutkan masyarakat tidak benar terjadi, karena jika benar terjadi makan Indonesia sudah bukan suatu negara kesatuan akan tetapi negara keruntuhan.


Penulis, Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023